Korsel Lepas Tembakan Usai Tentara Korut Lintasi Perbatasan

- Militer Korsel tembak peringatan usai 10 tentara Korut lintasi garis demarkasi militer
- Belum diketahui motif pelanggaran, DMZ memiliki 2 juta ranjau dan menjadi perbatasan bersenjata paling lengkap di dunia
- Ketegangan antara Korut dan Korsel meningkat, dengan latihan militer gabungan AS-Korsel direspons Pyongyang dengan kecaman
Jakarta, IDN Times – Militer Korea Selatan (Korsel) mengeluarkan tembakan peringatan usai pasukan Korea Utara (Korut) melakukan pelanggaran di garis demarkasi militer (MDL). Pasukan Korut diketahui melintasi perbatasan pada Selasa (8/4/2025) sore waktu setempat.
"Militer kami menyiarkan peringatan dan melepaskan tembakan peringatan setelah sekitar 10 tentara Korut melintasi MDL di wilayah timur zona demiliterisasi (DMZ) sekitar pukul 5 sore waktu setempat," kata Kepala Staf Gabungan (JCS), dilansir Channel News Asia.
JCS menambahkan bahwa pihaknya kini memantau aktivitas militer Korut, terutama di wilayah perbatasan.
"Militer kami memantau dengan cermat aktivitas militer Korut dan mengambil tindakan yang diperlukan sesuai dengan prosedur operasional," tambahnya.
1. Motif pelanggaran belum jelas

Belum diketahui motif apa yang menyebabkan 10 pasukan Korut melintasi perbatasan. Namun pada Senin, sebanyak 1.500 pasukan bekerja di instalansi kawat berduri sepanjang MDL, saat negara itu melakukan latihan militer.
DMZ merupakan perbatasan sepanjang 248 kilometer dan lebar 4 kilometer. Perbatasan ini menjadi perbatasan bersenjata yang paling lengkap di dunia.
Diperkirakan terdapat 2 juta ranjau yang tersebar di dalam dan di dekat perbatasan, yang juga dijaga oleh pagar kawat berduri, perangkap tank, dan pasukan tempur di kedua sisi. Amunisi tersebut sudah ada sejak Perang Korea pada 1950-an.
Dilansir CTV News, pada Juni tahun lalu, pasukan Korut juga melintasi MDL. Pyongyang beralasan, hal itu tak disengaja karena rambu-rambu perbatasan tak cukup jelas. Korsel juga menembakkan peringatan saat itu. Namun beruntung, konflik tak membesar.
2. Ketegangan Korut dan Korsel meningkat

Ketegangan antara Korut dan Korsel belakangan meningkat. Pada pertengahan Maret, Korsel melakukan latihan militer gabungan dengan AS. Latihan itu direspons Pyongyang dengan kecaman. Ketika latihan dimulai, Korut juga menembakkan rudal ke arah laut Barat.
"Ini adalah tindakan provokatif berbahaya yang memicu situasi akut di semenanjung Korea, yang dapat memicu konflik fisik antara kedua belah pihak melalui satu tembakan yang tidak disengaja," kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Korut, 10 Maret 2025, dilansir France24.
Pemerintah Korut menambahkan bahwa latihan militer antara AS dan Korsel akan meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.
3. Bayang-bayang perang dingin di Korea
Jika di sisi Korsel ada AS, maka di pihak Korut ada Rusia. Diketahui, hubungan kedua negara semakin erat.
Pada Juni, kedua negara meneken Pakta Pertahanan yang memungkinkan kedua pihak saling mendukung satu sama lain.
Dilansir Al Jazeera, perjanjian tersebut diwujudkan oleh Korut salah satunya dengan mengirim 10 ribu pasukan ke Rusia pada Oktober 2024. Sebanyak seribu pasukan tambahan juga dikerahkan pada Februari 2025.
Pejabat pertahanan Rusia juga sempat megunjungi Korut pada akhir Maret lalu. Kunjungan itu dilakukan setelah Korsel menyelesaikan latihan gabungannya bersama AS.