Ibu Hamil Tewas Ditembak oleh Tentara Israel di Tepi Barat

- Perempuan hamil 8 bulan tewas akibat tembakan tentara Israel di Tepi Barat yang diduduki.
- Tentara Israel menghalangi tim medis untuk menyelamatkan bayi yang dikandungnya dan sedang berusaha melarikan diri dari kamp pengungsi.
- Pasukan Israel telah melancarkan serangan besar-besaran ke Tepi Barat yang diduduki sejak 21 Januari 2025, menyebabkan ribuan warga Palestina mengungsi.
Jakarta, IDN Times - Seorang perempuan hamil delapan bulan tewas akibat tembakan tentara Israel di Tepi Barat yang diduduki pada Minggu (9/2/2025). Insiden ini terjadi di tengah meluasnya serangan Israel di wilayah tersebut.
Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan bahwa Sondos Jamal Muhammad Shalabi, 23 tahun, terbunuh saat pasukan Israel sedang menggerebek kamp pengungsi Nur Shams di timur kota Tulkarem. Ia dan suaminya berusaha melarikan diri dari kamp tersebut ketika tentara Israel menembaki mereka.
Suami Shalabi terluka parah akibat serangan tersebut. Sementara itu, bayi yang dikandungnya tak berhasil diselamatkan lantaran militer Israel dilaporkan menghalangi tim medis untuk membawa mereka ke rumah sakit.
1. Militer Israel klaim ada aktivitas mengganggu di kamp pengungsi Nur Shams
Dilansir dari Anadolu, militer Israel melancarkan penggerebekan di kamp tersebut pada Minggu pagi dengan mengerahkan alat berat dan buldoser. Aparat memaksa sejumlah keluarga keluar dari rumah mereka dan mengubah tempat itu menjadi pos militer.
Militer mengklaim operasi itu menargetkan apa yang mereka sebut sebagai "aktivitas mengganggu" di kamp tersebut. Mereka juga telah memberlakukan jam malam di wilayah itu.
Sebelumnya, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan bahwa militer Israel menghalangi tim medis mereka memasuki kamp tersebut meskipun ada laporan korban jiwa.
2. Lebih dari 26 ribu warga Palestina di Jenin dan Tulkarem terpaksa mengungsi
Sejak 21 Januari 2025, pasukan Israel telah melancarkan serangan besar-besaran ke Tepi Barat yang diduduki, menargetkan Jenin dan kamp-kamp pengungsi di Tulkarem serta Far’a di provinsi Tubas. Sejak itu, operasi yang dinamai "Tembok Besi" ini telah menyebabkan lebih dari 26 ribu warga Palestina mengungsi dari rumah mereka di Jenin dan Tulkarem.
Sejak gencatan senjata di Gaza diumumkan bulan lalu, Israel telah meningkatkan frekuensi dan intensitas serangannya di Tepi Barat yang diduduki. Di selatan Tubas, militer Israel telah mengerahkan lebih banyak banyak bala bantuan ke kamp Far’a, sembari terus menghancurkan infrastruktur dan properti milik pribadi.
Penggerebekan terhadap rumah-rumah warga dan interogasi lapangan juga masih berlangsung. Sedikitnya delapan warga Palestina ditangkap di Far'a.
3. Operasi militer di Tepi Barat disebut sebagai bagian dari rencana Israel untuk mencaplok wilayah tersebut
Dilansir dari Al Jazeera, Nour Odeh mengatakan bahwa klaim Israel mengenai operasi militer tersebut untuk memerangi terorisme hanyalah dalih semata. Menurutnya, Tel Aviv sebenarnya telah lama berencana untuk mencaplok wilayah tersebut, bahkan sebelum serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
"Jadi, untuk mencapai tujuan itu, para menteri [Israel] secara terbuka dan berulang kali menyatakan bahwa mereka harus terlebih dahulu menghancurkan gagasan bahwa kebebasan Palestina mungkin terjadi, membersihkan wilayah tersebut dari sebanyak mungkin warga Palestina, dan mendorong migrasi sukarela mereka," katanya, melaporkan dari Amman, Yordania.
Sejak awal 2025, sedikitnya 73 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel di Tepi Barat yang diduduki.