Kasus Cacar Monyet di Afrika Meningkat Lebih Dari 500 Persen

- Wabah cacar monyet melanda 19 negara di Afrika
- Jumlah kasus terkonfirmasi di Benua Afrika meningkat lebih dari 500 persen dari tahun sebelumnya
Jakarta, IDN Times - Cacar monyet atau biasa dikenal Mpox, pertama kali terdeteksi pada monyet laboratorium pada 1958. Pekan lalu, Benua Afrika melaporkan sebanyak 2.766 kasus baru dengan kasus terkonfirmasi 1.254 dan kasus kematian baru sebanyak 34.
Berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Afrika, jumlah kasus cacar monyet yang terkonfirmasi di Benua Afrika pada tahun ini mengalami peningkatan hingga lebih dari 500 persen dari total kasus pada tahun 2023. Wabah ini juga melanda 19 negara di Afrika.
1. Sejak awal tahun Afrika telah melaporkan 48.093 kasus dengan lebih dari 1.048 kasus kematian

Pada Kamis (31/10/2024) malam waktu setempat, Kepala Kantor Eksekutif CDC Afrika, Ngashi Ngongo, mengatakan, sejak awal tahun 2024 Afrika telah mencatat 48.093 kasus cacar monyet dengan 10.372 di antaranya telah dikonfirmasi dan lebih dari 1.048 orang meninggal akibat penyakit ini.
"Ketika kami membandingkan (kasus terkonfirmasi yang dilaporkan tahun ini) dengan keseluruhan 2023, itu adalah peningkatan lebih dari 500 persen," ucap Ngongo, dikutip dari ANTARA, Minggu (3/11/2024).
Dia menambahkan, situasi saat ini belum terkendali dan secara umum masih berada dalam angka kenaikan.
2. Sebanyak 19 negara Afrika terdampak cacar monyet

Mauritius menjadi negara Afrika terbaru yang melaporkan kasus cacar monyet sehingga total negara yang terdampak menjadi 19.
Data dari CDC Afrika melaporkan, 85,7 persen dari total kasus cacar monyet dan 99,5 persen dari total kasus kematian akibat wabah ini terpusat di wilayah Afrika Tengah.
Ngongo juga mengatakan, Republik Demokratik (RD) Kongo dan Burundi menyumbang 94 persen dari semua kasus yang terkonfirmasi.
3. WHO menyatakan cacar monyet sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat

Badan kesehatan khusus Uni Afrika (UA) telah mengeluarkan peringatan tentang peningkatan kasus cacar monyet di Liberia dan Uganda.
Menurut Ngongo, penularan lintas batas dan hubungan seksual menjadi faktor risiko yang berkontribusi cepat terhadap penyebaran virus ini di Uganda.
Mpox atau cacar monyet dapat menular melalui cairan tubuh, percikan pernapasan, dan benda yang terkontaminasi lainnya. Infeksi Mpox umumnya ditandai dengan demam, ruam-ruam, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
CDC Afrika menyatakan pada pertengahan Agustus, Mpox yang sedang merebak di Afrika telah mencapai tingkat Darurat Kesehatan Masyarakat yang Mengancam Keamanan Benua (Public Health Emergency of Continental Security/PHECS).
Tidak lama setelah itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan cacar monyet sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC) dan mengaktifkan peringatan global level tertinggi untuk Mpox, kali kedua dalam kurun waktu dua tahun.