Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Tahan 2 Anggota Parlemen Inggris, Dicurigai Sebarkan Kebencian

Bandara Ben Gurion di Israel (Chris Hoare, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Israel menahan dan deportasi anggota parlemen Inggris yang berkunjung, dicurigai berencana dokumentasikan kegiatan pasukan keamanan dan menyebarkan kebencian anti-Israel.
  • Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy menyatakan tindakan Israel kontraproduktif, fokusnya tetap pada gencatan senjata dan negosiasi untuk menghentikan perang Gaza.
  • Kendaraan petugas medis Palestina ditembaki oleh pasukan Israel di Gaza selatan, menewaskan 15 orang. Mahkamah Internasional menemukan klaim genosida di Gaza dapat dipercaya.

Jakarta, IDN Times - Israel menahan dan mendeportasi dua anggota parlemen Inggris. Tel Aviv menolak mereka masuk sebagai bagian dari delegasi parlemen Inggris yang sedang berkunjung. Anggota parlemen Partai Buruh Yuan Yang dan Abtisam Mohamed terbang dari London ke Israel pada Sabtu. Mereka ditolak karena dicurigai berencana untuk mendokumentasikan kegiatan pasukan keamanan dan menyebarkan kebencian anti-Israel.

Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy mengatakan, tindakan Israel sangat kontrproduktif. "Saya telah menjelaskan kepada rekan-rekan saya di pemerintah Israel bahwa ini bukanlah cara untuk memperlakukan anggota parlemen Inggris, dan kami telah menghubungi kedua anggota parlemen malam ini untuk menawarkan dukungan kami," katanya, dikutip dari Sky News, Senin (7/4/2025).

Menurutnya, fokus pemerintah Inggris tetap mengamankan kembalinya gencatan senjata dan negosiasi untuk menghentikan perang Gaza.

1. Penting melihat langsung situasi di Palestina

pusat kesehatan UNRWA di Jenin, Tepi Barat, Palestina. (Pierre Marshall, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)

Kedua anggota parlemen Inggris itu mengaku sangat terkejut oleh keputusan Israel. "Kami terkejut dengan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya yang diambil oleh otoritas Israel untuk menolak masuknya anggota parlemen Inggris dalam perjalanan kami untuk mengunjungi Tepi Barat yang diduduki," tulis mereka di X.

Menurut keduanya, sangat penting bagi anggota parlemen melihat secara langsung situasi di wilayah Palestina yang diduduki. "Kami adalah dua dari sekian banyak anggota parlemen yang telah berbicara di parlemen dalam beberapa bulan terakhir tentang konflik Israel-Palestina dan pentingnya mematuhi hukum humaniter internasional," kata mereka.

Tahun lalu, Israel menyatakan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres 'tidak diinginkan' dan melarangnya memasuki negara itu. Dua anggota Parlemen Eropa juga ditolak masuk pada bulan Februari.

2. Israel membunuh petugas medis

Penahanan anggota parlemen Inggris terjadi saat Israel menghadapi reaksi keras setelah video telepon dari salah satu dari 15 petugas medis Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel bulan lalu bertentangan dengan klaim Israel.

Israel mengatakan, kendaraan korban tidak memiliki sinyal darurat saat pasukan menembaki mereka di Gaza selatan.

Rekaman itu menunjukkan Bulan Sabit Merah dan tim Pertahanan Sipil Palestina melaju perlahan dengan lampu kendaraan darurat mereka menyala, logo terlihat, saat mereka berhenti untuk membantu ambulans yang sebelumnya ditembaki.

Kendaraan mereka langsung menjadi sasaran tembakan, yang berlangsung selama lebih dari lima menit dengan jeda singkat, seperti yang ditunjukkan dalam video. Delapan personel Bulan Sabit Merah, enam pekerja Pertahanan Sipil, dan seorang staf PBB tewas dalam penembakan sebelum fajar pada tanggal 23 Maret.

Militer Israel sebelumnya mengatakan bahwa mereka menembaki kendaraan tersebut karena mereka "maju secara mencurigakan" di dekatnya pasukan tanpa lampu depan atau sinyal darurat.

3. Israel melakukan genosida

Serangan Israel ke Gaza pada 5 Februari 2025. (dok. X/@Timesofgaza)

Mahkamah Internasional (ICJ) tahun lalu menemukan klaim bahwa Israel melakukan genosida di Gaza dapat dipercaya dan memerintahkannya untuk menahan diri dari tindakan apa pun yang dapat dianggap sebagai kejahatan semacam itu.

Geoffrey Nice, pengacara hak asasi manusia terkemuka Inggris dan jaksa penuntut utama dalam persidangan Slobodan Milosevic tahun 2002, telah meminta masyarakat internasional untuk memberikan lebih banyak tekanan pada pemerintah Israel agar menjelaskan sepenuhnya perannya dalam pembunuhan petugas medis di Gaza.

Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, Nice mengatakan "akan sangat sulit untuk percaya" bahwa mereka yang terlibat dalam pembantaian pekerja medis adalah "elemen jahat" dari militer Israel.

"Ketika Anda memiliki orang-orang, yang dapat mengirim buldoser dan penggali mereka, orang-orang yang mengirimkan informasi hubungan masyarakat, yang ternyata salah, sangat sulit untuk percaya bahwa ini adalah elemen jahat," katanya.

Menurutnya, tanpa pembenaran yang lebih baik, atau pembenaran apa pun, ini adalah kejahatan perang yang sangat serius. Sejak operasi militer baru pada 18 Maret mengakhiri gencatan senjata jangka pendek dengan Hamas, Israel telah berusaha merebut wilayah di Gaza dan menewaskan 1.309 orang, menurut Kementerian Kesehatan daerah kantong itu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us