Putri Korban Bom Surabaya Lolos Seleksi Bintara Polri 2024

- Aqiella Nadya Shafwah, putri korban Bom Surabaya 2018, lolos seleksi Bintara Polri 2024.
- Seleksi Bintara Polri diikuti Aqiella sebagai penghargaan atas pengabdian ayahnya yang menjadi korban teror bom.
Jakarta, IDN Times - Putri korban peristiwa Bom Surabaya 2018, Aqiella Nadya Shafwah lolos seleksi rekrutmen Bintara Polri 2024. Dia adalah putri Ipda Ahmad Nurhadi, anggota polisi yang menjadi korban teror bom.
Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri, lewat Biro SDM Polda Jatim, mengikutsertakan Aqiella dalam seleksi Bintara sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian Ipda Ahmad Nurhadi. Untuk diketahui, Ipda Ahmad Nurhadi mengalami kebutaan dan luka berat pada kaki kiri akibat bom yang meledak di Gereja Santa Maria Tak Bercela pada enam tahun silam.
“Bapak korban bom tahun 2018, saat itu saya masih SMP. Dari situ saya bangga dengan bapak, bahwa bapak dalam pengabdiannya menjaga misa gereja, menjaga jemaat gereja hingga mengorbankan diri bapak. Saya seperti ingin menjadi seperti bapak saya, pahlawan. Saya ingin menjadi seperti bapak saya, ingin meneruskan perjuangan bapak saya,” kata siswi tamatan SMAN 16 Surabaya ini dalam keterangan resmi Polri, dikutip Jumat (12/7/2024).
1. Ayahnya sedang berdinas di gereja tempat teroris datang

Aqiella kemudian mengilas balik peristiwa bom Surabaya pada 2018 yang merenggut penglihatan ayahnya. Saat itu, kata dia, sang ayah pamit dinas untuk berjaga gereja di hari Minggu.Tiba-tiba saat bergantian misa jemaat gereja, ada sepeda motor yang masuk dan ternyata pelaku bom bunuh diri.
“Teroris yang membawa dua bom, jadi satu sepeda motor membawa dua bom. Terus ketika meledak, bapak saya terjatuh,” cerita Aqiella.
2. Kaki Ipda Ahmad alami luka dan tulangnya hancur

Tak hanya mengalami kebutaan, Ipda Ahmad Nurhadi juga mengalami luka berat di bagian kaki kiri, di mana tulang kakinya hancur dan luka bakar 40 persen di bagian kiri tubuh.
“Bapak tidak bisa melihat apa-apa, lalu sekujur tubuhnya panas. Jadi bapak saya kehilangan penglihatannya, terus tulang kakinya hancur, hancur 12 centi tulang pergelangan yang sebelah kiri. Yang paling parah anggota tubuh sebelah kiri itu kena luka bakar 40 persen,” tutur Aqiella.
3. Dukungan Ipda Ahmad

Aqiella mengaku dirinya yang sudah bertekad menjadi polwan kemudian menyampaikan pada ayahnya. Dengan dukungan ayah dan ibunya, dia lolos menjadi calon polwan.
“Bapak mendukung saya, mendukung saya dengan cita-cita saya ini untuk meneruskan perjuangannya bapak. Kalau ibu diserahkan kepada saya, nggak ada paksaan. Pokoknya apa pun yang saya pilih, jika itu yang terbaik, maka akan didoakan, didukung juga,” ujar Aqiella.