Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Marinir Sri Lanka Temukan 14 Jenazah di Kapal China yang Karam 

ilustrasi kapal di tengah badai (unsplash.com/sebbill)

Jakarta, IDN Times - Marinir Sri Lanka menemukan 14 jenazah yang menjadi korban kapal nelayan berbendera China yang karam di Samudera Hindia. Pencarian terhadap korban dari kapal yang tenggelam pada 16 Mei 2023 lalu itu, rencananya dihentikan Rabu (25/5/2023).

Tim penyelam dari marinir Sri Lanka awalnya menemukan dua jenazah dari korban tenggelamnya kapal Lu Peng Yuan Yu 028, pada Senin (22/5/2023). Keesokan harinya, mereka menemukan 12 jenazah lainnya.

Sebanyak 14 jenazah ditemukan setelah marinir Sri Lanka ikut dalam misi penyelamatan dan menjelajahi area seluas 50 hingga 64 ribu kilometer persegi. Seluruh jenazah ditemukan terperangkap di dalam kapal, menurut otoritas China dilansir Malay Mail.

1. Ada 17 WNI di dalam kapal nahas itu

Ilustrasi kapal (Pixabay/larsen9236)

Dalam kapal tersebut, ada 39 kru yang menumpanginya. Sebanyak 17 kru ternyata berasal dari Indonesia pula.

Hingga kini, 14 jenazah yang ditemukan belum diketahui identitas dan dari mana berasal. Perlu otopsi lebih lanjut untuk memastikan identitas dari 14 jenazah tersebut.

2. Jenazah sudah mengalami dekomposisi

ilustrasi pesisir Samudra Hindia (Pixabay.com/GailBotha)

Kondisi jenazah yang ditemukan marinir Sri Lanka, sudah mengalami pembusukan. Beberapa bagian tubuh dari 14 jenazah itu mulai mengalami dekomposisi.

"Karena dekomposisi dan potensi bahaya kesehatan, ada risiko mengangkat jenazah. Apalagi, peralatan yang dimiliki oleh militer terbatas," begitu pernyataan resmi marinir Sri Lanka.

3. Otoritas China duga tak ada penyintas

Kapal Coast Guard China-5202 membayangi KRI Usman Harun-359 saat melaksanakan patroli mendekati kapal nelayan pukat China yang melakukan penangkapan ikan di ZEE Indonesia, utara Pulau Natuna. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Sebenarnya, otoritas China sudah pesimis ada penyintas dalam insiden karamnya kapal ini. Dari analisis mereka, badai Fabian yang memicu gelombang setinggi tujuh meter dan kecepatan angin mencapai 120 kilometer per jam, membuat kapal hancur lebur saat terbalik.

Kondisi air dengan suhu ekstrem, juga membuat mereka tak yakin ada manusia yag bisa bertahan. Dan, dari apa yang ditemukan sampai sekarang, analisis otoritas China mendekati kenyataan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us