Hamas-Qatar Upayakan Pembebasan Tokoh Fatah Marwan Barghouti

Jakarta, IDN Times - Hamas melakukan upaya intensif bersama Mesir dan Qatar guna membebaskan Marwan Barghouti melalui kesepakatan gencatan senjata Gaza. Nama politikus senior Palestina ini masuk dalam daftar sekitar 100 tahanan politik yang dibahas dalam negosiasi dengan Israel.
Hamas menjadikan pembebasan Barghouti sebagai tujuan utama dalam kesepakatan ini. Dilansir Middle East Eye, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani dan Direktur Intelijen Mesir Hassan Mahmoud Rashad turun langsung mendorong pembebasan Barghouti.
Israel telah merilis daftar 737 tahanan Palestina yang akan dibebaskan dalam fase pertama kesepakatan. Para tahanan politik terkemuka nantinya akan dikirim ke tiga negara, yakni Mesir, Qatar, atau Turki. Kesepakatan gencatan senjata ini rencananya dimulai pada Minggu (19/1/2025).
1. Profil dan perjalanan politik Marwan Barghouti
Marwan Barghouti lahir di kota Kobar, Tepi Barat pada 1962. Pria berusia 64 tahun ini memulai perjalanan politiknya sebagai organisator mahasiswa di Universitas Birzeit pada awal 1980-an dan bergabung dengan faksi politik Fatah.
Israel mendeportasi Barghouti ke Yordania pada 1987. Pria ini baru kembali ke Palestina setelah penandatanganan Perjanjian Oslo tahun 1993. Prestasi politiknya terus menanjak, ia diangkat sebagai Sekretaris Jenderal Fatah pada 1994. Selanjutnya, pada 1996 ia terpilih menjadi anggota Dewan Legislatif Palestina.
Israel menangkap Barghouti pada 2002 dengan tuduhan mengorganisir serangan Brigade Martir Al-Aqsa saat Intifada Kedua. Pengadilan militer Israel menjatuhkan lima hukuman seumur hidup padanya pada 2004. Barghouti sendiri menolak mengakui yurisdiksi Israel atas warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
"Saya memiliki keyakinan tinggi bahwa ayah saya akan kembali ke tengah rakyat Palestina. Sudah saatnya dia berada di antara rakyat Palestina," ujar Arab Barghouti, putra Marwan Barghouti.
2. Barghouti populer di kalangan warga Palestina

Jajak pendapat pada September 2024 menempatkan Barghouti sebagai kandidat terkuat pengganti Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas yang telah berusia 88 tahun. Barghouti konsisten mendapat dukungan tertinggi dalam berbagai survei selama 10 tahun terakhir.
Meski berasal dari Fatah, Barghouti dikenal memiliki hubungan baik dengan Hamas. Tokoh politik senior ini berhasil merangkul dukungan dari berbagai faksi Palestina yang kerap berseberangan pandangan.
Dilansir Reuters, saat ini terdapat 10.400 tahanan Palestina di penjara Israel. Angka ini belum termasuk tahanan yang ditangkap di Gaza selama 15 bulan konflik terakhir. Barghouti sendiri dilaporkan mengalami penganiayaan oleh otoritas penjara dan tidak mendapat perawatan medis setelah serangan 7 Oktober 2023.
Senior Fatah, Awni Almashni menilai Barghouti mampu memperbaiki citra gerakan Fatah yang selama ini dihantui tuduhan korupsi.
"Barghouti adalah satu-satunya tokoh yang mendapat konsensus dari berbagai kubu, mulai dari sayap kiri, Hamas, Jihad Islam, hingga sebagian besar Fatah dan masyarakat biasa," tuturnya.
3. Tokoh-tokoh Palestina lain di penjara Israel
Kabinet Israel menyetujui kerangka pembebasan tahanan setelah rapat maraton selama enam jam. Sebanyak 24 menteri mendukung kesepakatan ini, sementara delapan menteri menentang. Gencatan senjata akan berlangsung selama enam minggu dalam fase pertama.
Dilansir Al Jazeera, kesepakatan melibatkan pertukaran tahanan antara kedua pihak. Israel akan membebaskan tahanan Palestina sebagai balasan pembebasan sandera yang ditahan Hamas di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Beberapa tokoh Palestina lain masih ditahan Israel seperti tokoh Hamas Abdallah Al-Barghouti yang divonis 67 kali seumur hidup dan pemimpin PFLP Ahmed Saadat yang divonis 30 tahun penjara. Selain itu, ada Nael Barghouti yang telah mendekam 44 tahun di penjara Israel dan Hassan Salama dari Hamas.
Otoritas Palestina dilaporkan sempat meminta mediator Gaza mengecualikan Barghouti dari pertukaran tahanan. Permintaan ini muncul karena kekhawatiran pembebasan Barghouti akan mengancam kepemimpinan Presiden Abbas.
Amerika Serikat selaku salah satu mediator mengungkapkan gencatan senjata dijadwalkan mulai Minggu pagi.
Brett McGurk, kepala negosiator AS, meyakini kesepakatan siap diimplementasikan sesuai rencana. Meski begitu, serangan Israel terhadap Gaza masih berlanjut setelah pengumuman gencatan senjata pada Rabu lalu.