TOP 5: Kemenkes Wajibkan PPDS Tes Jiwa hingga Satpol PP DKI Minta Maaf

- Kementerian Kesehatan wajibkan tes kesehatan jiwa bagi dokter residen PPDS setelah kasus pemerkosaan keluarga pasien.
- Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri tetapkan sembilan tersangka dalam kasus pagar laut di Desa Segarajaya, Bekasi.
Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mewajibkan dokter residen Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) untuk melakukan tes kesehatan jiwa. Artikel tersebut menjadi salah satu yang populer di IDN Times pada Kamis (10/4/2025).
Selain itu, Satpol PP DKI Jakarta yang minta maaf karena usir massa aksi damai, Prabowo menyindir pihak yang bicara HAM tapi diam saat Gaza dibom, Kades Segarajaya tersangka pagar laut Bekasi, hingga dua anak di Penjaringan dianiaya dan disekap kekasih ibunya juga masuk dalam deretan top 5 IDN Times.
1. Kemenkes wajibkan dokter PPDS tes kejiwaan buntut kasus pemerkosaan
Berangkat dari kasus PAP, dokter residen Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang melakukan pemerkosaan kepada keluarga pasien berinisial FH, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bakal mewajibkan seluruh Rumah Sakit Pendidikan Kemenkes untuk melakukan tes kejiwaan kepada peserta PPDS.
Tes kejiwaan dilakukan secara berkala bagi peserta PPDS di seluruh angkatan. Hal ini diperlukan untuk menghindari manipulasi tes kejiwaan dan mengidentifikasi secara dini kesehatan jiwa peserta didik.
2. Bareskrim tetapkan Kades Segarajaya tersangka pagar laut Bekasi
Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri menetapkan sembilan tersangka dalam kasus pagar laut di Desa Segarajaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
Dua di antaranya adalah Kades Segarajaya, Abdul Rosid Sargan dan eks Kades Segarajaya berinisial MS. Penetapan tersangka dilakukan setelah penyidik melakukan gelar perkara pada 20 Maret 2025.
3. Satpol PP DKI minta maaf usai usir massa aksi damai UU TNI di DPR
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi DKI Jakarta, Satriadi Gunawan, menyampaikan permohonan maaf kepada publik atas adanya pengusiran peserta aksi damai penolakan Rancangan Undang-Undang (RUU) TNI di depan Gerbang Pancasila, kawasan Gedung DPR/MPR RI pada Rabu (9/4/2025).
Pada Rabu, Satpol PP sempat membongkar tenda para peserta aksi damai tersebut karena dianggap mengganggu ketertiban umum.
"Kami menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa yang terjadi dalam aksi di DPR pada Rabu sore," kata Satriadi, dikutip dari siaran pers, Kamis (10/4/2025).
4. Prabowo sindir pihak yang bicara HAM tapi diam saat Gaza dibom
Presiden Prabowo Subianto menyindir pihak yang kerap berbicara demokrasi, hak asasi manusia (HAM), tetapi diam seribu bahasa ketika rakyat Gaza, Palestina dibombardir.
Hal itu disampaikan Prabowo pada saat Sidang Umum Majelis Nasional Agung Turkiye, Kamis (10/4/2025). Prabowo menyebut pihak yang kerap bicara kemanusiaan, berpura-pura peristiwa di Gaza bukan pelanggaran HAM.
5. Dua anak di Penjaringan dianiaya dan disekap kekasih ibunya
Dua balita laki-laki dan perempuan jadi korban penganiayaan dengan penyekapan oleh EC (28) kekasih ibunya. Balita usia tiga dan empat tahun itu disekap di sebuah rumah kontrakan di Penjaringan, Jakarta Utara. Salah satu korban bahkan mengalami lebam di wajah saat ditemukan oleh warga. Peristiwa ini terungkap oleh polisi pada Sabtu, 5 April 2025.
"Dasarnya, kita dapat informasi ada informasi tetangga ada anak disekap. Dari itu kita langsung turunkan tim unit ppa didampingi tim Opsnal untuk langsung datang TKP. Dimana kita temukan bahwa salah satu korban penuh luka-luka," ujar Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara AKBP Benny Cahyadi, dikutip Kamis (10/4/2025).