Jurnalis Investigasi Kosovo Diserang Oleh 3 Pria

Pristina, IDN Times - Visar Duriqi, seorang jurnalis Kosovo pada Kamis, 25 Februari tengah malam diserang oleh tiga orang bertopeng di dekat rumahnya. Serangan tersebut dikecam oleh asosiasi jurnalis dan perdana menteri. Pemukulan terhadap jurnalis Kosovo dilaporkan semakin meningkat setiap tahunnya.
1. Duriqi jurnalis yang sedang membahas kasus korupsi

Melansir dari Balkan Insight, Visar Duriqi merupakan jurnalis yang untuk portal berita online lokal yang bernama Insajderi serta menjadi penulis dan produser dalam acara lokal INDOKS. Duriqi dalam pekerjaanya sebagai wartawan telah mengabarkan berita kejahatan dan korupsi untuk INDOKS.
Berdasarkan informasi yang telah diperoleh oleh polisi serangan diduga dilakukan oleh tiga orang, yang mengakibatkan gigi dan hidung Duriqi patah. Berikut pernyataan kepolisian.
“Diduga tiga orang bertopeng menyerang korban dengan tinju di pintu masuk apartemen sehingga mengakibatkan luka badan. Korban dikirim ke UCCK ( University Clinical Center of Kosovo di Pristina), untuk perawatan medis yang diperlukan dan kemudian dia dipulangkan."
Melansir dari VOA News, Jurnalis Insajderi telah beberapa kali mengalami serangan. Pada tahun 2017, direktur Insajderi, Parim Olluri, diserang dan dalam insiden lainnya di tahun yang sama pemimpin redaksi, Vehbi Kajtazi juga diserang. Tidak ada yang bertanggung jawab atas kedua insiden tersebut. Insajderi telah berfokus mengabarkan Insajderi berita kejahatan dan korupsi, yang merupakan masalah utama di Kosovo.
2. Pihak berwenang diminta untuk segera menyelediki dan menemukan pelaku

Pada hari Kamis, European Center for Press and Media Freedom (ECPMF) melalui Twitter telah mendesak kepala jaksa penuntut Aleksander Lumezi untuk segera menyelidiki kasus tersebut dan menangkap pelakunya.
Melansi dari ABC News, pihak berwenang yaitu polisi dan jaksa penuntut telah melakukan penyelidikan, tapi sejauh ini belum diketahui apakah telah menemukan motif penyerangan tersebut.
Serangan tehadap Duriqi telah dikecam oleh Perdana Menteri Avdullah Hoti menyebut serangan itu tidak bisa ditoleransi oleh hukum. Kantor Uni Eropa di Kosovo juga mengecam tindakan penyerangan kepada Duriqi, dan mengatakan bahwa serangan terhadap jurnalis tidak bisa diterima.
Association of Journalists of Kosovo juga telah bereaksi terhadap serangan tersebut dan pada hari Kamis mengatakan, "setiap serangan terhadap jurnalis bertentangan dengan kebebasan berbicara dan demokrasi di negara ini."
3. Kekerasan terhadap jurnalis Kosovo meningkat

Melansir dari VOA News, berdasarkan penyampaian Gentiana Begolli, ketua dari Association of Journalists of Kosovo bahwa serangan terhadap wartawan telah meningkat setiap tahunnya, pada 2018 ada 17 kasus dan 21 kasus pada 2019, dan 24 kasus pada tahun lalu. Namun, Begolli memperkirakan bahwa jumlah kasus bisa saja lebih banyak karena banyak jurnalis yang tidak melaporkan kasusnya, karena impunitas terhadap pelaku.
Pengawas media Reporters Without Borders mengatakan serangan fisik dan verbal merupakan masalah utama yang mempengaruhi media negara. Dalam Indeks Kebebasan Pers Dunia tahunan RSF, Kosovo berada di peringkat 70 dari 180 negara, meningkat lima poin dari tahun lalu.
Berdasarkan laporan Komisi Eropa pada tahun 2020 mengatakan negara tersebut memiliki suasana media yang dinamis, tetapi penegakan hukum perlu berbuat lebih banyak untuk menyelidiki ancaman dan serangan terhadap jurnalis.