AS Tolak Usulan Rusia soal Pemerintahan Sementara di Ukraina

- Amerika Serikat menolak usulan Putin untuk pemerintahan sementara di Ukraina, menyebut pemerintahan harus sesuai konstitusi dan dipilih oleh rakyat.
- Rusia terus mempertanyakan legitimasi Zelenskyy, ingin negosiasi damai setelah pemerintahan baru terpilih di bawah pengawasan PBB.
- Zelenskyy ingin Rusia diwakili oleh pebisnis dalam negosiasi untuk mengakhiri perang di Ukraina, menyatakan ada oposisi di Rusia siap berbicara.
Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) menolak usulan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menetapkan pemerintahan sementara di Ukraina. Putin juga mengusulkan keterlibatan PBB dalam pemilihan pemimpin sementara di Ukraina.
Pada Jumat (28/3/2025), Washington menyebut bahwa pemerintahan di Ukraina harus ditentukan oleh konstitusi yang berlaku dan rakyat Ukraina sendiri. Sementara, Konstitusi Ukraina melarang penyelenggaraan pemilihan umum di tengah peperangan.
Putin terus mempertanyakan legitimasi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Moskow mengklaim bahwa Zelenskyy bukan lagi pemimpin resmi di Ukraina setelah masa jabatannya berakhir pada Mei 2024.
1. Ukraina tolak pemerintahan sementara di negaranya
Kepala Pusat Perlawanan Disinformasi Ukraina, Andriy Kovalenko mengatakan bahwa usulan ini adalah bagian dari rencana Moskow membuat negosiasi damai antara kedua negara terkatung-katung.
"Putin akan berusaha melakukan apapun untuk mencegah proses perdamaian karena dia tidak memiliki kepentingan untuk mengakhiri perang. Maka dari itu, dia terus mempertahankan permintaan dan proposal liar dan tak masuk akal," terang Kovalenko, dikutip Politico.
Ia menambahkan, langkah tepat untuk membatasi opsi Putin adalah sanksi keras kepada Rusia dan memperkuat Ukraina. Ia mengharapkan agar Rusia mulai mengakhiri peperangan pada Hari Paskah.
Sementara, Penasehat Presiden Ukraina, Dmytro Lytvyn menyarankan agar Putin lebih realistis dan melihat kenyataan. Ia meminta Putin untuk meminum obat agar pikirannya kembali berjalan.
2. Putin menolak bernegosiasi dengan Zelenskyy

Putin mengatakan, bersedia melanjutkan negosiasi damai dengan Ukraina setelah pemerintahan baru terpilih di bawah pengawasan PBB. Ia menolak mengakui Zelenskyy sebagai presiden resmi di Ukraina.
"Rusia tidak dapat bernegosiasi dengan pemerintahan Ukraina saat ini yang tidak sah dan formasi neo-Nazi seperti Brigade Azov mulai memimpin Ukraina. Jika Zelenskyy digantikan oleh pemerintahan baru yang terpilih di bawah pengawasan PBB. Rusia akan memulai negosiasi untuk mengakhiri perang," ungkapnya, dilansir Novaya Gazeta.
Ia menambahkan bahwa Rusia saat ini memiliki posisi strategis dan mengambil inisiatif di sepanjang garis depan Ukraina. Putin mengklaim, tentara Rusia sudah bersiap menghabisi seluruh tentara Ukraina.
3. Zelenskyy sebut negosiasi dengan Putin seperti bermain ping-pong

Zelenskyy mengungkapkan bahwa negosiasi dengan Putin seperti halnya bermain ping-pong. Ia menginginkan, Rusia diwakilkan oleh pebisnis untuk dapat mengakhiri perang di Ukraina.
"Pernyataan Putin seperti ping-pong. Ini tidak selalu menyediakan jawaban. Saya pikir prinsipnya kami setuju tidak berbicara dengannya, tapi seseorang harus merepresentasikan Rusia. Rusia memiliki banyak pebisnis. Saya pikir kami harus bebricara dengan pebisnis jika mereka memiliki visa mengakhiri perang," tuturnya, dilansir Ukrinform.
Ia menambahkan bahwa terdapat oposisi di Rusia. Ia mengklaim bahwa Eropa, AS, dan Ukraina sudah siap berbicara dengan oposisi Rusia.