Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pria Asing Diduga Pilot Susi Air Gabung KKB, TNI: Foto Itu Hoaks!

ilustrasi pesawat (Susi Air) (IDN Times/Rehia Sebayang)

Jakarta, IDN Times - Di saat personel gabungan TNI-Polri berupaya mencari keberadaan Philips Mark Merhens, tiba-tiba muncul video di media sosial yang menyebut pilot Susi Air itu telah bergabung Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Video itu menggambarkan seorang warga asing yang mengenakan topi berwarna cokelat, lalu memegang bendera Bintang Kejora. Di sisi kanan dan kiri pria asing itu terdapat sejumlah orang Papua. Satu orang terlihat menenteng senjata laras panjang. 

Dalam video itu kemudian dibuat narasi pria asing itu adalah Philips. Ia disebut-sebut telah bergabung dengan KKB Papua. 

Pangdam XVII/Cendrawasih, Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa, menegaskan video atau foto yang beredar di media sosial itu hoaks. Philips yang disebut-sebut hilang sejak 7 Februari 2023 masih dalam pencarian personel gabungan TNI-Polri. 

"Personel pilot Susi Air diduga masih bersama KST (Kelompok Separatis Teroris) dan terus dilakukan pencarian sesuai kondisi di lapangan," ungkap Saleh ketika dikonfirmasi pada Sabtu (11/2/2023). 

Setelah ditelusuri, video yang beredar di media sosial itu merupakan dokumentasi lama. Video itu direkam pada Februari 2022. Saleh pun menyayangkan narasi hoaks itu beredar luas di media sosial. 

Lalu, apakah sudah ditemukan keberadaan kapten Philips yang diklaim disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya?

1. Sinyal GPS dari alat telekomunikasi milik pilot Susi Air sudah hilang sejak Selasa lalu

Susi Air dibakar kelompok teroris KKB. (twitter.com/@99)

Sementara, dikutip dari kantor berita ANTARA, hingga saat ini keberadaan Kapten Philips belum diketahui. Komandan Satgas Damai Cartenz, Kombes (Pol) Faizal Ramadhani, mengatakan sinyal GPS dari alat telekomunikasi yang melekat ke pilot Susi Air itu sudah mati sejak Selasa, 7 Februari 2023. 

"Sampai saat ini belum diketahui keberadaannya karena GPS-nya sudah tidak menyala sejak Selasa (7/2/2023) sekitar pukul 10:00 WIT," ungkap Faizal pada Jumat (10/2/2023). 

Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua itu menyebut, lokasi keberadaan pilot Susi Air dengan 15 pekerja pembangunan puskesmas berbeda. Semula, 15 pekerja itu akan diangkut kembali menuju Timika dari Distrik Paro dengan menumpang pesawat Susi Air tersebut. Namun, oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya pesawat tersebut malah dibakar.

Belasan pekerja itu berada di gunung lantaran bersembunyi dari KKB. Mereka berhasil kabur dengan bantuan warga setempat. 

Distrik Paro di Kabupaten Nduga, Papua diketahui memang menjadi markas KKB pimpinan Egianus Kogoya. Sebelum pesawat milik maskapai Susi Air dibakar, mereka sempat mengancam bakal membunuh 15 pekerja sipil tersebut.

Lantaran diancam, akhirnya belasan pekerja memilih kabur dan berlindung ke pegunungan. Mereka lalu diselamatkan warga setempat. Personel gabungan TNI-Polri pun berhasil berkomunikasi dengan belasan pekerja pembangunan puskesmas itu. 

"TKP evakuasi ke-15 pekerja berbeda dengan TKP pilot Susi Air yang berada di lapangan terbang. Namun, keduanya masih masuk Distrik Paro, Kabupaten Nduga," tutur Faizal. 

2. KKB juga sebar hoaks TNI akan lakukan operasi militer di Distrik Paro

Notifikasi hoaks tentang warga asing yang diduga pilot Susi Air bergabung dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua. (Dokumentasi Polda Papua)

Selain menyebarkan narasi pilot berkebangsaan Selandia Baru itu sudah menjadi bagian dari KKB, mereka juga menyampaikan rumor personel TNI-Polri akan melakukan operasi militer di Distrik Paro, Nduga. Kabar itu diduga sengaja disebarluaskan agar warga meninggalkan Distrik Paro. 

"Banyak beredar (kabar) bahwa kelompok Egianus menyampaikan kepada masyarakat nanti akan datang TNI dan akan mengebom. Padahal, sampai sekarang kami (personel tambahan TNI) belum datang. Gimana kami mau ngebom," ungkap Pangdam XVII/Cendrawasih, Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa ketika memberikan keterangan pers pada Jumat, 10 Ferbuari 2023. 

Akibat hoaks tersebut, sejumlah warga yang semula bermukim di Distrik Paro akhirnya memutuskan mengungsi ke wilayah lain. Ia menegaskan rumor bahwa aparat keamanan menjatuhkan bom di Distrik Paro sama sekali tak benar. 

"Tentang kenapa mereka pergi dan itu sudah beredar dalam statement yang disampaikan TNPB-OPM (Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat) bahwa adanya bom yang akan diluncurkan atau dijatuhkan di Paro," kata Saleg.

"Itu tidak benar dan itu provokasi yang menyudutkan pemerintah! Seolah-olah pemerintah sudah mengambil tindakan yang militeristik," tegasnya. 

3. TNI AU bakal perketat security clearance penerbangan di Papua

Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Fadjar Prasetyo (Dokumentasi TNI AU)

Sementara, pasca-terjadinya aksi penyanderaan pilot Susi Air oleh KKB Papua, TNI Angkatan Udara mengambil langkah lanjutan dengan memperketat pemberian security clearance bagi semua pilot yang mengudara di Papua.

Security clearance adalah suatu bentuk izin tertulis yang dikeluarkan Markas Besar TNI bagi pesawat udara asing tidak berjadwal untuk melintas atau mendarat di Indonesia dalam kurun waktu tertentu, dengan mempertimbangkan faktor keamanan. 

Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Fadjar Prasetyo mengatakan hal tersebut untuk mencegah peristiwa serupa kembali berulang.

"Kegiatan penerbangan di Papua, Kementerian Perhubungan selalu berkoordinasi dengan TNI AU. Perizinan oleh Kemnehub tetapi security clearance dari TNI dan kami berupaya untuk memonitor," ujar Fadjar di Halim Perdanakusuma pada Jumat lalu. 

Monitoring, kata Fadjar, dilakukan untuk menjamin keselamatan penumpang beserta kru. "Dan ini untuk menjamin berjalannya pergeseran logistik khususnya dan personel di Papua," kata dia.

Sementara, Kogabwilhan III kini mengatasi terkait penanganan teknis di lapangan paska terjadinya pembakaran pesawat milik maskapai Susi Air itu. "Sekarang hal tersebut ditangani oleh Kogabwilahan III," ujarnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Rochmanudin Wijaya
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us