124 Orang Tewas akibat Serangan RSF di Desa Sudan

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 124 orang tewas dan 100 lainnya terluka akibat serangan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di Gezira, Sudan, pada Jumat (25/10/2024).
Gezira telah mengalami kekacauan selama berbulan-bulan. RSF dilaporkan telah menjarah rumah-rumah, membunuh puluhan warga sipil, dan menyebabkan ratusan ribu orang mengungsi. Desa Al-Sireha, yang terletak di utara negara bagian tersebut, mengalami kekerasan terburuk baru-baru ini.
Dalam sebuah pernyataan pada Jumat, RSF menuduh militer Sudan mempersenjatai warga sipil di Gezira dan mengerahkan pasukan di bawah komando Abuagla Keikal, komandan RSF yang menyerahkan diri ke militer pekan lalu.
1. RSF lakukan pembantaian besar-besaran di Gezira
RSF telah menguasai sebagian besar wilayah Sudan sejak terlibat konflik dengan militer pada April 2023. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, perang tersebut telah menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
“Milisi RSF menyerang Gezira timur, barat, dan tengah, dan melakukan pembantaian besar-besaran di satu desa setelah desa lainnya,” kata Komite Perlawanan Wad Madani, sebuah kelompok pro-demokrasi, pada Sabtu (26/10/2024).
Foto-foto yang dibagikan di media sosial menunjukkan puluhan mayat terbungkus kain untuk dimakamkan secara massal.
"Penduduk Gezira menghadapi genosida oleh RSF dan tidak mungkin untuk merawat yang terluka atau bahkan mengevakuasi mereka untuk perawatan. Mereka yang telah pergi dengan berjalan kaki telah meninggal atau dihadapkan pada kematian," kata Persatuan Dokter Sudan, dikutip dari Reuters.
2. Serangan di Gezira merupakan balasan atas pembelotan komandan RSF
Amgad Faried, politisi Sudan dan direktur eksekutif lembaga pemikir Sudan Fikra untuk Studi dan Pembangunan, mengatakan bahwa serangan itu terkait dengan pembelotan Keikal baru-baru ini.
Komandan tertinggi RSF di negara bagian tenggara Gezira ini menyerahkan diri kepada tentara pada Minggu (20/10/2024).
“Sejak itu, RSF telah melancarkan gelombang serangan terhadap wilayah Gezira timur dan al-Butana, tempat asal Abuagla,” katanya kepada Al Jazeera dari ibu kota Mesir, Kairo.
Ia menambahkan bahwa Keikal juga dituduh melakukan kejahatan terhadap masyarakat Gezira.
3. PBB minta dunia berikan perhatikan yang lebih besar terhadap krisis di Sudan
Ted Chaiban, wakil kepala badan anak-anak PBB (UNICEF), menyerukan kepada komunitas internasional untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap krisis di Sudan.
Dalam wawancara dengan Associated Press pada Jumat, Chaiban mengungkapkan bahwa konflik di Sudan telah menciptakan salah satu krisis paling akut sepanjang sejarah, dengan lebih dari 14 juta orang terpaksa mengungsi.
“Kami belum pernah melihat angka seperti ini dalam satu generasi,” ujarnya.
Sekitar 25,6 juta orang, lebih dari separuh penduduk Sudan, juga diperkirakan akan menghadapi kelaparan akut tahun ini akibat konflik tersebut.
UNICEF dan badan pengungsi PBB (UNHCR) telah menyerukan akses tanpa hambatan bagi orang-orang yang membutuhkan di seluruh negeri.