Profil Atmakusumah, Ketua Dewan Pers Pertama Era Reformasi

Jakarta, IDN Times - Atmakusumah Astraatmadja dikabarkan meninggal dunia pada Kamis (2/12/2024), pukul 13.05 WIB. Atmakusumah adalah salah satu tokoh jurnalisme Indonesia yang dikenal atas dedikasinya dalam memperjuangkan kebebasan pers dan etika jurnalistik.
Atmakusumah juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pers pertama di era reformasi, pada tahun 2000-2003 setelah adanya Undang-Undang Pers.
1. Lahir pada 1939

Atmakusumah lahir pada 20 November 1939. Ketertarikan Atmakusumah pada dunia jurnalisme membawanya menjadi salah satu figur penting dalam pergerakan pers nasional.
Dilansir ANTARA, Atmakusumah menjadi wartawan Harian Indonesia Raya pada tahun 1950-an. Kemudian, Atmakusumah berpindah kerja ke Kantor Berita Antara pada 1960-an.
2. Atmakusumah disebut memiliki integritas tinggi

Sebagai wartawan, almarhum dikenal memiliki integritas tinggi dan kemampuan analisis yang tajam dalam menyampaikan berita. Ia juga aktif terlibat dalam pelatihan dan pengembangan kompetensi jurnalis, baik di Indonesia maupun di kancah internasional.
Selain bekerja sebagai wartawan, Atmakusumah juga menjadi instruktur di Pusat Latihan Jurnalistik Antara dan organisasi jurnalistik lainnya. Ia kerap diundang menjadi pembicara dalam forum-forum jurnalistik global, membahas isu kebebasan pers, etika jurnalistik, dan hak asasi manusia.
3. Atmakusumah berperan dalam transformasi media

Di masa kepemimpinan Atmakusumah, Dewan Pers berperan penting dalam mendorong transformasi media di era reformasi. Atmakusumah secara tegas menolak segala bentuk intervensi pemerintah terhadap media, sambil menekankan pentingnya menjunjung tinggi etika jurnalistik.
“Kebebasan pers adalah pilar demokrasi, namun harus disertai tanggung jawab agar tidak disalahgunakan,” ujar Atmakusumah dalam salah satu pidatonya.
Atas dedikasinya, Atmakusumah menerima berbagai penghargaan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Salah satu penghargaan bergengsi yang ia raih adalah Nieman Fellowship for Journalism dari Universitas Harvard, Amerika Serikat, pada 1973. Penghargaan ini diberikan kepada jurnalis yang memiliki kontribusi signifikan dalam memajukan dunia media.
Selain itu, pada 2000, ia dianugerahi Kantor Berita Terbaik se-Asia Pasifik oleh Asosiasi Kantor Berita Dunia (WAN-IFRA) atas kiprahnya di Kantor Berita Antara.