Irak Terima 100 Ribu Dosis Vaksin COVID-19 dari Italia

Jakarta, IDN Times - Pihak perwakilan UNICEF pada hari Minggu (12/9) mengumumkan bahwasanya Italia telah berdonasi dengan mengirimkan 100.000 dosis vaksin COVID-19 kepada Irak.
Melalui akun twitter UNICEF Irak, Sheema SenGupta selaku perwakilan UNICEF di Irak mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pemerintah Italia atas bantuan tersebut. Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan jika vaksin adalah untuk melindungi diri sendiri, keluarga dan masyarakat sekitar.
1.Vaksin yang diterima ialah jenis AstraZeneca
Pada Minggu (12/9), Irak menerima sumbangan sebanyak 100.000 dosis vaksin dengan jenis AstraZeneca dari pemerintah Italia.
Langkah bantuan ini dimaksudkan dalam rangka Italia membantu Irak untuk melawan COVID-19 yang kian mengganas. Pengiriman 100.000 dosis vaksin AstraZeneca tersebut diterima Irak melalui fasilitas berbagi vaksin yang dikenal dengan nama Covax.
Bila berdasarkan laporan data yang berada di laman berita Italia, The Local, pihak Kementerian Kesehatan Irak mengungkapkan jika saat ini telah terdapat sekitar 4 juta orang Irak atau sekitar 10 persen dari 40 juta penduduknya yang telah menerima setidaknya satu vaksin virus Corona.
Melalui bantuan tersebut, pihak perwakilan UNICEF di Irak mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pemerintah Italia yang telah mengirimkan bantuan 100.000 vaksin AstraZeneca tersebut untuk Irak. Dengan adanya bantuan vaksin ini, diharapkan kasus COVID-19 di Irak dapat lebih terkendali.
2.Tantangan penerimaan vaksin dan tingginya kasus COVID-19 di Irak

Melansir dari The Guardian, para tenaga kesehatan (nakes) Irak tidak hanya berjuang melawan virus mematikan COVID-19 yang tiap hari terus bertambah.
Melainkan mereka juga sedang melawan skeptisisme yang semakin meluas terutama terhadap vaksin. Hal ini diduga akibat menyebarnya informasi yang salah dan ketidakpercayaan publik terhadap negaranya sendiri.
“Di WHO, kami percaya bahwa kami hanya aman ketika kami semua aman, dan kita akan mengendalikan pandemik ini hanya ketika semua orang yang memenuhi syarat untuk vaksin, telah divaksinasi,” kata Ahmed Zouiten, perwakilan WHO di Irak.
Sejak awal wabah COVID-19, kasus COVID-19 di Irak sendiri telah tercatat sebanyak 1,9 juta kasus dengan kematian yang berada di angka 21.500 jiwa.
Adapun dalam rangka pengendalian virus COVID-19, Irak memulai program vaksinasinya pada bulan Maret. Dengan menggunakan dosis vaksin Pfizer-BioNTech, AstraZeneca dan Sinopharm.
3.Italia berjanji akan menyumbangkan 15 juta vaksin kepada negara-negara berpenghasilan rendah
Nyatanya, jika disesuaikan dengan janji, pemerintah Italia telah berjanji untuk mengirimkan 15 juta dosis vaksin untuk negara-negara yang ada di dunia, terutama bagi negara yang berpenghasilan rendah dan menengah pada akhir tahun 2021. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan pihak UNICEF yang bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Adapun 100.800 dosis AstraZeneca ini merupakan pengiriman ketiga kalinya dari 15 juta tersebut. Dan ke depannya akan terus dilakukan pengiriman sesuai janji pemerintah Italia.
Program bantuan dari Italia ini disinyalir akan dialokasikan melalui program Covax.
Covax merupakan program yang sepenuhnya mendapatkan bantuan dari pihak WHO dan aliansi vaksin Gavi dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi atau Gavi Vaccine alliance and the Colition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI). Adanya program Covax ini dimaksudkan untuk memastikan pendistribusian vaksin COVID-19 yang adil dan sesuai, terutama bagi negara-negara berpenghasilan rendah, dilansir dari The Local.
Sumbangan Italia ini dimulai pada bulan Agustus dan hingga saat ini telah terdapat lebih dari 4 juta dosis yang telah dialokasikan ke negara-negara lainnya.
“Salah satu negara pertama yang menerima dosis yang disumbangkan adalah Vietnam, di mana 800.000 dosis dikirimkan dalam beberapa hari,” ucap Menteri Kesehatan Italia dikutip dari The Local.
Adapun negara-negara lainnya yang akan menerima bantuan dari Italia ini ialah Albania, Indonesia, Iran, Lebanon, Libya dan Yaman.