Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hubungan Memanas, Iran Ancam Tindak Keras Israel

REUTERS via ANTARANEWS

Jakarta, IDN Times - Iran akan merespons dengan tegas segala tindakan Israel yang menentangnya. Pernyataan itu keluar setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, Tel Aviv tidak akan mengizinkan pengembangan senjata nuklir di Teheran.
 
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Iran melanjutkan program pengayaan uranium hingga 20 persen di fasilitas nuklir. Pengumuman kebijakan bertepatan saat eskalasi ketegangan dengan Amerika Serikat (AS) di penghujung masa jabatan Presiden Donald Trump.

1. Israel sebut pengayaan uranium untuk pengembangan nuklir

Twitter.com/GNN

Netanyahu mengatakan pengayaan uranium yang merupakan bentuk pelanggaran Iran terhadap perjanjian nuklir 2015, dilakukan demi mengembangkan senjata nuklir. Keputusan tersebut mengantarkan Israel pada dilema keamanan, sehingga Netanyahu akan menolak tegas segala upaya pengayaan uranium.
 
Sebaliknya, Iran justru menyatakan mereka tidak pernah mengembangkan senjata nuklir.
 
“Rezim ini (Israel) harus menyadari bahwa setiap agresi terhadap kepentingan dan keamanan Iran, dari sisi mana pun dan dengan cara apa pun, akan menghadapi tanggapan yang tegas dari Iran yang melawan rezim ini (Israel),” kata pejabat keamanan Iran, dikutip dari Reuters, Rabu (6/1/2021).

2. Iran manfaatkan uranium untuk mendesak AS mencabut sanksi ekonominya

Mantan Presiden AS Donald Trump saat melakukan reli kampanye di Bandara Muskegon di Muskegon, Michigan, Amerika Serikat, Sabtu (17/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria)

Pada Selasa (5/1/2021), Iran membeberkan rincian tentang keputusan pengayaan. Teheran mengklaim memiliki kapasitas untuk memproduksi hingga sembilan kilogram uranium yang diperkaya 20 persen setiap bulan.

“Saat ini kami memproduksi 17 hingga 20 gram dari 20 persen uranium setiap jamnya. Kami memiliki kapasitas produksi bulanan delapan hingga sembilan kilogram, untuk mencapai 120 kilogram sesuai ketetapan undang-undang,” kata Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Ali Akbar Salehi.
 
Dilansir dari Associated Press (AP), keputusan pengayaan uranium merupakan strategi Iran untuk mendesak AS supaya mencabut sanksi ekonomi. Di sisi lain, strategi yang sama juga diperuntukkan mendesak presiden terpilih, Joe Biden, mengambil sikap terkait Teheran.

3. AS-Israel-Negara Teluk semakin dekat dengan front anti-Iran

Ilustrasi Bendera Uni Emirat Arab dan Israel (www.cbc.ca)

Salah seorang pejabat Washington menyatakan bahwa AS dengan Israel dan beberapa Negara Teluk telah mencapai terobosan, untuk mengakhiri perseteruan dan semakin dekat dengan pembentukan front anti-Iran.
 
Dengan bantuan AS, Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), dan Mesir akhirnya sepakat mencabut embargo diplomatik, perdagangan, dan perjalanan terhadap Qatar. Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman mengatakan, kesepakatan yang menyatukan visi negara-negara Teluk ini merupakan strategi bersama untuk menghadapi tantangan di kawasan.
 
Di sisi lain, penyelarasan visi tersebut menguntungkan AS yang semakin kuat menancapkan pengaruhnya di kawasan. Sebab, semua negara yang terlibat dalam kesepakatan itu adalah sekutu AS, seperti Qatar yang merupakan tuan rumah pangkalan militer terbesar AS di kawasan, Bahrain adalah rumah bagi Armada kelima Angkatan Laut AS, dan Arab Saudi serta UEA yang menampung banyak pasukan AS.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us