Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

China Ancam Hukum AS jika Ketua Parlemen Nancy Pelosi Kunjungi Taiwan

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian (twitter.com/MFA_China)
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian (twitter.com/MFA_China)

Tangerang Selatan, IDN Times - Pemerintah China pada Selasa (19/7/2022) memperingatkan bahwa pihaknya akan mengambil tindakan tegas, jika Ketua Parlemen Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan bulan depan.

Rencananya, Pelosi beserta delegasinya juga akan mengunjungi Indonesia, Jepang, Malaysia, Singapura, dan markas besar komando Indo-Pasifik AS di Hawaii.

1. Kunjungan parlemen AS dinilai merusak kedaulatan China

Melansir Reuters, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mengatakan bahwa setiap kunjungan Pelosi akan sangat merusak kedaulatan dan integritas teritorial China.

"Jika pihak AS dengan keras berpegang pada jalur ini, China pasti akan mengambil tindakan tegas untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorialnya dengan," katanya.

"Amerika Serikat harus bertanggung jawab penuh atas semua konsekuensi yang disebabkan oleh ini," tambahnya.

Taiwan, yang kedaulatan wilayahnya diklaim oleh China, alami tekanan yang meningkat dari Beijing. Masalah itu juga terus mengganggu hubungan antara pemerintahan Joe Biden dan Xi Jinping.

Meski tekanan terus bermunculan, Taiwan tetap berterima kasih atas dukungan berkelanjutan yang ditawarkan oleh pemerintahan AS, yang berulang kali menyatakan komitmennya atas solidaritas untuk Taipei.

2. Ada perbedaan pendapat dari beberapa pejabat AS mengenai kunjungan Pelosi

Melansir Al Jazeera, Departemen Luar Negeri AS belum menanggapi terkait rencana Pelosi. Sementara, Kementerian Luar Negeri Taiwan  mengaku belum menerima informasi yang relevan terkait kunjungan tersebut.

Wakil kepala staf Pelosi, Drew Hammill, mengatakan "kami tidak mengonfirmasi atau menolak perjalanan internasional sebelumnya karena protokol keamanan yang sudah berlangsung lama."

Kunjungan dari Ketua DPR itu sempat ditunda pada April lalu, setelah dirinya dinyatakan positif COVID-19. Saat itu, China mengatakan bahwa rencana semacam itu akan sangat mempengaruhi hubunganya dengan AS.

Pelosi, seorang kritikus senior atas segala kebijakan China, mengadakan pertemuan daring dengan Wakil Presiden Taiwan William Lai pada Januari, saat perwakilan Taipei menyelesaikan kunjungan ke AS dan Honduras. 

Dalam laporan Financial Times, White House telah menyatakan keprihatinan atas kunjungan Pelosi. Kondisi saat ini menunjukan, terdapat perpecahan dalam pemerintahan Demokrat AS mengenai “apakah pelosi harus mengunjungi Taiwan”.

Beberapa pejabat percaya, kunjungan ke Taiwan sah-sah saja apabila dilakukan pada April lalu, mengingat kondisi waktu itu bertepatan dengan dimulainya invasi Rusia ke Ukraina.

Seorang Juru bicara Dewan Keamanan nasional AS mengatakan, pihaknya tidak akan berkomentar mengenai perjalanan yang belum diumumkan oleh pimpinannya. Namun, Dewan keamanan tetap berkomitmen pada One China policy.

3. Aktivitas angkatan laut AS di wilayah perairan Taiwan membuat China geram

Armada ke-7 dari Angkatan Laut AS mengatakan, kapal USS Benfold melakukan transit rutin melalui selat Taiwan pada Selasa, melewati perairan yang sesuai dengan hukum internasional. 

"Kapal itu transit melalui koridor di Selat yang berada di luar laut teritorial negara pantai manapun," kata Dewan Keamanan dalam sebuah pernyataan.

Setiap sebulan sekali, AS melakukan pelayaran dari wilayah perairan yang memisahkan Taiwan dan China. Hal itu membuat Beijing marah karena aktivitasnya dinilai sebagai tanda dukungan kepada Taipei.

Bulan ini, China mengirim pasukan untuk melintasi garis tengah selat Taiwan, sebuah tindakan yang dimaknai Taiwan sebagai provokasi. Insiden itu terjadi saat Taipei menerima kunjungan Senator AS, yaitu Rick Scott yang merupakan anggota Partai Republik dari komite angkatan bersenjata Senat AS.

Pada Senin (18/7/2022), China meminta AS untuk segera membatalkan potensi penjualan bantuan teknis militer ke Taiwan yang dinilai sekitar 108 juta dolar AS. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us