Italia Tolak Pengiriman Tentara NATO ke Rusia

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan (Menhan) Italia Guido Crosetto, pada Senin (6/5/2024), menolak usulan pengiriman tentara NATO ke Ukraina. Ia pun menginginkan agar Barat segera mendorong diadakannya negosiasi perdamaian untuk mengakhiri konflik.
Pada Maret lalu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Italia Antonio Tajani sudah menolak rencana pengiriman pasukan NATO ke Ukraina. Ia menekankan bahwa Italia tidak berperang dengan Rusia dan tidak ingin menunjukkan bahwa Roma berperang langsung dengan Moskow.
1. Crosseto sebut sanksi ekonomi Barat ke Rusia gagal
Crosseto menekankan bahwa sanksi ekonomi yang diterapkan Barat kepada Rusia telah gagal menghentikan agresi militer ke Ukraina. Ia menyebut Barat terlalu membesarkan pengaruh ekonominya di dunia.
"Daripada terus memberlakukan sanksi, cara terbaik dalam menyelesaikan krisis ini adalah dengan melibatkan semuanya. Pertama, kita harus mendapatkan sebuah kepercayaan dan kemudian perdamaian akan disetujui," terangnya, dikutip TVP World.
Ia mengungkapkan, Rusia selama ini enggan bernegosiasi dengan Ukraina dalam menyelesaikan perang. Ia pun menilai Barat harus terus mengupayakannya.
"Maka dari itu, ini adalah alasan terbaik bagi kami untuk terus berusaha keras. Kami seharusnya tidak menyerah dengan segala kemungkinan mengenai langkah diplomasi, meskipun dalam kondisi yang sempit," tambahnya.
2. Crosseto tetap tolak pengiriman tentara ke Ukraina
Crosseto menambahkan, rencana Presiden Prancis Emmanuel Macron soal pengiriman tentara ke Ukraina hanya akan meningkatkan ketegangan dengan Rusia dan memperpanjang konflik.
"Posisi kami masih belum berubah. Kami selalu mengatakan bahwa Ukraina memang membutuhkan bantuan dan kami akan membantu dengan berbagai cara yang mungkin. Namun, kami tetap menolak intervensi militer langsung dan melibatkan tentara kami di Ukraina," ungkapnya.
Dilansir Reuters, ia juga mengungkapkan, serangan balik Ukraina ke area pertahanan Rusia pada musim panas tahun lalu adalah sebuah kesalahan di tengah superioritas militer Rusia.
"Saya secara personal sudah memperingatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bahwa ini akan berujung pada kegagalan. Namun, dia tidak mau mendengarkan," sambungnya.
3. Italia akan kirimkan sistem pertahanan udara ke Ukraina
Pekan lalu, Italia menyatakan siap mengirimkan paket bantuan militer baru ke Ukraina. Keputusan ini dalam menanggapi permintaan Ukraina yang tengah menghadapi gempuran serangan udara Rusia di infrastruktur energinya.
Dilaporkan The Kyiv Independent, Italia akan mengirimkan bantuan sistem pertahanan udara SAMP/T ke Ukraina. Langkah ini sebagai bagian dari kerja sama Prancis-Italia dalam pengadaan sistem pertahanan udara pada 2023.
Selain SAMP/T, paket bantuan juga meliputi beberapa senjata baru, seperti misil anti-serangan udara Stringer. Rumor yang beredar, Roma juga akan mengirimkan misil jarak jauh 100-200 Storm Shadow ke Ukraina.