RI-Rusia Teken Pengembangan Jaringan 5G, Disaksikan Prabowo dan Putin

- Rusia menjadi mitra strategis dalam bidang digital
- Nota kerja sama berlaku selama 5 tahun dan bisa diperpanjang
- Prabowo sebut hubungan RI-Rusia sangat baik
Jakarta, IDN Times - Indonesia dan Rusia meneken nota kesepahaman (MoU) terkait kerja sama pengembangan jaringan 5G, Internet of Things (IoT), tata kelola spektrum frekuensi radio, penguatan keamanan siber, serta penyusunan kebijakan internet yang inklusif. Kerja sama juga melibatkan produksi konten digital, seminar bilateral, dan pertukaran riset antar-lembaga.
Penandatanganan MoU kerja sama ini disaksikan langsung Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg. Kerja sama ini sekaligus mempertegas komitmen kedua negara dalam memperluas kolaborasi di sektor teknologi informasi dan komunikasi.
Menteri Komunikasi dan Digital RI, Meutya Hafid menyatakan, kerja sama ini tidak berhenti pada penandatanganan, tetapi segera masuk tahap pelaksanaan.
“Indonesia dan Rusia sepakat membentuk Sub-Komite Khusus sebagai penggerak utama program digital bersama, termasuk pelatihan SDM, pertukaran teknologi, dan inisiatif konten media kolaboratif,” ujar Meutya dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (20/6/2025).
1. Rusia jadi mitra strategis dalam bidang digital

Meutya Hafid menilai, Rusia merupakan mitra strategis karena keberhasilannya menghadirkan layanan internet cepat dan terjangkau bagi 92 persen penduduknya. Tarif broadband rumah di Rusia berkisar Rp95.000–Rp160.000 per bulan.
"Sebuah pencapaian yang menjadi referensi penting bagi Indonesia dalam menjangkau wilayah 3T," ujar Mantan Ketua Komisi 1 DPR RI itu.
Adapun, dokumen kerja sama ini merupakan satu dari empat nota penting yang dipertukarkan di hadapan kedua kepala negara, di antaranya:
1. Kerja sama pendidikan tinggi RI–Rusia,
2. Kerja sama transportasi lintas negara,
3. Kolaborasi Digital dan Media Massa,
4. Nota Kesepahaman investasi antara Badan Pengelola Investasi DANANTARA dan mitra Rusia.
2. Nota kerja sama berlaku selama 5 tahun dan bisa diperpanjang

Meutya menyatakan, seluruh pertukaran ini diperkuat oleh penandatanganan Deklarasi Kemitraan Strategis Indonesia–Rusia, yang menjadi tonggak penting arah baru hubungan bilateral kedua negara dalam menghadapi dinamika geopolitik dan ekonomi digital global.
“Diplomasi digital Indonesia kini bergerak nyata. Kami ingin hasil konkret yang memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain aktif dalam lanskap digital dunia,” kata Meutya Hafid.
Nota kesepahaman ini berlaku lima tahun dan dapat diperpanjang secara otomatis, menciptakan fondasi jangka panjang untuk transformasi digital Indonesia yang inklusif, aman, dan berkelanjutan.
3. Prabowo sebut hubungan RI-Rusia sangat baik

Presiden Rusia Vladimir Putin menerima kunjungan resmi Presiden Prabowo Subianto di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, Kamis (19/6/2025). Ada sejumlah pembahasan dalam pertemuan itu.
Salah satunya membahas mengenai isu global dan regional. Kedua pemimpin negara sepakat untuk membela kedaulatan negara di area internasional.
"Kedua negara, kami membela prinsip kedaulatan di area internasional. Bersatu padu perkembangan damai di kawasan Asia Pasifik, kami koordinasikan di PBB dan platform lain," ujar Presiden Putin dalam pernyataannya yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Prabowo menegaskan, hubungan Indonesia dan Rusia sangat baik. Hal itu terbukti dengan seringnya Menteri Luar Negri RI, Sugiono, melakukan kunjungan resmi ke Rusia.
"Hubungan kita terus meningkat, pejabat-pejabat senior dari Rusia datang, terus saya sudah berjumpa dengan Wakil Perdana Menteri Manturov, tahun ini saya kira di Jakarta sudah dua kali, di Saint Petersburg 1 kali. Menteri Luar Negeri saya sudah tiga kali, belum 1 tahun sudah 3 kali ke Rusia," ujar Prabowo.