Jepang-Australia Tingkatkan Keamanan di Tengah Kebangkitan China

Jakarta, IDN Times - Jepang dan Australia sepakat untuk meningkatkan kerja sama pertahanan di tengah tantangan keamanan kawasan yang semakin bergejolak. Kesepakatan tersebut ditandai dengan kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Penny Wong dan Menteri Pertahanan (Menhan) Richard Marles.
Kunjungan para pejabat Negeri Kanguru tersebut pun disambut oleh Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida, di Tokyo pada Jumat (9/12/2022).
1. Australia-Jepang bertukar pandangan soal Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka
Pada pertemuan tersebut, Jepang-Australia berbagi pandangan tentang upaya untuk merealisasikan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Hal ini merujuk pada visi yang telah dipromosikan Tokyo bersama Washington sebagai respons atas kebangkitan China, baik dari sektor ekonomi hingga militer yang menantang pengaruh regional Amerika Serikat (AS).
Untuk diketahui, meningkatnya ketegasan China di kawasan Indo-Pasifik telah menjadi tantangan sendiri bagi kedua negara, terutama Jepang yang notabennya merupakan tetangga dari Beijing dan juga saat ini sedang berkonflik perihal sengketa wilayah di Laut China Timur.
Selain itu, kedua negara juga akan memperdalam kerja sama di bidang sumber daya alam dan energi.
2. Konsultasi Menlu dan Menhan Jepang-Australia dalam format 2+2
Setelah bertemu dengan Kishida, di hari yang sama, Wong dan Marles mengadakan pertemuan dengan dua menteri Jepang, yakni Menlu Yoshimasa Hayashi dan Menhan Yasukazu Hamada.
Pertemuan tersebut merupakan konsultasi kesepuluh antar Menlu dan Menhan Australia-Jepang dalam format 2+2. Mereka juga menegaskan Kemitraan Strategis Khusus yang semakin kuat antar Canberra dan Tokyo.
"Jepang dan Australia dipersatukan oleh nilai-nilai bersama, termasuk komitmen teguh terhadap demokrasi, hak asasi manusia, perdagangan bebas, dan tatanan internasional berbasis aturan," kata para menteri dalam pernyataan bersama, dikutip dari laman resmi Menhan Australia.
Selain itu, kedua negara menyarankan agar dapat mendiskusikan pelatihan bersama antara Pasukan Bela Diri Jepang dan Militer Australia, termasuk pelatihan penyebaran jet tempur F-35 Jepang.
Mereka juga menegaskan bahwa Australia dan Jepang akan meningkatkan kerja sama diplomatik dengan negara-negara di kawasan Pasifik dan Asia Tenggara, termasuk di bidang ekonomi, pembangunan, kerja sama keamanan, juga transisi energi.
Para menteri menyetujui penentangan mereka pada setiap upaya sepihak untuk mengubah status quo dengan paksa di Laut China Timur dan Laut China Selatan, kata Menlu Hayashi, tanpa secara eksplisit menyebut Beijing, dikutip dari Kyodo News.
3. Tindak lanjut dari pertemuan Albanese dan Kishida di Perth pada Oktober 2022

Dilansir NHK News, Konsultasi 2+2 terselenggara usai deklarasi bersama tentang kerja sama keamanan yang ditandatangani oleh Kishida dan PM Australia, Anthony Albanese, pada Oktober lalu di Perth.
Deklarasi tersebut menegaskan kembali kemitraan strategis khusus yang kuat dan berkembang antarkedua negara dan komitmen mereka untuk mempercepat upaya mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang stabil, terbuka, dan makmur.
Deklarasi ini akan menjadi panduan kerja sama keamanan dan pertahanan antar-Tokyo dan Canberra untuk tahun-tahun selanjutnya.
Kesepakatan tersebut datang dengan kekhawatiran yang meningkat, di mana China akan meningkatkan provokasi militer terhadap Taiwan usai Presiden Xi Jinping mengamankan periode ketiganya.
Jepang dan Australia juga berkomitmen untuk bekerja dengan mitra guna mewujudkan visi tersebut. Tokyo dan Canberra merupakan bagian dari kerangka kemanan empat arah dengan India dan AS, yang dikenal dengan Quad.