Indonesia Harus Bertindak Cepat Tanggapi Myanmar

Jakarta, IDN Times - Aksi junta militer Myanmar meluncurkan serangan udara ke wilayah Sagaing hingga menewaskan setidaknya 50 orang, mendapat kecaman dari banyak pihak.
Terkait hal ini, pengamat hubungan internasional, Dinna Prapto Raharja menilai bahwa Indonesia, sebagai Ketua ASEAN 2023, harus segera bertindak terkait aksi junta militer Myanmar tersebut.
"Indonesia, sebagai Ketua ASEAN 2023 harus mengambil tindakan cepat selain mengeluarkan pernyataan kecaman, atas nama ASEAN, untuk menghentikan kekerasan di Myanmar," kata Dinna, ketika dihubungi IDN Times, Kamis (13/4/2023).
Dinna menegaskan, aksi junta Myanmar tersebut merupakan pelanggaran terhadap prinsip ASEAN dan menunjukkan bahwa tidak ada kemauan dari junta sendiri untuk menghentikan kekerasan.
1. Junta Myanmar menolak kelompok pro-demokrasi

Aksi serangan udara ini diakui memang dilakukan junta militer untuk mencegah adanya peresmian kantor kelompok pro-demokrasi atau pasukan pertahanan di Desa Pa Zi Gyi, Sagaing.
"Junta sendiri sudah mengakui bahwa serangan kali ini untuk memerangi kelompok yang mereka sebut milisi, di mana mereka tidak menerima kelompok mana pun di luar militer," ucap Dinna.
Menurut Dinna, sistem seperti ini bakal berakibat sangat fatal bagi sebuah negara berdaulat.
2. Office of Special Envoy harus segera merundingkan tindakan selanjutnya

Sementara itu, Indonesia kini bergerak di dalam Office of Special Envoy untuk membantu memulihkan demokrasi di Myanmar.
Dinna berharap, Office of Special Envoy bisa langsung duduk dan mencari solusi dengan adanya insiden terbaru dari junta ini.
"Kami memahami bahwa Office of Special Envoy telah mencoba membawa semua pihak yang berkepentingan di Myanmar ke meja perundingan. Tetapi kebrutalan yang baru saja terjadi ini adalah yang paling mendesak dan harus segera dilakukan brainstorming," tutur dia lagi.
3. Ketua ASEAN keluarkan pernyataan

ASEAN mengutuk keras serangan udara dari militer Myanmar di Desa Pa Zi Gyi, Sagaing ini.
“Segala bentuk kekerasan harus segera diakhiri, terutama penggunaan kekerasan terhadap warga sipil,” sebut ASEAN Chair's Statement atau pernyataan Ketua ASEAN (Indonesia) dikutip dari laman resmi ASEAN, Kamis (13/4/2023).
“Kami menegaskan kembali komitmen ASEAN untuk terus membantu Myanmar dalam mencari solusi yang dapat diterapkan dan bertahan lama, untuk krisis yang sedang berlangsung melalui implementasi penuh dari Lima Poin Konsensus,” lanjut pernyataan tersebut.
Meski demikian, tidak ada pernyataan bersama dari para Menteri Luar Negeri ASEAN terkait insiden ini.