Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kebakaran Hutan Landa Selandia Baru, Diperkirakan Padam Bulan Maret

twitter.com/7Dnews

Auckland, IDN Times - Kebakaran hutan ternyata tak hanya terjadi di Amerika Serikat, rupanya kejadian serupa juga terjadi di Selandia Baru. Peristiwa ini sendiri diperkirakan baru padam hingga bulan Maret 2019 ini dan telah menimpa lahan seluas 2.300 hektar. Bagaimana awal ceritanya?

1. Peristiwa ini sendiri dimulai pada hari Selasa kemarin

twitter.com/globeandmail

Dilansir dari The Guardian, peristiwa kebakaran telah merusak sebagian hutan di Selandia Baru selama sepekan terakhir ini dan diperkirakan baru padam di bulan Maret 2019 ini. Petugas pemadam kebakaran berbelok dalam memerangi kobaran api Tasman pada hari Minggu, 10 Februari 2019, malam waktu setempat setelah bekerja selama beberapa hari untuk menahan api yang baru terjadi pada hari Selasa, 5 Februari 2019, lalu. Api telah melahap lahan luas sekitar 2.300 hektar dengan 25 km (15 mil) parameter.

Satu rumah telah hilang dan sekitar 3.000 orang telah dievakuasi dari daerah Wakefield dan Pigeon Valley di ujung utara South Island, Selandia Baru, akibat peristiwa ini. Muncul kekhawatiran pada hari Minggu, 10 Februari 2019, kemarin justru akan memperburuk situasi karena saat itu sempat terdapat angin kencang dan api menjadi semakin meluas. 

Beruntung, kondisi kelembaban yang begitu tinggi membuat para petugas pemadam kebakaran semakin mudah untuk bekerja dalam memadamkan api. Manajer regional kebakaran dan darurat setempat, John Sutton, mengatakan hari Minggu malam merupakan salah satu malam paling sunyi yang dihadapi para petugas pemadam kebakaran dan memungkinkan mereka membawa api di bawah kendali yang besar.

2. Meski demikian, Sutton mengatakan pertarungan ini belum berakhir

twitter.com/deeplookers

Sutton juga mengingatkan bahwa pekerjaan ini masih belum berakhir. "Masih ada banyak sekali panas di sana dan ada banyak daerah yang tidak terbakar. Meskipun saya merasa kita mungkin akan berbelok, akan ada petugas pemadam kebakaran yang bekerja dengan baik hingga Maret," ungkap pernyataan dari John Sutton seperti yang dikutip dari The Guardian

Pihak berwenang bekerja untuk mencoba mengembalikan warga yang dievakuasi ke rumah mereka pada hari Senin, 11 Februari 2019, waktu setempat. Manajer komunikasi Palang Merah Selandia Baru, Ellie van Baaren, mengatakan para pengungsi lelah dan frustrasi. "Ketika Anda harus meninggalkan rumah dan dalam beberapa kasus, ternak dan hewan Anda dan Anda tidak tahu apa yang terjadi pada mereka, dan Anda tinggal bersama teman dan keluarga, maka itu adalah situasi yang tidak pasti bagi semua orang," ungkap pernyataan dari Ellie van Baaren mengenai kondisi para pengungsi yang dikutip dari The Guardian.

3. Api diketahui berasal dari mesin pertanian

twitter.com/Reuters

Banyak sekali daerah yang terkena dampak kebakaran hutan di wilayah Nelson bagian selatan yang biasanya digunakan untuk kehutanan tetapi juga memiliki banyak pertanian kecil. Beberapa ternak juga telah dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Penyebab datangnya api ini sendiri diyakini berasal dari sebuah mesin pertanian yang secara tidak sengaja, namun pihak kepolisian menilai ada dua api kecil yang sengaja dinyalakan saat itu.

Para ahli memperingatkan bahwa kebakaran hutan seperti ini dapat menjadi lebih umum, seperti yang terjadi di Amerika Serikat, karena Selandia Baru menjadi lebih kering dan lebih rentan terhadap kekeringan karena perubahan iklim. "Ada risiko tinggi bahwa apa yang kita dapatkan pada akhirnya adalah bentang alam yang lebih mudah terbakar yang lebih rentan terhadap kebakaran," ungkap pernyataan dari guru besar ilmu lingkungan di University of Auckland, Profesor George Perry, seperti yang dikutip dari The Guardian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Christ Bastian Waruwu
EditorChrist Bastian Waruwu
Follow Us