Jokowi Ajak China Ikut Jaga Keamanan Indo-Pasifik

Jakarta, IDN Times - Presiden Republik Indonesia Joko “Jokowi” Widodo membawa sejumlah agenda dan isu saat bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Chengdu, kemarin. Salah satunya terkait isu ASEAN.
Dalam pertemuan dengan Xi, Jokowi meminta agar China mendukung implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Harapannya, China lewat BUMN serta sektor swastanya, juga berperan aktif dalam ASEAN Indo-Pacific Forum yang digelar pada September 2023 mendatang di Jakarta.
"Selain itu Bapak Presiden juga menyampaikan agar China dapat memberikan dukungan atas kesuksesan pelaksanaan East Asia Summit yang akan dilakukan pada September juga," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, dalam keterangannya, Jumat (28/7/2023).
1. Minta China juga jaga perdamaian di Indo-Pasifik

Jokowi juga mengangkat stabilitas keamanan di Indo-Pasifik dalam pertemuan tersebut. China, ditegaskan Jokowi, juga harus menjaga perdamaian, stabilitas dan kemakmuran kawasan.
“Presiden menyampaikan bahwa rivalitas antara major powers harus dikelola agar tidak menimbulkan konflik yang merugikan kawasan. Beliau menyambut baik dimulainya kembali komunikasi antara China dan Amerika Serikat. Beliau juga menyambut baik penyelesaian panduan percepatan negosiasi Code of Conduct di Laut China Selatan,” ujar Retno.
2. Undangan dari Xi Jinping untuk ke Chengdu
Sementara itu, Jokowi tiba di Chengdu sejak kemarin (27/7/2023), untuk memenuhi undangan Xi. Kunjungan ini juga bertepatan dengan 10 tahun kemitraan komprehensif Indonesia dan China.
"Pertemuan bilateral utamanya membahas penguatan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan, selalu mempertimbangkan pemakaian tenaga lokal dan ramah terhadap lingkungan," kata Retno.
3. China merupakan investor terbesar kedua di Indonesia

Jokowi menjelaskan ke Xi, minat investasi China ke Indonesia cukup besar. Bahkan, dia mengungkap fakta, China merupakan investor terbesar kedua di Indonesia dengan nilai 8,2 miliar dolar AS pada tahun lalu.
"Meski angkanya sudah tinggi, namun kami lihat potensi masih besar dan sangat potensial untuk ditingkatkan lebih jauh lagi. Berbagai sektor investasi yang berpotensi di antaranya energi hijau, fiberglass, kesehatan, dan petrokimia," ujar Retno.