Di KTT D-8, Prabowo Singgung Negara-Negara Mayoritas Muslim Tak Akur

- Prabowo menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi negara-negara mayoritas muslim yang sering terpecah dan tidak bersatu.
- Ia menyoroti konflik internal di beberapa negara muslim seperti Sudan, Libya, dan Yaman yang melemahkan posisi umat muslim secara global.
- Prabowo menyerukan persatuan dan kerja sama di antara negara-negara Muslim untuk memperjuangkan hak-hak mereka dan menjadi kekuatan yang diperhitungkan di dunia.
Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi negara-negara mayoritas muslim, yang sering kali terpecah dan tidak bersatu, meskipun memiliki populasi besar dan sumber daya melimpah. Hal itu Prabowo sampaikan dalam sambutannya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D-8, Kairo, Mesir, Jumat (20/12/2024).
Prabowo membuka sambutannya dengan mengecam pelanggaran hukum internasional yang terus terjadi, seraya menyoroti ketidakadilan yang dialami umat Muslim di berbagai belahan dunia. Namun, ia juga mengajak peserta KTT menghadapi kenyataan pahit mengenai situasi internal negara-negara mayoritas muslim.
“Populasi Muslim di dunia adalah 2 miliar orang, 25 persen dari dunia adalah Muslim. Kita memiliki sumber daya yang besar, tetapi kita tidak dapat bersatu. Kita bertengkar di antara kita sendiri, dan kemudian ketika saudara-saudara kita dihancurkan, maka kita memberikan pernyataan dukungan dan mengirimkan bantuan kemanusiaan,” ujar Prabowo.
1. Pemimpin di negara mayoritas muslim kerap ribut

Prabowo tegas menyoroti konflik internal di beberapa negara muslim seperti Sudan, Libya, dan Yaman, di mana para pemimpinnya justru terlibat konflik satu sama lain. Menurutnya, situasi ini melemahkan posisi umat muslim secara global dan mempersulit upaya membantu Palestina serta memperjuangkan hak-hak mereka di kancah internasional.
“Kita harus bekerja sama dengan erat di antara kita. Kita harus bekerja sama untuk mencapai satu suara dan tidak terpecah belah. Divide et impera, itulah hukum imperialisme selama 1000 tahun, dan kita terus terpecah belah setiap hari,” ucap dia.
2. Prabowo soroti suara negara-negara mayoritas muslim kerap diabaikan

Ia juga menyoroti bagaimana suara negara-negara muslim sering kali diabaikan di forum global. Prabowo menilai selama umat Muslim tidak bersatu, mereka akan terus kehilangan pengaruh dan dihormati oleh komunitas internasional.
“Hak asasi manusia bukan untuk orang-orang Muslim. Ini kenyataan. Ini sangat menyedihkan,” kata dia.
3. Prabowo serukan persatuan

Prabowo tidak hanya mengungkapkan keprihatinannya, tetapi juga menyerukan persatuan dan kerja sama di antara negara-negara Muslim. Ia menegaskan, pentingnya menghadapi kenyataan dan melakukan perubahan konkret demi kepentingan bersama.
“Indonesia akan berusaha melakukan yang terbaik dalam apa pun yang dapat kita lakukan, tetapi saya menyerukan persatuan. Saya menyerukan kerja sama. Saya menyerukan agar kita, negara-negara Muslim, menyadari apa yang sedang terjadi,” ujar Prabowo.
Presiden Prabowo mengingatkan hanya melalui persatuan, umat Muslim dapat memperjuangkan hak-hak mereka dan menjadi kekuatan yang diperhitungkan di dunia.
“Marilah kita jujur kepada rakyat kita dan diri kita sendiri,” tambahnya.