Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ratusan Pedagang Ancol Demo di Balkot, Keluhkan Omzet Turun Drastis

Demo Pedagang Ancol di Balai Kota, Senin (28/4/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Intinya sih...
  • Ratusan pedagang Ancol demonstrasi tuntut Gubernur DKI Jakarta membenahi pengelolaan Ancol
  • Ketua Koperasi Hery Wibowo ungkapkan para pedagang dipaksa ikut program tidak menguntungkan
  • 253 pedagang terdampak kebijakan ini, berharap adanya perubahan sistem yang lebih adil

Jakarta, IDN Times - Ratusan pedagang Ancol menggelar demonstrasi di depan Gedung Balai Kota Jakarta, Senin (28/4/2025). Mereka menuntut Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung untuk membenahi pengelolaan Ancol.

Pantauan IDN Times, massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Pelaku Usaha Peduli Koperasi (Ampuhkop) membawa sejumlah spanduk dan poster yang dibentangkan di pagar pintu keluar Balai Kota yang ditutup.

"Mendesak Gubernur Jakarta dalam 100 hari kerjanya untuk segera membenahi BUMD terutama PT. Pembangunan Jaya Ancol terkait pengelolaan anggaran corporate & CSR. #kebocoranterstruktur,” tulis spanduk tersebut.

1. Para pedagang ikuti program Ancol

Demo Pedagang Ancol di Balai Kota, Senin (28/4/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Ketua Koperasi Hery Wibowo, mengungkapkan para pedagang binaan dipaksa mengikuti program yang dikelola oleh pihak pengelola Ancol dengan sistem yang tidak menguntungkan.

"Kami dipaksa untuk ikut program yang tidak menguntungkan buat kami," ujarnya.

2. Pedagang dipaksa jual aksesoris

Demo Pedagang Ancol di Balai Kota, Senin (28/4/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Menurut Hery, pedagang yang sudah bertahun-tahun berjualan di kawasan wisata itu kini diwajibkan menjual produk yang ditentukan oleh pihak Ancol, seperti aksesoris.

"Misalnya, soal dagangan, kami harus menjual produk yang dikeluarkan oleh Ancol, sedangkan kami sudah lama berkoperasi. Hasilnya juga tidak sesuai dengan yang dijanjikan," paparnya.

3. Pedagang ingin merasakan kembali fungsi koperasi

Demo Pedagang Ancol di Balai Kota, Senin (28/4/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Saat ini, tercatat ada 253 pedagang yang terdampak oleh kebijakan ini. Mereka berharap adanya perubahan sistem yang lebih adil agar bisa terus bertahan hidup di tengah tekanan ekonomi. 

"Kami ingin kembali seperti dulu, fungsi koperasi yang sebelumnya. Dulu omset Rp200 ribu ya dipakai untuk pedagang sendiri namun saat ada kebijakan ini anjlok," imbuhnya.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dini Suciatiningrum
Dwifantya Aquina
Dini Suciatiningrum
EditorDini Suciatiningrum
Follow Us