Menteri Israel Dilempari Botol saat Kunjungan ke Dekat Kampus Yale

Jakarta, IDN Times - Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, dilempar botol air oleh demonstran pro-Palestina saat meninggalkan acara di dekat kampus Universitas Yale, Connecticut, Amerika Serikat, Rabu (23/4/2025). Insiden terjadi di luar gedung Shabtai, organisasi diskusi intelektual Yahudi yang berbasis di Yale namun tidak terafiliasi resmi dengan universitas.
Lebih dari 300 demonstran berkumpul di luar gedung Shabtai selama beberapa jam. Mereka mengibarkan bendera Israel dan Palestina sambil meneriakkan seruan-seruan menentang kehadiran Ben-Gvir. Sebelum pelemparan botol, para demonstran telah mendirikan perkemahan kecil di sekitar kampus Yale sebagai bentuk protes.
Ben-Gvir keluar dari gedung tersenyum dan melambaikan tangan kepada demonstran. Kantor Ben-Gvir melaporkan bahwa menteri tersebut tidak mengalami cedera. Ben-Gvir justru memberikan tanda "V" pada demonstran yang kantornya sebut sebagai tanda kemenangan.
1. Yale bubarkan organisasi mahasiswa pro-Palestina
Melansir Al Jazeera, Yale mencabut status organisasi mahasiswa dari Yalies4Palestine karena menyebarkan seruan di media sosial mengajak bergabung dalam demonstrasi. Pihak universitas juga memberikan peringatan tertulis kepada mahasiswa yang sebelumnya melanggar kebijakan kampus.
Seorang pria yang bukan mahasiswa ditangkap polisi setelah menendang mobil-mobil yang lewat di sekitar lokasi protes. Pelaku didakwa atas perilaku tidak tertib dan mengganggu petugas keamanan.
Yale sedang menyelidiki dugaan perilaku antisemitisme selama demonstrasi. Pihak kampus juga mengeluarkan kartu berisi kode QR yang terhubung ke kebijakan kampus tentang aturan berkumpul.
"Yale mengutuk antisemitisme dan akan meminta pertanggungjawaban mereka yang melanggar kebijakan kami melalui proses disiplin," kat pihak Yale, dilansir CNN.
2. Penentangan terhadap kunjungan Ben-Gvir
Kedatangan Ben-Gvir mendapat tentangan keras dari berbagai pihak. Ia sendiri pernah dilarang bertugas di militer Israel karena dianggap terlalu ekstrem.
Lebih dari 40 alumni Yahudi Yale menulis surat menentang undangan kepada Ben-Gvir. Mereka menyebut pandangan Ben-Gvir bertentangan dengan nilai-nilai Yahudi. Dua puluh tokoh agama Yahudi lulusan Yale juga menyebut Ben-Gvir sebagai ancaman bagi seluruh warga Israel dan Palestina.
Kunjungan ini merupakan perjalanan resmi pertama Ben-Gvir ke AS sejak bergabung kembali dengan pemerintahan PM Benjamin Netanyahu pada Maret. Sebelum ke Yale, Ben-Gvir mengunjungi kediaman Presiden AS Donald Trump di Mar-a-Lago dan bertemu pejabat senior Partai Republik.
"Membubarkan kelompok tidak akan menghentikan gerakan. Mereka tidak bisa membungkam kami. Bebaskan Palestina," tulis Yalies4Palestine menanggapi pembubaran organisasi mereka, dilansir NYT.
3. Organisasi Yahudi dukung tindakan kampus
Satuan Tugas Antisemitisme federal AS mengawasi perkembangan situasi di Yale. Lembaga ini mendukung tindakan Yale dalam menangani demonstrasi namun tetap waspada terhadap perkembangan selanjutnya.
Ribuan alumni Yale menandatangani surat kepada presiden universitas meminta perlindungan tekanan pemerintah federal. Demonstrasi ini mirip dengan protes tahun lalu yang berujung penangkapan 45 orang.
Direktur eksekutif Slifka Center, pusat kegiatan mahasiswa Yahudi di Yale, mendukung respons tegas universitas terhadap demonstrasi. Organisasi ini mengecam pendirian kemah protes yang dinilai mengingatkan pada demonstrasi tahun lalu.
"Pemberian sanksi disiplin oleh Yale minggu ini merupakan langkah yang tepat dalam melindungi kampus dan seluruh mahasiswa dari pelanggaran kebijakan," tulis Cohen pada Kamis (24/4/2025).