Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

China Ancam Hukum Mati Separatis, Presiden Taiwan: Otokrasi Itu Jahat!

Presiden Taiwan Lai Ching-te (twitter.com/@ChingteLai)
Intinya sih...
  • Presiden Taiwan Lai Ching-te menegaskan bahwa demokrasi bukan kejahatan, melainkan otokrasi yang sebenarnya.
  • China mengancam akan memberlakukan hukuman mati bagi pendukung garis keras kemerdekaan Taiwan.
  • Taiwan melaporkan peningkatan signifikan penerbangan militer China di sekitar pulau tersebut.

Jakarta, IDN Times - Presiden Taiwan Lai Ching-te menegaskan bahwa demokrasi bukan sebuah kejahatan, melainkan otokrasi lah kejahatan yang sebenarnya. Pernyataan itu ia sampaikan setelah China mengancam akan memberlakukan hukuman mati bagi para pendukung garis keras kemerdekaan Taiwan.

"Saya ingin menekankan: demokrasi bukanlah sebuah kejahatan; otokrasilah yang merupakan kejahatan yang sesungguhnya. China sama sekali tidak punya hak untuk memberikan sanksi kepada rakyat Taiwan hanya karena posisi yang mereka pegang. Terlebih lagi, China tidak punya hak untuk mengejar hak-hak rakyat Taiwan melintasi perbatasan,” kata Lai pada konferensi pers pada Senin (24/6/2024), dikutip Reuters.

1. Presiden Lai ajak China untuk berdialog dengan pemerintah Taiwan

China, yang memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, tidak merahasiakan ketidaksukaannya terhadap Lai, yang mulai menjabat bulan lalu, dengan menyebutnya sebagai separatis. Negara Komunis itu bahkan menggelar latihan perang di sekitar Taiwan tak lama setelah pelantikan Lai.

Pada Jumat (21/6/2024), Beijing kembali meningkatkan tekanannya terhadap Taipei dengan mengeluarkan pedoman hukum baru untuk menindak mereka yang dianggap mendukung kemerdekaan Taiwan, meskipun pengadilan China tidak memiliki yurisdiksi atas pulau yang diperintah secara demokratis itu.

Lai mengatakan bahwa China menganggap siapa pun yang tidak menjunjung reunifikasi adalah pendukung kemerdekaan Taiwan.

“Saya juga ingin mengajak China untuk mengakui eksistensi Republik China (nama Resmi Taiwan) dan melakukan pertukaran dan dialog dengan pemerintah Taiwan yang terpilih secara demokratis dan sah. Jika hal ini tidak dilakukan, hubungan antara Taiwan dan Tiongkok hanya akan menjadi semakin renggang," tambahnya.

2. Taiwan deteksi 115 pesawat militer China di dekat wilayahnya pekan lalu

Sejak Kamis (20/6/2024), Taiwan melaporkan adanya peningkatan signifikan dalam jumlah penerbangan militer China saat Beijing melakukan patroli kesiapan tempur bersama di sekitar pulau tersebut.

Taiwan mengatakan bahwa pihaknya mendeteksi 115 pesawat militer China beroperasi di dekat wilayahnya pada Kamis-Minggu (23/6/2024). Pesawat-pesawat tersebut dilaporkan berada pada jarak 31 mil laut dari ujung selatan pulau itu.

Taiwan menyatakan bahwa selama empat tahun terakhir, China telah melakukan aktivitas militer rutin di sekitar pulau itu sebagai bagian dari kampanye tekanan “zona abu-abu”.

Seorang pejabat senior mengatakan bahwa latihan perang tahunan Han Kuang Taiwan bulan depan bertujuan untuk menyerupai pertempuran sesungguhnya sedetail mungkin, mengingat ancaman musuh yang terus meningkat dari China. 

3. Taiwan bersikukuh bahwa negaranya sudah merdeka

Sama seperti pendahulunya Tsai Ing-wen, Lai menolak klaim kedaulatan Beijing dan mengatakan bahwa hanya rakyat Taiwan lah yang dapat menentukan masa depan mereka. Dia telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan China, namun ditolak.

China mengatakan bahwa setiap langkah yang dilakukan Taiwan untuk mendeklarasikan kemerdekaan secara formal akan menjadi dasar untuk menyerang pulau tersebut.

Pemerintah di Taipei mengatakan bawa Taiwan sudah menjadi negara merdeka dan tidak berencana mengubahnya. Pemerintahan Republik itu melarikan diri ke Taiwan pada 1949 setelah kalah dalam perang saudara dengan Komunis Mao Zedong.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us