AS Minta Bukti Israel Tidak Halangi Bantuan ke Gaza

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) mendesak Israel untuk membuktikan bahwa mereka tidak menghambat distribusi bantuan ke Gaza Utara. Tuntutan ini disampaikan Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Rabu (16/10/2024).
Thomas-Greenfield memperingatkan bahwa tindakan menghambat bantuan pangan akan memiliki konsekuensi serius terhadap hukum internasional dan AS.
Pernyataan ini muncul setelah AS mengirim surat peringatan kepada Israel. AS mengancam akan memotong pasokan senjata jika aliran bantuan ke Gaza tidak ditingkatkan dalam 30 hari ke depan.
"Kami akan mengawasi untuk memastikan bahwa tindakan Israel di lapangan sesuai dengan pernyataan mereka tentang kelancaran distribusi makanan dan pasokan penting lainnya," kata Thomas-Greenfield, dilansir dari The Guardian.
1. AS tuntut 350 truk bantuan masuk Gaza setiap hari
AS menuntut Israel untuk memfasilitasi masuknya setidaknya 350 truk bantuan ke Gaza setiap hari melalui empat perlintasan utama yang dikendalikan oleh IDF. Selain itu, AS juga meminta jeda pertempuran yang memadai untuk memungkinkan aliran bantuan yang lancar.
Thomas-Greenfield juga memperingatkan Israel untuk tidak mengkategorikan warga sipil sebagai kombatan, jika mereka gagal mematuhi instruksi untuk meninggalkan Gaza Utara.
"Makanan dan pasokan harus segera ditingkatkan ke Gaza. Harus ada jeda kemanusiaan di seluruh wilayah untuk memungkinkan vaksinasi serta pengiriman dan distribusi bantuan," ujar Thomas-Greenfield, dilansir dari Reuters.
2. Israel bantah hambat bantuan, malah salahkan Hamas
Israel membantah telah menghambat bantuan dan justru menyalahkan Hamas atas masalah distribusi. Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, mengatakan bahwa masalahnya bukan kekurangan bantuan, melainkan penyalahgunaan oleh Hamas.
"Hamas telah menjadikan situasi kemanusiaan sebagai senjata. Israel dan mitra internasional terus mengirim bantuan ke Gaza, namun tidak akan pernah mencapai semua yang membutuhkan selama Hamas tetap berkuasa," kata Danon.
Israel mengklaim telah mengirim 50 truk bantuan ke Gaza Utara melalui perlintasan Allenby Bridge dan Erez pada Rabu (16/10/2024). Seorang pejabat militer Israel juga menyatakan bahwa tidak ada perubahan signifikan dalam rutinitas bantuan kemanusiaan, dan keputusan serta rencana hanya dibuat berdasarkan pertimbangan operasional.
Meski demikian, klaim Israel ini bertentangan dengan laporan PBB yang menunjukkan penurunan drastis jumlah bantuan.
3. Tidak ada bantuan makanan masuk Gaza Utara selama 2 minggu
PBB melaporkan penurunan signifikan jumlah konvoi bantuan yang masuk ke Gaza sejak Oktober. Joyce Msuya, pejabat PBB urusan kemanusiaan, mengkritik Israel karena dianggap menghalangi konvoi makanan.
"Mengingat kondisi menyedihkan dan penderitaan yang tak tertahankan di Gaza Utara, fakta bahwa akses kemanusiaan hampir tidak ada adalah hal yang sangat mengkhawatirkan," ujar Msuya dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB.
Laporan PBB mengungkapkan bahwa hampir 400 warga Palestina tewas dan sekitar 1.500 terluka dalam seminggu terakhir di Gaza. Lebih mengkhawatirkan lagi, PBB melaporkan tidak ada bantuan makanan yang masuk ke Gaza Utara antara 2-15 Oktober 2024.
Msuya menambahkan bahwa hanya kurang dari sepertiga misi kemanusiaan yang dikoordinasikan dengan Israel dalam dua minggu terakhir berjalan lancar tanpa insiden.