Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Joe Biden Cari Dana Rp173 Triliun untuk Bantu Ukraina

Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat menandatangani perintah eksekutif pada Minggu (7/2/2021). (Facebook.com/President Joe Biden)

Jakarta, IDN Times - Gedung Putih akan meminta Kongres untuk memberikan dana bantuan tambahan kepada Ukraina pada tahun fiskal yang dimulai 1 Oktober 2022.

Pemerintahan Joe Biden sedang mencari 11,7 miliar dolar AS (sekitar Rp173 triliun) untuk bantuan keamanan dan ekonomi Ukraina pada kuartal pertama tahun fiskal 2023, kata seorang pejabat senior administrasi pada Jumat (2/9/2022).

Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk mendapatkan 2 miliar dolar AS (sekitar Rp29,7 triliun) untuk mencegah kenaikan biaya energi domestik, jika suatu saat Rusia menahan pasokannya tiba-tiba, dilansir Bloomberg.   

1. Rincian anggaran yang dibutuhkan Gedung Putih

Ilustrasi White House (Unsplash/Stephen Walker)

Pejabat Amerika Serikat (AS) itu mengatakan bahwa dana terkait Ukraina sangat dibutuhkan.

Presiden Biden pada Mei menandatangani undang-undang pada yang menyediakan bantuan senilai 40 miliar dolar AS (sekitar Rp594 triliun) untuk Ukraina. Tapi dana itu hanya dimaksudkan hingga September.

"Sampai saat ini, kira-kira tiga perempat dari dukungan militer dan anggaran langsung yang sebelumnya diberikan Kongres untuk Ukraina telah dicairkan atau diberikan, bahkan diharapkan lebih pada akhir tahun fiskal," kata pajabat itu.

Permintaan pendanaan untuk kuartal pertama tahun fiskal 2023 akan mencari 7,2 miliar dolar AS (sekitar Rp106 triliun) untuk Departemen Pertahanan.

Dari dana tersebut, 4,5 miliar dolar AS (sekitar Rp66 triliun) akan digunakan untuk peralatan Ukraina dan untuk mengisi kembali stok Pentagon, serta 2,7 miliar dolar AS (sekitar Rp40 triliun) untuk dukungan militer, intelijen, dan pertahanan lainnya.

Gedung Putih juga mencari dana 4,5 miliar (sekitar Rp66 triliun) untuk Departemen Luar Negeri dan USAID guna melanjutkan dukungan bagi pemerintah Ukraina.

2. Pemerintahan Biden juga minta anggaran untuk penanganan COVID-19 dan cacar monyet

Presiden AS Joe Biden sedang berjalan ke Kantor Kepresidenan AS yakni Oval Office, Gedung Putih. (Facebook.com/President Joe Biden)

Pemerintah juga merinci prioritas pengeluaran lainnya untuk tahun fiskal mendatang, termasuk pendanaan tambahan untuk memerangi pandemik COVID-19.

Gedung Putih akan meminta 22,4 miliar dolar AS (sekitar Rp332 triliun) untuk pengujian, percepatan penelitian dan pengembangan vaksin, serta langkah antisipasi jika varian baru muncul.

Permintaan itu muncul ketika AS merencanakan kebijakan booster COVID-19 dengan suntikan yang diformulasikan ulang untuk menangani varian Omicron.

Selain itu, pemerintah juga mencari dana 4,5 miliar dolar AS (sekitar Rp66 triliun) untuk memerangi wabah cacar monyet.

3. Prancis juga sampaikan komitmennya untuk Ukraina

Presiden Prancis Emmanuel Macron saat berbicara dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden melalui sambungan telepon pada 11 November 2020. (Facebook.com/Emmanuel Macron)

Selain AS, komitmen soal dukungan kepada Ukraina baru-baru ini juga disampaikan oleh Prancis.

Dilansir AP, Presiden Emmanuel Macron berjanji bahwa Prancis akan memberikan segala bantuan untuk Ukraina dan tidak akan membiarkan Rusia memenangkan Perang.

"Kita tidak bisa membiarkan Rusia memenangkan perang secara militer," kata Macron pada Kamis (1/9/2022).

Selain perang, Prancis juga akan mendukung Ukraina dalam konteks negosiasi dan diplomasi, agar Kiev memiliki daya tawar ketika duduk di meja perundingan dengan Moskow.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us