Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kepolisian Prancis Tahan Pemimpin Pro-Kemerdekaan Kaledonia Baru

Ilustrasi bendera Prancis. (unsplash.com/Rafael Garcin)
Intinya sih...
  • Christian Tein, pemimpin pro-kemerdekaan di Kaledonia Baru, ditahan atas tuduhan kejahatan terorganisir setelah kerusuhan mematikan bulan lalu.
  • Tein ditangkap bersama 10 orang lainnya saat hendak menggelar konferensi pers di kantor CCAT, yang berlokasi di gedung yang sama dengan markas Union Calédonienne.
  • Kerusuhan dipicu keputusan Prancis untuk mengubah aturan pemilu, memicu protes dari penduduk asli suku Kanak yang merasa khawatir langkah ini bakal memperlemah posisi mereka.

Jakarta, IDN Times - Christian Tein, seorang pemimpin pro-kemerdekaan di Kaledonia Baru, wilayah Prancis di Pasifik, telah ditangkap oleh polisi bersama 10 orang lainnya pada Rabu (19/6/2024). Penangkapan ini terkait peran mereka dalam kerusuhan mematikan yang terjadi di wilayah tersebut bulan lalu.

Melansir dari The Guardian, Jaksa Kepala Yves Dupas menyatakan bahwa Tein, pemimpin organisasi Komite Koordinasi Aksi Lapangan (CCAT), ditahan atas tuduhan kejahatan terorganisir. Tuduhan ini memungkinkan penahanan hingga 96 jam.

1. Kronologi penangkapan Christian Tein

Tein ditangkap ketika hendak menggelar konferensi pers di kantor CCAT. Kantor ini berlokasi di gedung yang sama dengan markas Union Calédonienne (UC), partai pro-kemerdekaan terbesar di Kaledonia Baru.

"Polisi memasuki kantor dan mengambil foto, terutama dokumen," kata Reine Hue, pejabat terpilih UC, dilansir dari Al Jazeera.

Meski begitu, Dupas menegaskan bahwa penggeledahan kantor CCAT berlangsung tanpa inside.

Tein dikenal sebagai salah satu tokoh pro-kemerdekaan yang sempat bertemu Presiden Prancis Emmanuel Macron saat kunjungannya ke Kaledonia Baru bulan lalu. Penangkapan ini dilakukan sebagai bagian dari investigasi polisi yang dimulai pada 17 Mei lalu.

Para tahanan diduga berperan sebagai provokator dalam kerusuhan tersebut. Bahkan Menteri Dalam Negeri Prancis, Gérald Darmanin sampai menyebut CCAT sebagai organisasi bergaya mafia.

2. Kecaman dari pihak pro-kemerdekaan

UC mengutuk keras penangkapan yang dianggap sewenang-wenang ini. Mereka mendesak pendukungnya tetap tenang hingga ada kejelasan lebih lanjut tentang proses penangkapan.

"Pemimpin anti-kemerdekaan lokal dan milisi kriminal malah dibiarkan berkeliaran dengan bebas," tuding UC dalam sebuah pernyataan.

Presiden UC, Daniel Goa juga meminta pengunjuk rasa CCAT, termasuk para pemuda, untuk tidak terpancing provokasi. Ia menyerukan semua pihak menahan diri.

Operasi polisi ini berimbas pada penutupan banyak toko, bisnis, dan kantor balai kota Nouméa. Warga khawatir akan terjadi kerusuhan susulan.

3. Reformasi sebagai pemicu kerusuhan Mei lalu

Kerusuhan berdarah yang menewaskan sedikitnya 9 orang dan melukai ratusan lainnya pecah di Kaledonia Baru pada Mei lalu. Kericuhan dipicu keputusan Prancis untuk mengubah aturan pemilu agar warga Prancis yang tinggal di wilayah itu selama minimal 10 tahun bisa ikut memberikan suara.

Penduduk asli suku Kanak merasa khawatir langkah ini bakal memperlemah posisi mereka. Reformasi dianggap berpotensi mempersulit upaya kemerdekaan dari Prancis melalui referendum di masa mendatang.

Kelompok pro-kemerdekaan menuntut agar aturan baru ini sepenuhnya ditarik sebelum perundingan soal masa depan politik Kaledonia Baru dilanjutkan. Sementara, penundaan yang diumumkan Presiden Macron pekan lalu dinilai tak cukup.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us