China Desak Penyelidikan Independen atas Pembantaian di Bucha, Ukraina

Jakarta, IDN Times - Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, pada Rabu (6/4/22) mengatakan bahwa dokumentasi seputar mayat yang bergelimpangan di kota Bucha, Ukraina sangat meresahkan.
Tanpa menyalahkan pihak mana pun, dia mendesak dilakukan penyelidikan independen untuk mengetahui kebenaran yang diverifikasi dari kekejaman yang diduga dilakukan angkatan bersenjata Rusia.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, Bejing menolak mengutuk tindakan Rusia. Beijing juga menolak menjatuhkan sanksi kepada Moskow, seperti yang dilakukan oleh negara-negara Barat dan sekutunya.
Zao juga mengatakan bahwa sanksi yang dijatuhkan kepada Moskow justru akan mempersulit keadaan. Amerika Serikat (AS) diminta untuk mencabut sanksi guna melakukan pembicaraan perdamaian Ukraina-Rusia.
China menegaskan akan terus menyerukan perdamaian antara Rusia dengan Ukraina. Di sisi lain, Beijing juga menyalahkan NATO karena memprovokasi perang dan semakin memicu konflik dengan mengirim senjata ke Ukraina.
1. China minta kebenaran peristiwa Bucha diselidiki

Dilansir Associated Press, Zao Lijian mengatakan, saat ini tidak ada pihak yang harus disalahkan sebelum semua fakta kebenaran peristiwa tersebut diungkap.
"Kebenaran dan penyebab insiden itu harus diverifikasi. Semua pihak harus menahan diri dan menghindari tuduhan yang tidak berdasar sebelum kesimpulan dari penyelidikan diambil," kata Zhao.
Dia mengatakan bahwa pemerintah China dengan tegas mendukung langkah kondusif mengurangi krisis kemanusiaan. Beijing juga menyatakan siap bekerja sama dengan komunitas internasional untuk mencegah ancaman terhadap warga sipil.
Zao menambahkan, "keadaan yang relevan dan penyebab spesifik dari insiden (Bucha) itu harus diverifikasi dan ditetapkan. Sebelum gambaran lengkapnya jelas, semua pihak harus menahan diri dan menghindari tuduhan yang tidak berdasar."
2. China minta AS cabut sanksi ke Rusia untuk selesaikan krisis
Invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung selama lebih dari satu bulan telah membuat ekonomi Rusia sangat tertekan. Sanksi ekonomi dari negara-negara Barat menyebabkan Rusia kehilangan akses terhadap pasar global.
Bagi Beijing, mereka menentang penjatuhan sanksi sepihak yang telah dilakukan oleh AS dan sekutu Baratnya.
Dikutip dari The Moscow Times, Zao Lijian mengatakan, "jika AS benar-benar tertarik untuk menyelesaikan krisis Ukraina, mereka harus berhenti mengacungkan kartu sanksi (ke Rusia)."
Terkait agresi yang dilancarkan sejak 24 Februari, China yang merupakan sekutu Rusia selalu menghindari menggunakan kata 'perang' atau 'invasi'.
"Sejarah dan kenyataan telah membuktikan bahwa sanksi tidak membawa perdamaian dan keamanan, tetapi hanya membawa kerugian-kalah atau kerugian-berlipat, menambah ekonomi dunia yang sudah sulit dan berdampak pada sistem ekonomi dunia yang ada," tambah Zhao.
3. China serukan advokasi dan promosikan pembicaraan damai

Sejak peristiwa di Bucha ramai diberitakan, Rusia telah memberikan tanggapan dengan cepat. Moskow menilai foto dan video dari Bucha, yang memperlihatkan mayat warga sipil bergelimpang di jalanan, hanyalah propaganda Ukraina yang dipentaskan untuk media Barat.
Rusia menolak tuduhan bahwa pasukannya telah membunuh warga sipil Ukraina dan menyebut dokumentasi itu palsu.
Meski China sebelumnya pernah menggemakan narasi Moskow tentang penemuan senjata biologis di laboratorium Ukraina, tapi kali ini Beijing terkesan tidak berusaha untuk menggemakan narasi peristiwa Bucha.
Hanya saja, ada tekanan bahwa AS semakin memperburuk ketegangan Ukraina-Rusia. Editorial media China Global Times menjelaskan bahwa krisis Ukraina terjadi karena AS.
Dalam editorial terbaru tentang peristiwa Bucha, AS juga dilihat tidak mempromosikan pembicaraan tetapi menciptakan hambatan bagi pembicaraan damai kedua belah pihak.
Meningkatnya sanksi terhadap Rusia dan memberi lebih banyak senjata ke Ukraina adalah langkah yang dinilai tidak bertanggung jawab. Langkah pemerintah AS itu selayaknya menyiram bensin pada api yang sudah membara.
China dengan tegas menyerukan advokasi dan mempromosikan pembicaraan damai. Tidak peduli betapa sulitnya, tapi gencatan senjata dan perdamaian harus dicapai karena itu dianggap sebagai hasil akhirnya.