Mulai Kondusif, Ekuador Longgarkan Aturan Jam Malam

Jakarta, IDN Times - Presiden Ekuador Daniel Noboa, pada Selasa (23/1/2024), mengklaim militer sukses mengurangi kasus kekerasan di negaranya selama 2 pekan terakhir. Ia pun menginstruksikan pelonggaran aturan jam malam di beberapa wilayah yang sudah kondusif.
Sejak 2 pekan terakhir, Ekuador sudah menetapkan konflik internal di tengah krisis keamanan imbas teror geng narkoba. Bahkan, sejumlah geng kriminal mengancam akan terus menebar teror apabila pemerintah tetap menerapkan kebijakan baru terkait keamanan.
1. Mengkategorikan jam malam sesuai kondisi keamanan
Noboa mengatakan bahwa semua warga perlu kembali beraktivitas seperti semula. Ia pun menyebut kondisi di negaranya sudah mulai membaik dalam 2 pekan terakhir usai dilanda serangan terorisme dari geng kriminal.
"Semua orang butuh kembali bekerja dan pariwisata Ekuador juga perlu kembali berjalan. Ini adalah sinyal kepada dunia bahwa sekarang situasi di Ekuador sudah membaik dibanding sebelumnya," terangnya, dilansir France24.
"Tentara sudah melakukan tugasnya dengan baik dan berhasil mengurangi kasus kekerasan dan kematian dalam beberapa pekan ini. Ini adalah indikator yang penting dan kami harus mengembalikan kedamaian di beberapa area," sambungnya.
Dilaporkan Deutsche Welle, Noboa menginstruksikan pelonggaran jam malam dari 6 jam menjadi 5 jam di 14 provinsi yang masuk kategori sangat berbahaya dari pukul 23.00 hingga 05.00. Area tersebut termasuk pelabuhan Guayaquil yang jadi lokasi utama penyelundupan narkoba.
Pada area kategori medium akan diberlakukan jam malam selama 3 jam mulai pukul 02.00-05.00 waktu setempat. Sedangkan area dengan risiko keamanan rendah tidak lagi diberlakukan aturan jam malam.
2. Terdapat penurunan kasus pembunuhan akibat kekerasan

Kepala Polisi Nasional Ekuador Cesar Zapata mengatakan, terdapat pengurangan kasus kekerasan dan pembunuhan yang cukup signifikan di Ekuador selama masa darurat yang berlangsung 2 pekan terakhir.
"Di tengah keadaan darurat yang ditetapkan pada 8 Januari lalu, terdapat tren penurunan kasus kematian akibat kekerasan di Ekuador yang rata-rata menjadi 10,8 per harinya. Pada 1-8 Januari, jumlah pembunuhan akibat aksi kekerasan rata-rata mencapai 27,6 per harinya," terangnya, dikutip Infobae.
Di sisi lain, Kementerian Pendidikan akan memberlakukan kembali pembelajaran tatap muka pada Rabu (24/1/2024) di seluruh institusi pendidikan di 125 distrik di seluruh Ekuador, termasuk di ibu kota Quito.
Sejauh ini, sudah ada 70 persen sekolah di Ekuador yang memberlakukan pembelajaran tatap muka usai pembukaan tahap kedua. Sedangkan, sekolah di El Oro dan Orellana masih diharuskan belajar secara online.
3. AS kirim bantuan militer ke Ekuador dengan pesawat Ukraina
Pada hari yang sama, Ekuador sudah mengumumkan kedatangan bantuan militer dari Amerika Serikat (AS), sebagai bagian dari kerja sama kedua negara dalam meringkus geng kriminal bersenjata.
Dilaporkan Ecuador Times, bantuan tersebut meliputi pengiriman lebih dari 20 ribu rompi anti-peluru untuk Polisi Nasional Ekuador. Selain itu, terdapat donasi sebesar 1 juta dolar AS (Rp15,7 miliar) untuk alat-alat keamanan, termasuk ambulans dan kendaraan logistik pertahanan.
Washington juga mengumumkan akan menambah personel FBI di negaranya untuk membantu polisi dan Kejaksaan Ekuador. Personel Departemen Keamanan Negara juga sudah dikerahkan untuk melatih polisi di negara Amerika Selatan itu.
Pengiriman bantuan militer dari AS ini menggunakan pesawat buatan Ukraina, Antonov An-124, yang tiba di lapangan udara Guayaquil pada Senin malam.