Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Adik Kim Jong Un Ejek Parade Militer Korsel: Pertunjukan Badut

Bendera Korea Utara (Unsplash.com/Micha Brändli)

Jakarta, IDN Times – Saudara perempuan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Yo Jong, mengejek parade militer Korea Selatan (Korsel) yang diadakan di Seoul pada Selasa (1/10/2024). Baginya, parade militer tersebut seperti pertunjukan badut.

"Siapa yang bisa bicara tentang akhir rezim hanya dengan memamerkan senjata besar yang tidak berguna ini," kata Kim, dilansir Reuters.

Komentar Kim merujuk pada pertunjukan rudal Hyunmoo-5 baru Korsel yang mampu membawa hulu ledak seberat delapan ton. Ia meremehkan kemampuan militer Korsel yang dipamerkan. Pada kesempatan itu, Korea Utara juga mengkritik keras penerbangan lintas pesawat pengebom B-1B AS selama parade berlangsung.

1. Unjuk kekuatan untuk menghadapi Korea Utara

Parade yang dilakukan di Hari Angkatan Bersenjata itu dimaksudkan untuk memerkan kekuatan militer Korsel yang siap menghadapi rivalnya di utara. Pada kesempatan itu, Korsel memperkenalkan rudal Hyunmoo-5 yang telah diuji tahun lalu.

Dilansir NBC News, selama beberapa dekade parade militer semacam itu jarang diadakan di Korsel. Pameran itu diadakan setelah Presiden Yoon Suk Yeol menghidupkan kembali tradisi itu tahun lalu, sesuai dengan semboyan ”perdamaian melalui kekuatan”.

Pameran bersenjata tahun ini juga melibatkan sekitar 5.300 tentara, 340 jenis peralatan militer, dan uji terbang pesawat. Band Angkatan Darat Kedelapan AS dan brigade Stryker lapis baja juga turut ambil bagian dalam parade itu.

2. Memberikan peringatan kepada Korea Utara

Dalam pidato menjelang parade, Yoon memperingatkan Pyongyang agar tidak menggunakan senjata nuklir dan mencela apa yang disebutnya kerja sama militer ilegal dengan Rusia. Ia juga merayakan peluncuran Komando Strategis, yang bertugas menanggapi senjata pemusnah massal Korea Utara.

“Jika Korea Utara mencoba menggunakan senjata nuklir, mereka akan menghadapi respons yang tegas dan luar biasa dari militer kami dan aliansi AS. Hari itu akan menjadi akhir rezim Korea Utara,” kata Yoon.

Adapun rudal Hyunmoo-5 yang merupakan pusat parade, secara khusus dirancang untuk menembus bunker bawah tanah. Senjata itu dikategorikan sebagai rudal jarak pendek, tetapi jika dilengkapi dengan hulu ledak seberat satu ton jangkauannya hingga 5 ribu kilometer.

Kantor Yoon mengatakan, rudal tersebut memainkan peran kunci dalam sistem pertahanan tiga poros negara tersebut yang bertujuan untuk menetralkan provokasi nuklir Korea Utara, termasuk rencana perang yang menyerukan serangan pendahuluan jika diperlukan.

3. Ketegangan kedua negara terus berlanjut

Arsip - Seorang pria menonton TV tentang Korea Utara yang menembakkan rudal balistik di atas Jepang, di stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan, 4 Oktober 2022. (ANTARA/REUTERS/Kim Hong-Ji/as)
Arsip - Seorang pria menonton TV tentang Korea Utara yang menembakkan rudal balistik di atas Jepang, di stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan, 4 Oktober 2022. (ANTARA/REUTERS/Kim Hong-Ji/as)

Suasana ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan masih berlangsung hingga saat ini. Kedua negara masih sering terlibat dalam pertikaian militer.

Pada pertengahan September lalu, pimpinan Korea Utara, Kim Jong Un, berjanji akan melipatgandakan upaya untuk membuat kekuatan nuklirnya sepenuhnya siap untuk bertempur dengan AS dan sekutunya.

“Korea Utara akan melipatgandakan langkah-langkah dan upayanya untuk membuat semua angkatan bersenjata negara termasuk kekuatan nuklir sepenuhnya siap untuk bertempur," kata Kim dalam pidato yang menandai ulang tahun ke-76 berdirinya pemerintahannya, dilansir AP News.

Kim telah berulang kali membuat janji serupa. Janji terbaru itu muncul setelah adanya tuduhan bahwa Korea Utara bakalan melakukan uji coba senjata provokatif menjelang pemilihan presiden AS pada November.

Baik Korsel dan Korea Utara telah melancarkan operasi propaganda yang menguat belakangan ini. Korea Utara meluncurkan balon pembawa sampah ke Korsel, sementara Korsel juga menguatkan propaganda pengeras suaranya di perbatasan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us