Bantu Krisis Ukraina, Jepang Janjikan Bantuan Sebesar 69,8 Triliun

Jakarta, IDN Times- Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida janjikan bantuan sebesar 4,5 miliar dolar AS (Rp69,8 triliun) untuk Ukraina, termasuk 1 milar dolar AS (Rp15,5 triliun) bantuan kemanusiaan. Pengumuman disampaikan Kishida dalam pertemuan puncak KTT G7 pada Rabu (6/12/2023) di mana Jepang menjadi tuan rumah pertemuan tersebut.
Bantuan kemanusiaan meliputi pendanaan generator dan pasokan listrik serta langkah-langkah untuk membersihkan ranjau yang ditanam Rusia. Sisa bantuan lainnya meliputi jaminan kredit untuk pinjaman Bank Dunia ke Ukraina.
“Ini merupakan dukungan yang signifikan bagi pemulihan Ukraina dan perekonomian kami, kata Jepang dengan tegas mendukung Ukraina dan rakyat kami,” kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy di Twitter, “Kami akan terus bekerja sama untuk mewujudkan kepentingan bersama,” kata Zelenskyy.
1. Jepang kemungkinan akan sediakan anti-rudal dan anti-drone untuk Ukraina

Sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai, Jepang telah menyumbangkan lebih dari 7 miliar dolar AS (Rp108.5 triliun) untuk Ukraina. Sebagian besar untuk bantuan kemanusiaan dan peralatan militer terbatas pada senjata tidak mematikan.
Akan tetapi, Duta Besar Ukraina untuk Jepang, Sergiy Korsunsky pada Kamis mengatakan, negaranya dan Jepang sedang mendiskusikan kemungkinan menyediakan peralatan pertahanan anti-rudal dan anti-drone yang akan dilakukan Jepang.
“Itu bukan senjata yang mematikan. Sebenarnya itu bantuan kemanusiaan,” ujarnya di Kedutaan Besar AS di Tokyo. “Karena ketika ada drone Iran yang terbang di atas Anda, dan mereka sangat sulit dideteksi… namun jika Anda melindungi diri Anda dari drone tersebut, maka ini bukanlah senjata yang mematikan.”
2. Negara G7 sepakati sanksi baru untuk Rusia
Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Jepang, Rahm Emanuel memuji pasokan tambahan generator Jepang untuk membantu masyarakat dari musim dingin yang parah. Jepang juga sedang mendiskusikan pelonggaran pembatasan ekspor senjatanya agar dapat dipasok di Ukraina.
Jepang berupaya meningkatkan industri pertahanannya di tengah meningkatnya ancaman dari China, Korea Utara, dan Rusia. Tokyo juga memperluas dukungan untuk negara-negara yang diserang, seperti Ukraina.
Sementara anggota G7 sepakat menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia, termasuk melarang berlian dari Moskow. Dalam pernyataan bersama para pemimpin G7, akan memberlakukan batasan impor berlian non-industri yang ditambang, diproses, atau diproduksi di Rusia.
3. Komitmen Jepang dan G7 untuk membantu negara krisis

Kontribusi besar yang diberikan Jepang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan Ukraina dalam mengahadapi tantangan ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh kesulitan yang dihadapi saat ini.
Paket bantuan Jepang merupakan cerminan peran proaktif Jepang dalam upaya kolektif global untuk mendukung Ukraina. Langkah Jepang juga menegaskan kembali sikap bersama-sama negara G7 dalam memberikan bantuan kepada negara-negara yang sedang bertarung dengan krisis.
Kelompok G7 terdiri dari AS, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Uni Eropa.