Menlu Sugiono Paparkan Apa Saja Tugas 3 Wamenlu RI

- Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, memaparkan tugas wakil menteri luar negeri Anis Matta, Arrmanatha Nasir dan Arif Havas Oegroseno.
- Arrmanatha akan fokus pada bidang internal dan multilateral, Anis Matta pada urusan dunia Islam, dan Arif Havas untuk urusan bilateral dan perjanjian internasional.
- Kemlu RI membentuk Direktorat Jenderal Hubungan Ekonomi dan Pembangunan Internasional untuk memperkuat koordinasi hubungan ekonomi luar negeri.
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono akhirnya memaparkan tugas para wakil menteri luar negeri di bawah kepemimpinannya saat ini. Adapun tiga wakil menteri luar negeri saat ini yang menjabat adalah Anis Matta, Arrmanatha Nasir dan Arif Havas Oegroseno.
“Saya setelah dilantik ini langsung 24 hari di luar negeri jadi belum sempat orientasi. Jadi Pak Wamen Arrmanatha akan lebih banyak aktif di bidang-bidang sifat internal dan multilateral. Lalu Pak Anis Matta tentu saja nature-nya beliau ini banyak mengurusi hal-hal yang sifatnya dengan dunia Islam,” kata Sugiono, dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR RI, di Jakarta, Senin (2/12/2024).
“Kemudian Pak Arif Havas, beliau kami tugaskan lebih banyak untuk urusan bilateral dan perjanjian-perjanjian internasional,” ungkap Sugiono.
Dalam rapat kerja perdana ini, Sugiono didampingi oleh jajaran direktur jenderal Kementerian Luar Negeri RI serta para wakil menteri luar negeri.
1. Ada direktorat jenderal baru di Kemlu

Sugiono juga memaparkan bahwa Kemlu RI memutuskan untuk mengadakan direktorat jenderal baru yaitu Direktorat Jenderal Hubungan Ekonomi dan Pembangunan Internasional.
“Direktorat baru ini kami bangun dalam rangka memperkuat koordinasi dan sinkronisasi hubungan ekonomi luar negeri serta kerja sama pembangunan internasional,” ucap dia.
“Karena ada beberapa evaluasi mekanisme dan proses selama ini ujungnya akan melibatkan Kemlu. Jadi kami nilai Kemlu memahami semua proses dari awal hingga akhir, dan jika nantinya ada fasilitas yang perlu kami lakukan atau bantuan, kita semua sudah aware,” lanjut Sugiono.
2. Dunia sedang penuh tantangan

Mengawali paparannya di Komisi I, Sugiono menyatakan bahwa saat ini dunia tengah penuh tantangan dan semakin menajam rivalitas geopolitik.
“Belum tahu ujungnya di mana seperti konflik Ukraina, TImur Tengah, Palestina dan Gaza. Kemudian diperparah situasi perubahan iklim, krisis pangan energi dan krisis akses terhadap air bersih,” tuturnya.
“Ada juga semakin meningkatnya trade barrier antara negara-negara di dunia. Kemudian situasi di Indo Pasifik ada eskalasi yang bisa saja meningkat sewaktu-waktu, dan perkembangan beberapa waktu belakangan ini, ancaman konflik terbuka semakin ada,” lanjut Sugiono.
3. Pendekatan efektif Indonesia

Melihat hal tersebut, Sugiono menyatakan Indonesia ingin menunjukkan posisi sebagai tetangga yang ingin baik dengan semua negara-negara di sekitar.
“Kita ingin menjalankan politik luar negeri kita yang bebas dan aktif dalam arti kita tidak bergantung dengan blok atau pakta militer mana pun tapi aktif menjalin kerja sama dan kolaborasi yang merupakan tema utama dari hubungan luar negeri kita di regional dan global,” tegasnya.