Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Khawatir Omicron, Selandia Baru Tunda Buka Perbatasan

Ilustrasi orang-orang di bandara. (Unsplash.com/Phil Mosley)

Jakarta, IDN Times - Selandia Baru pada hari Selasa (21/12/2021) mengumumkan rencana penundaan pembukaan kembali perbatasannya secara bertahap hingga akhir Februari karena kekhawatiran akan ancaman dari varian baru virus corona, omicron. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Gugus Tugas COVID-19 Selandia Baru, Chris Hipkins pada konferensi pers di Wellington.

Sebelumnya, pada bulan lalu negara yang dipimpin oleh Perdana Menteri Jacinda Ardern tersebut telah berencana untuk mengizinkan warganya yang tinggal di Australia untuk kembali pulang mulai 16 Januari tanpa harus melalui karantina.

1. Antisipasi dari jauh hari untuk mempersiapkan menghadapi omicron

Seperti yang dilaporkan oleh Reuters, Dalam konferensi persnya dengan wartawan, Hipkins mengatakan bahwa, "Sejauh ini semua bukti menunjukkan omicron sebagai varian COVID-19 yang paling menular."

"Tidak diragukan lagi ini mengecewakan dan akan mengganggu banyak rencana liburan, tetapi penting untuk menetapkan perubahan ini dengan jelas hari ini sehingga mereka dapat memiliki waktu untuk mempertimbangkan rencana tersebut," ungkap Hipkins.

Menurut Hipkins, Tindakan tersebut merupakan tindakan pencegahan karena masih belum jelas seberapa parah dampak dari omicron dan dampaknya terhadap sistem kesehatan sebelum sepenuhnya dipahami.

Hal yang sama diungkapkan oleh Ardern. Dia mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil untuk memberi pemerintah lebih banyak waktu untuk bersiap menghadapi omicron, "Sayangnya ini buka kasus jika (menyebar di Selandia Baru) tetapi ketika... itu sangat mudah menyebar. Jadi kami melakukan segala yang kami bisa guna memastikan kami siap," ungkapnya di Facebook Live.

2. Respon Selandia Baru dalam menghadapi COVID-19 dan memperlambat penyebaran varian omicron

Ilustrasi virus COVID-19. (Unsplash.com/Martin Sanchez)

Dilansir Bloomberg, Berbagai langkah yang dilakukan oleh Selandia Baru untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 dan mencegah omicron, yakni masa karantina akan ditingkatkan dari seminggu menjadi 10 hari. Selain itu, perlindungan perbatasan tambahan mencakup persyaratan tes pra-keberangkatan negatif yang awalnya 72 jam, kini 48 jam sebelum perjalanan.

Pemerintah Selandia Baru juga telah menyetujui untuk memperpendek interval antara suntikan vaksin kedua ke pemberian suntikan booster menjadi empat bulan dari yang sebelumnya enam bulan.

Pemerintah dengan para penasihatnya telah sepakat bahwa sudah waktunya untuk menawarkan vaksinasi kepada anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun, di mana sekitar 476.000 anak dalam rentang usia tersebut akan dapat divaksinasi mulai 17 Januari mendatang.

3. Total lebih dari 13.500 kasus COVID-19 yang telah dikonfirmasi

Ilustrasi peta penyebaran COVID-19 di berbagai negara. (Pexels.com/Anton Uniqueton)

Varian omicron yang pertama kali terdeteksi bulan lalu di Afrika Selatan dan Hongkong, telah menyebar dengan cepat yang menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Sabtu bahwa varian tersebut telah terdeteksi di 89 negara, dikutip dari Al Jazeera (18/12/2021).

Selandia Baru telah melaporkan 22 kasus dengan varian omicron yang semuanya dicatat dari fasilitas karantina perbatasan dan belum ada kasus transmisi lokal.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan Selandia Baru per 21 Desember 2021, total kasus COVID-19 yang dikonfirmasi yakni, 13.589 kasus dan 49 kematian. Untuk vaksinasi, berdasarkan persentase orang yang memenuhi syarat, bahwa terdapat 94 persen populasi yang telah menerima dosis pertama (3.966.212 dosis) dan 90 persen populasi yang telah menerima dosis kedua (3.808.013 dosis).

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us