Seloroh KSAD Maruli: Pak Luhut Salah Pilih Saya Jadi Menantu

Jakarta, IDN Times - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Maruli Simanjuntak tak ambil pusing soal tuduhan dari sebagian pihak bahwa kariernya di dunia militer turut dipengaruhi oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Marves), Luhut Pandjaitan. Luhut diketahui merupakan ayah mertua Maruli.
Pria yang juga pernah berkarier di dunia militer itu terharu ketika menyaksikan pelantikan Maruli sebagai KSAD di Istana Negara pada 29 November 2023 lalu. Namun, Maruli menegaskan ia bisa mencapai titik kariernya saat ini karena kemampuan sendiri.
"Saya juga tak bisa pungkiri lah kalau ada orang yang menganggap (karier) saya dipengaruhi (Luhut) ya silakan-silakan saja. Tapi, saya juga ingin memotivasi kalau kita berjuang dan punya potensi, peluang (untuk karier lebih baik) besar," ujar Maruli ketika berbincang di program 'Ngobrol Seru' di kantor IDN Media dan tayang di YouTube pada Sabtu (19/10/2024).
Ia berhasil menang di sejumlah kejuaraan sebelum menjadi menantu Luhut. Artinya, ia memiliki kemampuan sendiri.
"Waktu saya digendong oleh Pak Prabowo karena menang kejuaraan judo, itu belum kenal Pak Luhut," tutur dia.
Di sisi lain, Maruli turut memuji mertuanya itu yang sanggup diberikan tugas apapun oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Sehingga, muncul julukan Luhut adalah menteri segala urusan. Namun, sambil berseloroh Luhut juga berbuat kesalahan lantaran memilihnya menjadi menantu.
"Kesalahannya di dalam hidup cuma satu. Salah pilih menantu aja," katanya sambil tertawa.
1. Maruli kecewa karena tudingan warganet ikut pengaruhi keluarganya

Lebih lanjut, Maruli mengakui sudah sering dituding nepotisme. Sebab, adiknya, Deni Hasoloan kini menjadi perwira tinggi di TNI Angkatan Udara (AU). Sebelumnya, baik Maruli dan Deni terpilih dari matra masing-masing untuk ikut seleksi menjadi komandan grup pasukan pengamanan presiden.
Padahal, kedua orang tuanya tak memiliki latar belakang militer. Maruli mengaku semula tidak tahu adiknya ikut dalam seleksi itu.
"Makanya yang menyakitkan ya bagian itu. (Omongan) netizen itu memang menyakitkan. Ada aja omongan 'wah itu pasti nepotisme'. Itu terjadi langsung. Adik saya akhirnya menghubungi saya. Dia bilang 'sebaiknya saya mengundurkan diri saja (dari proses seleksi komandan paspampres).' Saya katakan biarkan saja apa kata orang. Kan yang pilih kamu kepala staf TNI AU," ujar Maruli mengenang momen itu.
"Adik saya bilang 'enggak, Bang. Kita gak akan kuat melawan orang banyak ini'. Itu terjadi lho," tutur dia.
Maruli mengatakan alhasil adiknya tetap ikut seleksi sebagai komandan paspampres. Namun, proses tersebut tidak dijalani secara sungguh-sungguh.
Peristiwa serupa, kata Maruli, juga dialami oleh putri sulungnya, Faye Simanjuntak. Ia mengatakan begitu lulus kuliah, Faye tidak langsung ingin kembali ke Indonesia.
Faye memilih untuk bekerja lebih dulu di Amerika Serikat dan membangun karier di sana. Maruli pun membesarkan hati putrinya dan meminta agar omongan orang lain tak perlu dipikirkan.
"Among (ayah) kan kuat (dengar omongan netizen). Tapi, saya enggak. Tapi, ya sudah itu harus kita hadapi. Mau apalagi," katanya.
2. Maruli masuk jadi anggota TNI karena tak perlu keluarkan biaya

Di program itu, Maruli juga mengisahkan motivasi awalnya masuk ke Akademi Militer (Akmil). Ia mengatakan tergerak menjadi tentara karena tak perlu mengeluarkan biaya dan mengira tak perlu banyak belajar.
"Saya daftar sampai di Magelang lalu pulang. Nyoba lagi masuk. Adek saya daftar, langsung masuk. Saya gak ngerti (prosesnya)," katanya.
Ia pun mendorong anak muda yang ingin mengikuti jejaknya di militer agar tidak berpikir bahwa kariernya terdongkrak karena ada sosok lain di baliknya.
3. Maruli mengaku tak masalah bila harus tinggal di IKN

Maruli juga mengaku merasa lebih tertantang untuk tinggal di area yang jauh dari keramaian. Itu sebabnya, ia mengatakan tidak masalah bila nantinya ia harus tinggal di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
"Di mana pun kita berada pasti bisa dinikmati. Kesunyian-kesunyian itu, baik di pantai. Selalu ada yang dikerjakan," kata Maruli.
Lagipula, bila ada kebutuhan ke Jakarta, ia tinggal terbang saja dan tak perlu waktu lama. "Saya sih gak terlalu suka mall. Di sana (IKN) juga lebih enak. Kalau mau jalan-jalan ya sudah tinggal ke Jakarta atau ke Banjarmasin yang lebih dekat," imbuhnya.