Irlandia Investigasi X atas Dugaan Penggunaan Data Pribadi

- Irlandia investigasi Twitter atas penggunaan data pribadi warga Eropa untuk melatih AI Grok.
- Uni Eropa dan AS menangguhkan penetapan tarif, namun Irlandia masih khawatir akan dampaknya terhadap investasi.
- Penetapan tarif impor AS 20% berdampak besar pada ekspor Irlandia ke AS, terutama produk farmasi dan investasi teknologi.
Jakarta, IDN Times - Irlandia menginvestigasi perusahaan teknologi X atau Twitter pada Jumat (11/4/2025), atas tuduhan penggunaan data pribadi milik warga Eropa. Data pribadi itu diduga digunakan untuk melatih Grok.
"Kami akan menginvestigasi dugaan akses penggunaan data pengguna platform X di Eropa yang bertujuan melatih model artificial intelligence (AI) Grok," tutur Data Protection Commision (DPC), dikutip Techcrunch.
Sebelumnya, DPC sudah menetapkan denda kepada Microsoft, TikTok, dan Meta terkait kasus serupa. Bahkan, Meta diharuskan membayar hampir 3 miliar euro (Rp57,2 triliun) karena terbukti melakukan pelanggaran.
1. Irlandia sambut baik penundaan tarif AS ke UE
Perdana Menteri Irlandia, Micheal Martin menyambut baik keputusan Uni Eropa (UE) untuk menghentikan sementara penetapan tarif balasan kepada AS. Ia menyebut Irlandia masih belum aman mengenai tarif.
"Kami menyambut baik keputusan AS dan UE untuk saling menangguhkan penetapan tarif. Namun, Irlandia masih jauh dari kata aman ketika ditanya mengenai tarif. Penetapan tarif AS kepada China tetap dapat berdampak pada investasi," tutur Martin, dikutip RTE.
Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Irlandia, Simon Harris mengungkapkan bahwa UE memiliki pandangan yang sama dengan Irlandia. Ia menyebut, Irlandia dan UE akan terus menenangkan situasi ketegangan Eropa dan AS.
"Ini selalu menjadi preferensi kami sebelum ditetapkannya tarif. Jelas bahwa ini bukan posisi AS yang sebenarnya. Setelah diskusi kemarin, sudah dijelaskan kepada kami terkait rencana negosiasi seperti ini," ujarnya.
2. Tarif AS akan berdampak besar pada Irlandia
Penetapan tarif impor AS kepada UE sebesar 20 persen diperkirakan akan berdampak besar terhadap Irlandia. Pasalnya, Irlandia merupakan negara Eropa yang paling bergantung kepada ekspor ke AS.
Pada 2024, ekspor barang dari Irlandia ke AS mencapai 73 miliar euro (Rp1.393 triliun). Nilai ini mencapai satu per tiga dari total ekspor Irlandia.
Melansir BBC, ekspor terbesar Irlandia ke AS adalah produk farmasi dan kesehatan yang naik hingga mencapai dari awalnya 22,4 miliar euro (Rp427 triliun) hingga sedikit di bawah 100 miliar euro (Rp1.980 triliun).
Tak hanya itu, perusahaan teknologi AS juga berinvestasi secara besar di Irlandia dalam beberapa tahun terakhir. Investasi ini memberikan keuntungan besar bagi warga di berbagai kota di Irlandia.
3. Trump sebut Irlandia cerdas dalam menarik investor dari AS

Pada awal Maret, Presiden AS, Donald Trump mengungkapkan bahwa Irlandia pintar dalam menarik investasi ke negaranya. Ia menyesalkan banyaknya perusahaan farmasi AS yang memilih hengkang ke Irlandia.
"Kami memiliki defisit perdagangan yang besar dengan Irlandia. Ini karena Irlandia sangat cerdas. Mereka mengambil perusahaan farmasi kami dari presiden yang tidak tahu apa yang mereka lakukan. Sangat disayangkan ini semua terjadi," terangnya, dilansir Politico.
Ia menambahkan, tidak ingin menciptakan dampak buruk atau mengganggu ekonomi Irlandia. Trump mengakui bahwa sebagian besar warga Irlandia-Amerika memilihnya dalam pilpres 2024.
"Jika saya menarik seluruh perusahaan AS dari Irlandia. Mungkin saya akan kehilangan sebagian suara saya dari warga Irlandia-Amerika. Kami tidak ingin mengganggu Irlandia. Namun, kami hanya menginginkan keadilan," tandasnya.