Fakta-fakta UNIFIL: Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon

Jakarta, IDN Times - Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) mengatakan, pasukan Israel telah beberapa kali menyerang posisi mereka di wilayah selatan negara itu, hingga melukai beberapa personelnya. Tank-tank Israel juga dilaporkan menerobos gerbang pangkalan UNIFIL pada akhir pekan.
Serangan Israel tersebut menuai kecaman luas dari internasional. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyebut serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB merupakan pelanggaran hukum internasional dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang.
Israel sendiri membela tindakannya dengan mengklaim bahwa Hizbullah beroperasi di daerah dekat pos UNIFIL.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Senin (14/10/2024) memperingatkan bahwa pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon berada dalam bahaya dan mendesak mereka untuk segera meninggalkan wilayah tersebut. Namun, UNIFIL menyatakan bahwa mereka akan tetap bertahan di posisinya.
1. Dibentuk setelah invasi pertama Israel di Lebanon pada 1978

UNIFIL, Pasukan Sementara PBB di Lebanon, dibentuk oleh Dewan Keamanan PBB setelah invasi pertama Israel di Lebanon pada 1978. Tugasnya adalah memastikan penarikan pasukan Israel dari negara tersebut, memulihkan perdamaian dan keamanan internasional, serta membantu pemerintah Lebanon dalam memulihkan otoritas efektifnya di wilayah tersebut.
Pada Juni 1982, Israel kembali menginvasi Lebanon untuk kedua kalinya dan mendirikan zona keamanan di dalam negara tersebut, yang bertahan hingga penarikan pasukan Israel pada 2000.
Pada tahun itu, UNIFIL menetapkan Garis Biru, yaitu wilayah sepanjang 120 kilometer di Lebanon selatan untuk memastikan penarikan lengkap pasukan Israel. Garis ini berfungsi sebagai perbatasan de facto antara kedua negara, mengingat Lebanon dan Israel masih memiliki sengketa perbatasan.
Pasukan UNIFIL juga bertugas memantau pelanggaran perbatasan dan menjaga keamanan wilayah tersebut, yang mencakup basis-basis Hizbullah.
2. Memiliki lebih dari 10 ribu personel

UNIFIL memiliki lebih dari 10 ribu personel yang berasal dari 50 negara. Sebagian besar dari mereka adalah tentara di negaranya masing-masing.
Indonesia, Italia, India, Nepal, Ghana, dan Malaysia merupakan negara yang paling banyak menyumbang pasukan untuk UNIFIL. Spanyol, China, Irlandia, dan Prancis juga mengirim banyak pasukan. Beberapa negara hanya menyumbang satu pasukan, seperti Inggris, Peru dan Nigeria.
Pasukan penjaga perdamaian ini beroperasi di wilayah seluas 1.061 km² antara Garis Biru dan Sungai Litani di Lebanon selatan. UNIFIL memiliki 50 posisi, dengan kantor pusatnya berada di Naqoura, di barat daya negara tersebut.
3. UNIFIL tidak terlibat dalam pertempuran

Dalam upaya menjaga perdamaian di sepanjang Jalur Biru, otoritas Israel dan Lebanon diwajibkan untuk memberikan pemberitahuan terlebih dahulu kepada UNIFIL mengenai segala kegiatan yang akan dilakukan di sekitar wilayah tersebut. Protokol ini membantu UNIFIL memantau dan mengelola wilayah perbatasan yang sensitif dengan lebih efektif.
Sebagai misi penjaga perdamaian, UNIFIL tidak terlibat dalam pertempuran. Namun, pasukan ini dapat menggunakan kekuatan dalam situasi tertentu, termasuk untuk membela diri, melindungi warga sipil yang menghadapi ancaman kekerasan yang mendesak, serta melindungi fasilitas dan peralatan personel PBB.
Mandat UNIFIL diperbarui setiap tahun oleh Dewan Keamanan PBB atas permintaan Lebanon. Dewan Keamanan baru-baru ini memperpanjang mandat tersebut hingga 31 Agustus 2025.