Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Geng Bersenjata Serbu Penjara Haiti, 500 Narapidana Lepas

ilustrasi penjara (unsplash.com/Khashayar Kouchpeydeh)
Intinya sih...
  • Geng bersenjata menyerbu kota Mirebalais di Haiti tengah, mereka menyerang kantor polisi setempat, dan melepaskan sekitar 500 narapidana dari penjara.
  • Para penyerang berasal dari geng 400 Mawozo dan Taliban, bagian dari koalisi geng Viv Ansam yang diperkirakan berusaha menguasai jalan-jalan utama yang menghubungkan wilayah mereka ke pedesaan.
  • Serangan tersebut terjadi hanya beberapa hari setelah Misi Dukungan Keamanan Multinasional (MSS) di Haiti mengonfirmasi bahwa salah satu pasukannya dari Kenya, Benedict Kabiru, ditembak mati dalam serangan geng.

Jakarta, IDN Times - Sejumlah anggota geng menyerbu kota Mirebalais di Haiti tengah pada Senin (31/3/2025). Mereka juga menyerang kantor polisi setempat dan berhasil membebaskan sekitar 500 narapidana dari penjara.

Dilansir dari BBC, para pria bersenjata berat dilaporkan menembaki bangunan dan orang-orang yang lewat, serta membakar gedung dan mobil. Aksi tersebut membuat penduduk setempat panik dan melarikan diri untuk mencari perlindungan.

Juru bicara kepolisian nasional Haiti mengatakan bahwa petugas tambahan telah dikerahkan ke Mirebalais, yang terletak sekitar 50 km di timur laut ibu kota, Port-au-Prince. Polisi mengklaim telah kembali menguasai kota tersebut, namun media lokal memperingatkan bahwa banyak narapidana yang kabur masih berkeliaran.

1. Geng 400 Mawozo dan Taliban merupakan dalang serangan tersebut

Laporan menyebutkan bahwa para penyerang berasal dari geng 400 Mawozo dan Taliban. Keduanya merupakan bagian dari koalisi geng Viv Ansam dan menguasai bagian utara Port-au-Prince. Geng-geng tersebut diperkirakan berusaha menguasai jalan-jalan utama yang menghubungkan wilayah mereka ke pedesaan.

Geng 400 Mawozo dikenal kerap menculik orang untuk mendapatkan uang tebusan. Mereka biasanya menyasar bus-bus yang bepergian ke dan dari ibu kota. Sementara itu, Geng Taliban bermarkas di Canaan, sebuah daerah pinggiran di utara Port-au-Prince.

Geng-geng bersenjata hampir sepenuhnya menguasai ibu kota, namun serangan terbaru ini mengindikasikan bahwa mereka mulai menargetkan kota-kota di wilayah lain di Haiti.

2. Pasukan multinasional belum berhasil menyingkirkan geng di Haiti

Serangan tersebut terjadi hanya beberapa hari setelah Misi Dukungan Keamanan Multinasional (MSS) di Haiti mengonfirmasi bahwa salah satu pasukannya dari Kenya, Benedict Kabiru, ditembak mati dalam serangan geng. Kabiru adalah orang Kenya kedua yang terbunuh saat bertugas di negara Karibia itu.

Pasukan multinasional telah berusaha membantu polisi Haiti untuk memulihkan ketertiban di negara tersebut, namun penduduk setempat menilai kemajuan yang dicapai hingga saat ini masih minim.

“Mereka (MSS) kalah jumlah dan persenjataan. Mereka membutuhkan helikopter untuk bergerak dengan mudah dan aman. Mereka membutuhkan teropong malam, pelindung tubuh, dan mereka membutuhkan lebih banyak personel,” kata William O’Neill, pakar hak asasi manusia PBB, dilansir dari The Guardian.

Ia juga mendesak embargo senjata untuk menghentikan penyelundupan senjata dari Amerika Serikat (AS) ke Haiti.

3. Lebih dari 5.600 orang terbunuh akibat kekerasan geng

Menurut data PBB, kekerasan geng telah menewaskan lebih dari 5.600 orang pada 2024. Selain itu, 2.212 orang juga terluka dan 1.494 lainnya diculik.

Juru bicara PBB, Stéphane Dujarric, mengatakan bahwa kekerasan di Port-au-Prince telah menyebabkan tingkat pengungsian mencapai rekor dan memperparah kondisi kemanusiaan. Ia menyebutkan bahwa hampir 23 ribu orang mengungsi hanya dalam sepekan pada Maret 2025. Selain itu, krisis ini juga telah memutus jalur pasokan penting di seluruh negeri.

“Selain situasi yang mengkhawatirkan di ibu kota, hampir separuh dari seluruh populasi – yaitu 5,5 juta jiwa – mengalami kelaparan, salah satu proporsi tertinggi dalam krisis apa pun di seluruh dunia,” kata Dujarric bulan lalu, dikutip dari CNN.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us