Fakta-Fakta Konflik Suriah yang Memanas Lagi

- Kelompok pemberontak berhasil duduki 32 desa di barat Aleppo, Suriah utara, termasuk pangkalan militer rezim Suriah.
- Lebih dari 14 ribu orang mengungsi akibat pertempuran, dengan empat warga sipil tewas dan setengahnya anak-anak.
- Tentara Nasional Suriah melancarkan operasi melawan rencana kelompok teroris PKK/YPG yang akan membangun koridor teror antara Tel Rifaat dan Suriah timur laut.
Jakarta, IDN Times - Konflik Suriah kembali membara. Dalam sepekan terakhir, kelompok oposisi merangsek masuk Suriah dan berhasil merebut separuh dari Kota Aleppo. Serangan ini menjadi yang pertama sejak 2016.
Dilansir Al Jazeera, Senin (2/11/2024), Suriah telah terlibat perang saudara sejak 2011 dan melibatkan sejumlah pihak asing. Adapun kelompok pemberontak yang terlibat adalah Tentara Pembebasan Suriah (FSA), YPG yang terafiliasi dengan PKK Turki serta Islamic State atau ISIS.
Awalnya perang pecah pada awal 2011 di mana para pemberontak melakukan protes terhadap pemerintahan Presiedn Bashar al-Assad dan terus berkembang menjadi perang besar.
Berikut fakta-fakta terkait konflik Suriah yang kembali pecah.
1. Separuh Aleppo dikuasai

Pada 28 November 2024, kelompok pemberontak berhasil menduduki 32 desa di barat Aleppo, Suriah utara. Wilayah yang diduduki kelompok ini termasuk pangkalan militer rezim Suriah atau Pangkalan 46.
Kelompok bersenjata Hay’et Tahrir al-Sham dan para pasukannya mengklaim telah menyita peralatan militer berat dan kendaraan dari pasukan rezim serta menangkap tentaranya.
Dalam tiga hari terakhir, pasukan pemberontak langsung menuju pusat Aleppo dan menerobos garis pertahanan Hamdaniyah, New Aleppo, serta Zahraa.
Total, saat ini mereka sudah menduduki 108 lokasi termasuk 86 pedesaan di Aleppo dan 22 pedesaan di Idlib.
2. Lebih dari 14 ribu warga mengungsi
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan melaporkan lebih dari 14 ribu orang telah mengungsi akibat pertempuran tersebut. Sekitar setengah dari pengungsi merupakan anak-anak yang terpaksa meninggalkan rumahnya.
Kantor berita SANA melaporkan empat warga sipil termasuk dua mahasiswa tewas ketika asrama universitas di Aleppo terkena tembakan dari pasukan pemberontak.
"Kami takut perang akan pecah dan kami akan terusir dari rumah kami lagi," ungkap Sarmad, warga Aleppo berusia 51 tahun.
3. Tentara Suriah luncurkan operasi lawan kelompok teroris
Tentara Nasional Suriah (SNA) melancarkan operasi untuk melawan rencana kelompok teroris PKK/YPG yang akan membangun koridor teror antara Tel Rifaat dan Suriah timur laut.
Saat pasukan oposisi memulai operasi mereka menuju Aleppo, tentara rezim Suriah kehilangan kendali terhadap sejumlah wilayah penting dalam waktu singkat. Hal tersebut mendorong rezim Suriah untuk mencari dukungan dari organisasi teroris PKK/YPG untuk melawan oposisi yang membuka jalan bagi kelompok teroris tersebut untuk mendapatkan wilayah.
Tentara Nasional Suriah menggagalkan upaya PKK/YPG untuk membangun koridor teror dengan memutus jalur antara Raqqa dan Aleppo, serta memblokir hubungan antara Tel Rifaat dan Suriah timur laut.