Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kekurangan Pasukan Militer, Australia Akan Rekrut Warga Negara Asing

Ilustrasi militer. (unsplash.com/Joel Rivera-Camacho)
Intinya sih...
  • Pemerintah Australia mengizinkan warga asing penduduk tetap untuk bergabung dengan militer demi mengatasi kekurangan personel yang parah.
  • Skema ini diutamakan bagi warga negara dari sekutu intelijen negara 'Five Eyes' dan akan diperluas hingga ke negara-negara Pasifik pada 2025.
  • Perubahan ini terjadi karena upaya keras meningkatkan jumlah personel ADF, dengan rencana menambah sekitar 350 orang setiap tahunnya.

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Australia mengumumkan bahwa pihaknya mengizinkan warga asing yang merupakan penduduk tetap (permanent resident/PR) untuk bergabung dengan militer. Ini merupakan upaya negara tersebut dalam mengatasi kekurangan personel yang parah.

Mereka yang diizinkan mendaftar untuk Angkatan Pertahanan Australia (ADF) adalah warga asing yang menerima izin keamanan dan telah tinggal di Australia setidaknya selama 12 bulan, serta tidak pernah bertugas di militer asing dalam dua tahun sebelumnya ketika mengajukan permohonan.

Skema ini awalnya terbatas pada mereka yang berasal dari sekutu intelijen negara 'Five Eyes', seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Kanada, dan Selandia Baru. Namun, jika skema ini berhasil, diperkirakan akan diperlus hingga ke negara-negara Pasifik pada 2025 dan kemudian ke negara-negara lain, dilansir The Straits Times.

1. Australia berencana meningkatkan 80 ribu personel militernya pada 2040

Skema baru ini akan dimulai dengan warga Selandia Baru, yang dapat bergabung dengan militer Australia mulai 1 Juli 2024. Selanjutnya, warga negara dari AS, Inggris, dan Kanada akan dapat mendaftar wajib militer mulai Januari 2025. 

Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan bahwa rencana tersebut akan memperkuat ikatan ANZAC dan memenuhi tantangan keamanan nasional selama dekade berikutnya.

"Australia dan Selandia Baru memiliki hubungan yang sudah berlangsung lama. Merekrut ADF dari warga Selandia Baru yang tinggal di Australia akan meningkatkan peluang sekaligus memperkuat ikatan ANZAC kami," ujarnya pada Selasa (4/6/2024).

"Pemerintah Australia memilih untuk mengembangkan ADF karena sangat penting untuk memenuhi tantangan keamanan negara selama dekade berikutnya dan seterusnya," sambungnya, dikutip dari 9News Australia.

Perubahan ini terjadi ketika negara tersebut berupaya keras meningkatkan jumlah personel ADF. Berdasarkan anggaran federal yang dirilis pada 14 Mei, jumlah anggota militer diperkirakan akan bertambah hanya 358 orang dan menjadi 58.600 orang pada 2024. Ini berarti, sekitar 5 ribu lebih sedikit dari jumlah yang ditargetkan. Sementara, pemerintah ingin meningkatkan jumlah pasukan menjadi 80.000 pada 2040.

2. Warga negara asing dimungkinkan untuk mendaftar ADF, kecuali yang berasal dari China-Rusia

Ilustrasi pasukan militer. (pexels.com/Pixabay)

Menteri Personel Pertahanan Matthew Keogh mengatakan pada Selasa, bahwa kekurangan personel merupakan keprihatinan yang mendalam dan rencana untuk merekrut warga asing akan menambah sekitar 350 orang setiap tahunnya. Mereka yang bergabung akan bisa mengajukan permohonan kewarganegaraan setelah menjalani masa kerja selama 90 hari.

"Kami berani untuk mengembangkan ADF. Merekrut dari kelompok orang yang lebih luas akan membantu memastikan (ADF) kami mencerminkan keberagaman Australia sepenuhnya dan mampu memanfaatkan bakat dari seluruh masyarakat Australia," ungkapnya.

Sementara itu, Neil James, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertahanan Australia, mengatakan bahwa negaranya memiliki pengalaman yang luas dalam mengizinkan warga negara asing untuk bertugas, seperti warga dari negara-negara Persemakmuran yang dapat mendaftar hingga tahun 1970-an.

James menambahkan, warga negara dari China dan Rusia, kemungkinan besar tidak akan mendapatkan izin keamanan karena pihak berwenang Australia akan kesulitan untuk memeriksa latar belakang mereka. Namun, Australia kemungkinan akan terbuka untuk warga Singapura yang mendaftar.

"Warga Singapura bekerja cukup dekat dengan kami. Ada cukup banyak kepercayan dengan Singapura," kata James.

3. Skema tersebut untuk memenuhi tantangan keamanan negara

Bendera Australia. (Pexels.com/Hugo Heimendinger)

Dalam beberapa tahun terakhir, Canberra telah memulai serangkaian proyek ambisius untuk memperluas kemampuan militernya. Ini termasuk memperoleh kapal selam bertenaga nuklir dan fregat kelas baru.

Pada 2021, Australia meningkatkan hubungan dengan Inggris dan AS, dengan menandatangani pakta pertahanan dan keamanan 'AUKUS' pada 2021. Aliansi tersebut bertujuan untuk menghadapi ekspansi militer China di kawasan Indo-Pasifik. Canberra telah berulang kali menyatakan kekhawtirannya yang semakin besar terhadap ketegasan Beijing. 

Berdasarkan tinjauan strategis terhadap ADF yang dirilis tahun lalu, menunjukkan pertumbuhan dan retensi tenaga kerja pertahanan yang sangat terampil merupakan kunci untuk melawan ancaman tersebut, dilansir BBC.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us