Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Inggris Akan Hadapi Mogok Pekerja Kereta Api Terbesar dalam 30 Tahun

Ilustrasi kereta. (Unsplash.com/Andrey Kremkov)

Jakarta, IDN Times - Pemogokan pekeja kereta api terbesar selama 30 tahun akan dihadapi Inggris, setelah serikat pekerja dan perusahaan operator kereta api pada Senin (20/6/2022) gagal mencapai kesepakatan dalam menyelesaikan perselisihan mengenai gaji dan kondisi kerja.

Mogok kerja ini akan menyebabkan kekacauan transportasi kereta api di seluruh Inggris, karena melibatkan sekitar 40 ribu anggota dari serikat pekerja kereta Api yang disebut RMT, yang bekerja untuk Network Rail dan 13 operator kereta api.

1. Akan ada tiga hari mogok kerja selama 24 jam

Iluatrasi kereta. (Unsplash.com/Tomek Baginski)

Melansir The Guardian, pemogokan ini akan dilakukan selama 24 jam pada Selasa, Kamis, dan Sabtu. Layanan mulai terganggu pada Senin malam, karena hanya satu dari lima kereta yang akan beroperasi pada hari mogok kerja. Aksi diprediksi akan mengacaukan akses perjalanan di Inggris, Wales, dan Skotlandia.

Jadwal khusus kereta telah diluncurkan pada Senin, dengan beberapa layanan malam akan dibatasi hingga Minggu. Pihak operator kereta api telah memberikan saran agar orang-orang tidak melakukan perjalanan yang tidak penting atau tidak menggunakan kereta selama seminggu penuh.

Pemogokan di London Underground akan menghentikan sebagian besar transportasi di ibu kota pada Selasa, karena sekitar 10 ribu anggota serikat RMT akan berhenti bekerja selama 24 jam.

Serikat pekerja TSSA, yang mewakili staf dan manajer ruang kontrol yang turun tangan untuk menjalankan sinyal darurat, telah melakukan pemungutan suara pada minggu lalu yang mendukung aksi mogok kerja. Serikat itu diperkirakan ikut dalam aksi mogok.

Aksi berhenti kerja selama 24 jam ini akan membuat orang menggunakan transportasi lainnya dan menyebabkan jalanan menjadi macet.

2. Serikat pekerja menuduh pemerintah mengagalkan kesepakatan

Ilustrasi di stasiun kereta. (Unsplash.com/Hello Lightbulb)

Melansir BBC, RMT telah meminta kenaikan gaji anggotanya setidaknya sebesar 7 persen untuk mengimbangi melonjaknya biaya hidup. Tapi operator kereta hanya dapat memberikan maksimal kenaikan sebesar 3 persen, dengan syarat mereka juga menerima adanya pemutusan hubungan kerja dan perubahan praktik kerja.

Mick Lynch, Sekretaris Jenderal RMT, mengatakan bahwa perusahaan kereta api berencana menutup setiap kantor tiket.

Lynch telah menuduh bahwa pemerintah telah ikut campur, yang membuat serikat pekerja gagal dalam mencapai kesepakatan dengan pihak bisnis. Tuduhan itu telah dibantah pemerintah.

Pihak oposisi buruh telah menuduh Menteri Tranportasi, Grant Shapps, dan menteri lainnya tidak memberikan perusahaan kereta api kesempatan dalam bernegosiasi.

3. Perdana menteri menganggap aksi mogok akan menyulitkan pemulihan ekonomi

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson. (Twitter.com/Boris Johnson)

Melansir Evening Standard, Perdana Menteri Boris Johnson menganggap mogok kerja ini hanya akan merugikan pekerja karena mengancam pekerjaan, pertumbuhan, dan modernisasi industri kereta api.

Dia menjelaskan bahwa industri kereta api perlu perubahan karena virus corona menyebabkan lebih banyak orang bekerja dari rumah, sehingga pengguna kereta lebih sedikit.

Johnson mengingatkan, aksi ini akan menyulitkan ekonomi yang berusaha pulih setelah pandemik COVID-19. Padahal, dia ingin melihat bisnis di ibu kota berkembang pesat dan mengeluarkan potensi penuhnya.

Dalam rapat kabinet perdana menteri, diperkirakan akan mengecam permintaan kenaikan gaji yang diminta serikat pekerja, yang dianggap terlalu tinggi karena saat ini biaya hidup sedang meningkat.

Harga pangan di Inggris telah mengalami peningkatan tercepat dalam 40 tahun terakhir dan Bank of England memperkirakan bahwa inflasi akan mencapai 11 persen pada musim gugur.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us