Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Lindungi Pantai dari Invasi China, Taiwan Akan Beli 200 Drone Laut

Bendera Taiwan. (Pixabay.com/Chickenonline)

Jakarta, IDN Times - Taiwan sedang mempertimbangkan untuk membeli 200 drone tempur laut untuk mempertahankan garis pantainya. Drone akan dilengkapi dengan sonar, radar dan senjata yang sedang dikembangkan oleh Chung-Shan Institute of Science and Technology.

Drone tempur telah digunakan secara masif dalam perang Ukraina. Beberapa di antaranya juga mampu mendeteksi serangan dan menargetkan kapal Rusia. Hal itu telah membuat Angkatan Darat dan Laut Taiwan tertarik pada program pengembangan tersebut.

1. Upaya melawan China jika mendekati pulau Taiwan

Drone tempur laut yang dikembangkan Taiwan akan membantu menangkis serangan. Senjata itu juga dapat digunakan untuk misi pertahanan pantai dan mendeteksi kapal selam musuh serta ranjau laut.

Dilansir The Defense Post, seorang pejabat pertahanan yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, Taipei yakin drone laut dapat melawan atau memperlambat kapal China jika mendekati pulau tersebut.

Karena jangkauan drone yang terbatas, direncakan akan dilakukan modifikasi dan meluncurkannya dari kapal angkatan laut yang lebih besar jika memang terjadi serangan.

2. Terinspirasi dari Ukraina

Sekitar 200 drone tersebut diproyeksikan akan diperoleh setelah produksi massal yang dimulai pada 2026.

Taiwan mengklaim sebagai negara pertama yang membentuk unit khusus produksi drone maritim yang canggih dan mematikan.

Dilansir The Telegraph, rencana itu terinspirasi dari Ukraina yang dengan cermat menggunakan teknologi drone inovatif untuk mempertahankan wilayahnya dari Rusia yang jauh lebih besar.

Pembuatan drone telah diperintahkan oleh mantan Presiden Tsai Ing Wen dua tahun lalu. Langkah tersebut untuk menutup kesenjangan besar antara Taipei dan program drone Beijing.

3. Upaya China menyatukan Taiwan bersifat koersif

ilustrasi kapal perang China (youtube.com/NavyRecognition)
ilustrasi kapal perang China (youtube.com/NavyRecognition)

Tahun lalu, Taiwan tercatat memiliki empat jenis drone dengan jumlah armada ratusan. Di sisi lain, China memiliki puluhan ribu drone di lebih dari 50 jenis yang berbeda, termasuk pengintai jarak jauh bertenaga jet.

Direktur Jenderal Biro Keamanan Nasional, Tsai Ming Yen, mengatakan bahwa Beijing kemungkinan akan meningkatkan kampanyenya di Selat Taiwan.

Dilansir Taipei Times, upaya China untuk menyatukan Taiwan bersifak koersif. Hal itu disampaikan Tsai pada pertemuan dengan Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Nasional di badan legislatif Taiwan.

"Saat ini tidak ada informasi intelijen yang mengindikasikan akan terjadi perang di Selat Taiwan," kata Tsai.

Tapi dia berjanji akan terus memantau pergerakan militer China. Beijing dinilai terus melakukan intimidasi militer dan hal itu telah jadi peristiwa yang normal. Setidaknya, China melakukan patroli kesiapan tempur setiap tujuh atau 10 hari dengan jet tempur dan kapal perang di Selat Taiwan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us