Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

42 Orang Tewas akibat Serangan Pemberontak di Kongo

ilustrasi tentara (unsplash.com/Pawel Janiak)

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 42 orang tewas akibat serangan yang diduga dilakukan oleh pemberontak terafiliasi ISIS di wilayah timur Republik Demokratik Kongo (DRC).

Serangan itu terjadi itu pada Rabu (12/6/2024) di desa Mayikengo di wilayah Lubero, provinsi Kivu Utara. Jumlah korban tewas awalnya 25 orang, namun angka tersebut terus bertambah pada Kamis setelah ditemukan beberapa jenazah lagi.

Pejabat Lubero, Alain Kiwewa Mitela, menuding serangan itu dilakukan pada Pasukan Demokratik Sekutu (ADF) yang berafiliasi dengan teroris ISIS.

1. Beberapa mayat ditemukan terikat dan dipenggal

Dilansir Reuters, seorang pejabat setempat mengatakan bahwa para penyerang meminta warga berkumpul di pasar untuk mengadakan pertemuan. Namun, mereka kemudian menyerang massa dengan menggunakan senjata api dan parang.

Seorang pemimpin masyarakat sipil, Seba Paluku, menuturkan bahwa beberapa mayat ditemukan dalam keadaan terikat dan dipenggal. Dia pergi ke lokasi kejadian bersama tentara.

“Mayat-mayat itu masih tergeletak di tanah, tidak ada sarana untuk mengangkutnya karena kendaraan tidak bisa sampai ke sana," ujarnya.

2. Lebih dari 100 orang tewas akibat serangan ADF bulan ini

Serangan di desa Mayikengo terus menambah jumlah korban tewas akibat serangan ADF di DRC bulan ini. Dilansir VOA News, sejak 1-11 Juni, kelompok tersebut mengaku bertanggung jawab atas sekitar 15 serangan di desa-desa dan jalan-jalan dekat Beni, yang telah menewaskan 125 orang. Sebagian besar korban adalah warga sipil.

Seorang pejabat setempat memperkirakan jumlahnya mencapai 109 orang, sementara pejabat keamanan mengatakan bahwa jumlahnya mencapai 138 orang.

3. Tentara Kongo dan Uganda belum dapat menghentikan serangan ADF

ADF, yang secara historis merupakan koalisi pemberontak mayoritas Muslim di Uganda, telah beroperasi di DRC bagian timur selama tiga dekade, dan menewaskan ribuan warga sipil. Pada 2019, mereka berjanji setia kepada ISIS, yang menyebut ADF sebagai cabangnya di Afrika tengah.

Sejak akhir 2021, tentara Kongo dan Uganda telah melakukan operasi gabungan melawan ADF di Kivu Utara dan provinsi tetangga Ituri, namun sejauh ini masih gagal dalam menghentikan serangan mematikan terhadap warga sipil.

Selain ADF, pihak berwenang DRC juga memerangi pemberontak M23 yang terkait dengan Rwanda. Kelompok ini sebagian besar beroperasi di wilayah timur negara DRC.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us