AS Berencana Kirim Anggota Geng Kriminal ke El Salvador

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Marco Rubio, pada Jumat (31/1/2025), akan mendiskusikan mengenai rencana pengiriman terduga anggota geng kriminal yang ditangkap di AS ke El Salvador.
Pernyataan ini disampaikan menjelang serangkaian kunjungan Rubio ke negara-negara Amerika Tengah. Kunjungan ini berfungsi membawa agenda pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk mengatasi migrasi ilegal dan mengambil kembali Terusan Panama.
1. Berharap dapat mengadakan perjanjian dengan El Salvador
Rubio mengungkapkan, terdapat kemungkinan pengiriman terduga anggota geng kriminal asal Venezuela, Tren de Aragua ke El Salvador. Ia mengaku akan membicarakan masalah itu dengan Presiden El Salvador, Nayib Bukele.
"Kami mencari perjanjian baru yang mungkin termasuk anggota Tren de Aragua yang ingin kembali ke Venezuela dibandingkan berbagi sel tahanan dengan geng asal El Salvador, seperti MS-13. Ini adalah bagian yang akan kami diskusikan dan bagaimana Presiden Bukele dapat membantu kami," tuturnya, dikutip CNN.
Rencana ini menyusul Presiden Trump yang berencana menetapkan Tren de Aragua sebagai organisasi teroris asing di AS. Tak hanya itu, ia pun berencana memasukkan kartel narkoba Meksiko sebagai organisasi teroris dan ancaman keamanan nasional.
Sejak 2019, Bukele sudah mengubah El Salvador dari negara dengan tingkat pembunuhan tertinggi jadi yang paling aman di Benua Amerika. Ia sudah menangkap terduga anggota geng kriminal dan mendirikan penjaga besar dengan tingkat keamanan maksimum.
2. Rubio akan diskusikan pencegahan migrasi skala besar ke AS
Rubio akan memulai turnya ke negera-negara Amerika Tengah pada akhir pekan ini. Politikus keturunan Kuba itu akan memulai kunjungannya ke Panama dan akan melawat ke San Salvador pada Senin (3/2/2025).
Kunjungan ke Amerika Tengah ini bertujuan menghentikan migrasi skala besar ke AS yang jadi prioritas utama pemerintahan Trump. Sebelumnya, Trump juga sudah mengirimkan tentara ke perbatsan bagian selatan dan mendeportasi imigran ilegal ke sejumlah negara.
Setiap tahun ada puluhan ribu migran, terutama dari tiga negara segitiga Amerika Tengah, yakni Guatemala, El Salvador, dan Honduras yang berusaha pergi ke AS. Mereka pergi untuk mencari pekerjaan dan menghindari kekerasan di negara asalnya.
Namun, menurut data dari Badan Bea Cukai dan Penjaga Perbatasan (CBP) AS, jumlah migran yang masuk ke AS dari ketiga negara Amerika Tengah tersebut justru semakin berkurang pada 2024.
3. Perwakilan AS akan bertemu dengan Nicolas Maduro

Perwakilan AS untuk Amerika Latin, Mauricio Claver-Carone, mengatakan bahwa Perwakilan AS di Venezuela, Richard Grenell, akan bertemu dengan Presiden Nicolas Maduro untuk membahas deportasi migran ilegal dan pembebasan warga AS di Venezuela.
"Pertemuan ini cukup spesifik. AS dan Presiden Trump berharap Maduro untuk menerima semua kriminal asal Venezuela dan anggota geng Tren de Aragua yang telah dikirim ke AS tanpa permintaan apapun. Ini bukanlah urusan negosiasi. Poin kedua, warga AS yang ditahan di Venezuela harus dibebaskan," ungkapnya, dikutip EFE.
Dalam beberapa tahun terakhir, AS kesulitan mendeportasi warga Venezuela karena retaknya hubungan kedua negara. Alotnya diskusi antara kedua negara terjadi setelah Trump menolak mengakui Maduro sebagai presiden pada 2019.