Filipina Larang Impor Produk Unggas dari Australia karena Flu Burung

Jakarta, IDN Times - Departemen Pertanian Filipina mengumumkan larangan impor unggas dari Australia, menyusul kasus flu burung (avian influenza) yang baru-baru ini terjadi di negara itu.
Hal ini berdasarkan laporan dari Pusat Kesiapsiagaan Penyakit Australia yang menyebutkan bahwa wabah virus flu burung yang sangat patogenik (HPAI) subtipe H7N3 dan H7N9, terdeteksi di negara bagian Victoria, dilansir The Straits Times, pada Minggu (9/6/2024).
1. Apa saja aturan yang diberlakukan terkait larangan tersebut?

Pusat Kesiapsiagaan Penyakit Australia baru-baru ini melaporkan bahwa wabah flu burung terdeteksi pada 23 Mei di Meredith dan 25 Mei di Terang, di bagian barat Victoria.
Pada 6 Juni, Menteri Pertanian Francisco Tiu Laurel Jr mengeluarkan Memorandum Perintah No.21, yang menyerukan kepada Biro Industri Hewan untuk menghentikan penerbitan Izin Impor Sanitasi dan Fitosanitasi pada impor unggas liar dan unggas peliharaan dari Australia. Ini termasuk daging unggas, anak ayam yang usia sehari, telur, dan air mani.
"Semua pengiriman yang berasal dari Australia yang sedang dalam perjalanan/dimuat/diterima di pelabuhan sebelum perintah ini disampaikan secara resmi kepada pihak berwenang Australia akan diizinkan. Ini dengan ketentuan bahwa produk tersebut disembelih atau diproduksi pada atau sebelum tanggal 9 Mei 2024," demikian bunyi nota yang ditandatangani Laurel, dikutip dari Philstar.
Langkah ini diambil untuk mencegah masuknya virus HPAI dan melindungi kesehatan populasi unggas lokal.
2. Kasus flu burung sangat jarang terjadi pada manusia
Sementara itu, flu burung kerap terjadi terutama pada burung liar dan unggas. Kasus penularan antarmanusia pun sangat jarang terjadi. Terdapat banyak jenis flu burung dan sebagian besar dinyatakan tidak menginfeksi manusia. Beberapa subtipe, termasuk H5N1, disebut lebih mungkin menyebabkan penyakit dan kematian pada unggas.
Australia adalah sumber impor daging ayam terbesar keempat untuk Filipina, dengan jumlah total 5.365 ton pada April 2024. Pada periode yang sama, Negeri Kanguru juga memasok 46.987 ekor anak ayam usia sehari dan 30.780 butir telur tetas.
3. Virus flu burung H5N1 pertama yang dikonfirmasi pada manusia terdeteksi di Australia

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, seorang anak dikonfirmasi sebagai orang pertama yang terinfeksi virus flu burung H5N1 pada manusia di Australia. Dia kemungkinan besar terpapar virus tersebut selama perjalanannya ke India.
Anak berusia 2,5 tahun itu dirawat di rumah sakit pada Maret, sekembalinya dan menghabiskan waktu di perawatan intensif di Melbourne sebelum dinyatakan pulih sepenuhnya.
WHO mencatat 891 kasus infeksi H5N1 pada manusia terjadi dari 2003-22 Mei 2024. Ini termasuk 463 kematian. Kasus-kasus tersebut tersebar di beberapa negara lainnya.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menuturkan bahwa jenis flu burung H7N9 yang terdeteksi pada 2013, bertanggung jawab atas sebagian besar kasus penyakit pada manusia akibat flu burung.