Ridwan Kamil Akui Hancur Kehilangan Eril: Dia Pahlawan Tolong Adiknya

Kang Emil akui merasa hancur kehilangan Eril

Jakarta, IDN Times - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil terlihat masih sangat berduka usai kehilangan putra sulungnya, Emmeril Khan Mumtadz atau Eril. Di dalam unggahan terbarunya di media sosial, pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengaku ia dan sang istri, Atalia Praratya masih sering menangis tiap malam. Kang Emil merasa hancur berkeping-keping saat harus menerima kenyataan bahwa Eril sudah tiada.

"Seandainya kami bisa bertukar tempat. Seandainya. Pastilah itu yang setiap orang tua akan lakukan. Namun, logika manusia tidak sama dengan ketetapan takdir. Dan jika terdengar cucuran tangis ibunya setiap malam, dan raungan tak bersuara ayahnya, itu semata karena hati kami hancur berkeping-keping," tulis Kang Emil di akun media sosialnya pada Senin, (6/6/2022). 

Di dalam unggahan itu, Kang Emil juga mengenang sosok putra sulungnya itu sebagai pahlawan. Sebab, ketika musibah terjadi pada 26 Mei 2022 lalu, Eril memberikan pelampung untuk sang adik, Zara. Eril juga melarang Atalia ikut berenang di Sungai Aare, Swiss. 

"Bahkan di saat kejadian itu, kamu selamatkan ibumu dengan melarangnya masuk ke sungai dan kamu relakan pelampung itu untuk adikmu. Kamu sejatinya adalah pahlawan," tutur dia. 

Kang Emil mengatakan ia kini masih di dalam tahap menggapai tali keimanan dan keikhlasan. Sebab, dua hal itu yang diyakininya bisa membantu untuk beradaptasi menerima takdir kehilangan Eril. 

Berikut adalah catatan Kang Emil yang diunggah di akun media sosialnya pada hari ini. 

1. Kang Emil ingin menggantikan posisi Eril

Ridwan Kamil Akui Hancur Kehilangan Eril: Dia Pahlawan Tolong AdiknyaSalam perpisahan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil bersama keluarga bagi putra sulung mereka, Eril, sebelum kembali ke Indonesia. (www.twitter.com/@teguh_korjakbdg)

Kapan Kita Pulang?

Kisah tentang Eril, anak lelaki kesayangan kami. Hakekatnya adalah cerita tentang kita semua. Hakekat bahwa semua dari kita, pasti akan pulang. Dengan waktu, tempat dan cara yang kita tidak akan pernah selalu tahu.

Hidup di dunia ini sesungguhnya adalah tentang perjalanan bukan tujuan. Dan seperti cerita setiap perjalanan, kisah selalu dimulai dari sebuah titik awal. Dan kisah akan selesai di sebuah titik akhir. Dan untuk setiap yang datang, pasti akan ada saatnya untuk kembali pulang.

Agar perjalanan selamat, maka petunjuk jalan dan bekalnya harus kita siapkan. Petunjuk jalan adalah keimanan. Bekal perjalanan adalah anafauhum linnas, yaitu tas berisi pahala amal-amal kebaikan kita.

Itulah hakekat cerita Ananda Eril.

Kami sekeluarga sudah mengikhlaskan, bahwa sesungguhnya ia sudah selesai dengan perjalanannya. Paripurna hidupnya dengan segala amalnya. Ia berpulang kepada pemilik sesungguhnya sesuai jadwalnya.

Jadwal yang sudah tertulis di kitab takdir Allah yaitu Lauhul Mahfudz.

Seandainya kami bisa bertukar tempat. Seandainya. Pastilah itu yang setiap orang tua akan lakukan.

Namun, logika manusia tidak sama dengan ketetapan takdir. Dan jika terdengar cucuran tangis ibunya setiap malam, dan raungan tak bersuara ayahnya, itu semata karena hati kami hancur berkeping-keping.

Baca Juga: Atalia Curhat Rindu Eril: Ril, Kamu di Mana? Sini Pulang

2. Kepergian Eril berikan ilmu dan pelajaran berharga bagi keluarga Kang Emil

Ridwan Kamil Akui Hancur Kehilangan Eril: Dia Pahlawan Tolong AdiknyaAtalia Praratya berfoto bersama putra sulungnya, Emmeril Khan Mumtadz di Swiss sebelum tragedi di Sungai Aare. Atalia mengaku rindu putra sulungnya itu. (www.instagram.com/@ataliapr)

Saat ini kami sedang menggapai tali keimanan dan keikhlasan, agar bisa memandu kami beradaptasi terhadap takdir ini. Kami meyakini, sesunggunya ada dua cara menilai panjang pendek umur manusia. Yang pertama, menilai dengan panjangnya umur biologis yang dihitung dengan bulan atau tahun. Itu kebiasaan kita.

Namun, ada cara kedua, yaitu menghitung berapa panjangnya, lamanya dan besarnya amal kebaikannya saat ia hidup di dunia fana ini.

Ananda Emmeril Khan Mumtadz, mungkin umur biologisnya hanya 23 tahun, namun dengan luasanya amal kebaikan, insyaallah ia pergi dalam panjang umur.

Ia lahir 25 Juni 1999, di New York, dan berpulang di Bern 24 Mei 2022, saat ia dalam misi berikhtiar mencari sekolah S2.

Tidaklah penting kita lahir dan pulang di mana. Karena sesungguhnya semua tempat di dunia ini adalah bumi Allah SWT.

Eril, kamu niatnya pergi mencari ilmu dan pelajaran, malah akhirnya, kamu yang memberi ilmu dan pelajaran kepada kami semua.

Dear Eril, ayahmu ini baru tahu, bukan hanya ratusan atau ribuan, tapi juga jutaan yang mendoakanmu Ril. Dari anak-anak yatim di desa-desa, tukang ojek dan becak di belokan jalan kota, sampai ulama-ulama di Palestina.

Dari mereka yang dekat dengan hatimu sampai mereka yang sama sekali tidak mengenalmu.

Mungkin ini karena kebaikanmu membelikan baju lebaran kepada anak-anak yatim itu. Atau karena kebaikanmu ngasih THR dari uangmu sendiri kepada satpam-satpam itu, Ril?

Mungkin ini pahala kesabaranmu, saat tidak semua maumu kami berikan walau kami mampu. Sehingga, kamu harus berkerja sambilan sambil kuliah Ril?

Mungkin ini balasan dari doa-doa malammu, dan akhlak muliamu yang selalu menebar senyum penuh radiasi bahagia itu Ril?

Mungkin ini buah dari saat kamu hujan-hujan memimpin anak-anak muda membagikan sedekah kepada panti asuhan dan duafa-duafa itu Ril?

Mungkin ini berkah dari kebaikamu melindungi sesama manusia di sekelilingmu Ril? Bahkan di saat kejadian itu, kamu selamatkan ibumu dengan melarangnya masuk ke sungai dan kamu relakan pelampung itu untuk adikmu.

Kamu sejatinya adalah pahlawan.

Sungguh kamu diam-diam ternyata sudah menyimpan bekal untuk perjalanan pulang itu Ril. Masyaallah.

Dan tenanglah dimanapun kamu berada Ril, sesungguhnya, ridhallahu fi ridhawalidain. Rida allah akan menyertaimu sekarang, karena kami, kedua orangtuamu sudah ikhlas dan rida melepas kepulanganmu.

Walau suatu saat nanti kami ingin berseru, "Allahu akbar!" jika suatu hari Allah izinkan pertemukan kami dengan jasadmu.

Jika ada dosa dari kami selama ini, kami mohon maaf kepadamu atas segala kekurangan kami, demikian pula sebaliknya. Apapun itu. Agar kamu tenang bersamanya.

Teriring doa kami di setiap helaan napas dan tetas air mata ini untukmu anakku.

Sungai Aare akan terang benderang, karena jutaan doa-doa ini, akan menjadi cahaya yang menerangi ketenangan tempatmu sekarang Ril.

Sampai kita berjumpa lagi, saat kamu bukakan pitu gerbang itu.

Jadi Kapan Kita Pulang?
Kita tidak akan pernah tahu.

Namun, jika panggilan pulang itu datang, pastikan bekal itu cukup.

Bern, Swiss

2 Juni 2022

Ridwan Kamil

A Proud Father of Emmeril Khan Mumtadz.

3. Ridwan Kamil kembali bertugas sebagai Gubernur Jawa Barat mulai hari ini

Ridwan Kamil Akui Hancur Kehilangan Eril: Dia Pahlawan Tolong AdiknyaGubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menggelar doa bersama untuk mendoakan Emmeril Khan Mumtadz di Gedung Pakuan, 4 Juni 2022. (Dokumentasi Pemprov Jabar)

Meski masih dalam keadaan duka, tetapi Kang Emil dipastikan kembali bekerja sebagai Gubernur Jawa Barat mulai hari ini. Ia dijadwalkan akan memimpin rapat dengan perangkat pemprov. Hal ini disampaikan oleh juru bicara keluarga Ridwan Kamil, Erwin Muniruzaman.

"Beliau memiliki tanggung jawab terhadap hampir 50 juta warga Jawa Barat, sehingga beliau akan memulai aktivitas kedinasan mulai hari Senin," ungkap Erwin pada wartawan di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Minggu, 5 Juni 2022 lalu.

Kepala Biro Administrasi Pimpinan Pemerintah Provinsi Jabar Wahyu Wijaya menuturkan, rencana kegiatan Ridwan Kamil pada hari Senin dimulai dari rapat pimpinan, penyelesaian berkas, hingga kegiatan kedinasan yang akan dilakukan secara internal.
 
Wahyu menambahkan, pada sore hari, akan kembali digelar pengajian untuk keluarga dengan melibatkan anak yatim. "Di sore hari, ada pengajian yang akan dilaksanakan di Gedung Pakuan, hanya dikhususkan keluarga dengan anak yatim," kata dia.
 

Baca Juga: Sampaikan Duka Cita pada Ridwan Kamil, Jokowi: Saya Tak Bisa Bayangkan

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya