China: Senjata AS Tak Akan Mampu Lindungi Taiwan

Jakarta, IDN Times – Juru Bicara Kantor Urusan Taiwan Dewan Negara China, Zhu Fenglian, meremehkan rencana pembelian senjata Taiwan dari Amerika Serikat (AS). Berbicara pada Rabu (26/2/2025), Zhu mengatakan pembelian senjata tak akan mampu melindungi Taiwan dari serangan militer China.
"Biaya perlindungan tidak akan melindungi pasukan kemerdekaan Taiwan, dan 'bidak catur' pasti akan berubah menjadi 'bidak yang ditinggalkan'," kata Zhu, dilansir Anadolu Agency.
Zhu merujuk pada rencana Taiwan membeli senjata senilai 7-10 miliar dolar AS (Rp114-163 triliun) dari Washington. Pembelian itu untuk meningkatkan hubungan Taiwan dengan pemerintahan Presiden AS, Donald Trump.
1. Pembelian mencakup sistem pertahanan HIMARS
Taiwan kini berupaya menjajaki pembelian sistem pertahanan udara dari AS. Tiga sumber anonim mengatakan bahwa paket senjata mencakup rudal jelajah pertahanan pantai dan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS).
"Saya akan sangat terkejut jika jumlahnya kurang dari 8 miliar dolar. Sekitar 7-10 miliar dolar AS," kata sumber itu, dilansir Taipei Times (18/2/2025).
Gedung Putih belum memberikan komentar. Namun, Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz mengatakan ia ingin mempercepat pengiriman senjata ke Taiwan.
Kementerian Pertahanan AS mengatakan pihaknya fokus pada pembangunan pertahanannya.
“Setiap persenjataan dan peralatan yang dapat mencapai tujuan pembangunan militer tersebut didaftarkan sebagai target tender,” kata kementerian tersebut.
2. Taiwan sebagai 'Bidak catur' AS

China selama ini memandang Taiwan sebagai ‘bidak catur’ yang dengan mudah dikontrol AS. Namun, pada 19 Februari, Pemimpin Taiwan Lai Ching Te membantah hal tersebut.
“Taiwan adalah pemain catur, bukan bidak catur," katanya.
Zhu kemudian merespons bahwa pernyataan itu cukup menggelikan. Menurutnya, Taiwan selama ini telah menipu dirinya sendiri dengan mengharapkan perlindungan dari AS.
"Sekarang mereka menghabiskan ratusan miliar dolar Taiwan baru untuk menawarkan 'janji kesetiaan' kepada AS, dan mengubah Taiwan menjadi 'tong mesiu'," kata Zhu.
Juru bicara tersebut mengatakan tindakan semacam itu hanya akan mengakibatkan penderitaan rakyat Taiwan. Ia juga mengkritik upaya Taiwan untuk mencari kemerdekaan dengan mengandalkan kekuatan asing.
3. China gak bakal biarkan Taiwan merdeka

Konflik China dan Taiwan memiliki sejarah yang cukup panjang. China hingga kini tak rela jika Taiwan harus memerdekakan diri, sebab wilayah itu dianggap masih menjadi bagian dari China daratan.
Zhu mengatakan, kemerdekaan Taiwan tak sejalan dengan tujuan perdamaian di Selat Taiwan. Rakyat China tak akan menghendaki kemerdekaan sepihak tersebut.
”Lebih dari 1,4 miliar orang China tidak akan pernah setuju, dan Tentara Pembebasan Rakyat China yang pemberani dan ahli dalam pertempuran juga tidak akan pernah setuju," katanya.
Adapun AS setia mendukung Taiwan. Salah satu alasannya karena Taiwan merupakan produsen chip komputer terbesar di dunia yang dipasok untuk perusahaan elektronik seperti Nvidia, Apple, dan lainnya.
Minggu lalu, Lai mengatakan Taiwan berencana untuk mengusulkan anggaran pertahanan khusus. Ia juga akan mendorong bisnis untuk berinvestasi di AS dan berkomunikasi lebih banyak dengan Washington.