Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PBB Cari Bantuan Rp65,2 Triliun untuk Dukung Ukraina

ilustrasi bendera Ukraina.(pexels.com/Trey Musk)

Jakarta, IDN Times - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan meminta bantuan dana sebesar 4,2 miliar dolar AS (Rp65.2 triliun) untuk membantu orang-orang di Ukraina dan pengungsi di luar negeri tahun ini.

PBB mengatakan orang-orang yang berada di garis depan pertempuran Ukraina telah kehabisan sumber daya mereka yang terbatas. Badan tersebut juga mengatakan banyak pengungsi yang rentan.

Gelombang serangan baru-baru ini telah menimbulkan kerugiaan sipil akibat perang. Musim dingin telah meningkatkan kebutuhan akan bantuan manusia, kata Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB dan badan pengungsi PBB di Jenawa.

“Di kota-kota dan desa-desa yang berada di garis depan, masyarakat telah kehabisan sumber daya mereka yang terbatas dan bergantung pada bantuan untuk bertahan hidup,” tulis pernyataan tersebut pada Senin (15/1/2024), dikutip Associated Press.

1. Rp48,1 triliun akan digunakan untuk membantu 8,5 juta orang di Ukraina

3,1 miliar dolar AS (Rp48,1 triliun) dari total bantuan dimaksudkan untuk membantu sekitar 8,5 juta orang di Ukraina. Sisanya, 1,1 miliar dolar AS (Rp17.09 triliun) akan disalurkan untuk pengungsi dan komunitas yang berada di luar Kiev.

Ukraina telah menjadi sasaran serangan besar-besar Rusia pada baru-baru ini. Lebih dari 500 drone dan rudal ditembakkan Moskow antara 29 Desember 2023 dan 2 Januari 2024, kata para pejabat di Ukraina.

“Ratusan ribu anak-anak tinggal di komunitas yang berada di garis depan perang, ketakutan, trauma dan kehilangan kebutuhan dasar mereka. Fakta itu saja seharusnya memaksa kita melakukan segala yang kita bisa untuk memberikan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Ukraina,” kata kepala kemanusiaan PBB, Martin Griffiths.

“Rumah, sekolah, dan rumah sakit berulang kali terkena dampaknya, begitu pula sistem air, gas, dan listrik,” kata Griffiths. “Tatanan masyarakat sedang diserang dengan konsekuensi yang menghancurkan,” imbuhnya.

2. Hampir 2 tahun Rusia menginvasi Ukraina

Ilustarsi bendera Rusia.(pexels.com/Сергей Велов)

Setelah hampir dua tahun Rusia melancarkan invasinya di Ukraina, PBB mengatakan 14,6 juta orang di negara tersebut membutuhkan bantuan manusia. Sementara, sekitar 6,3 juta orang telah meninggalkan Ukraina dan menjadi pengungsi.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy akan melakukan perjalanan ke Swiss pada Senin. Pengumuman itu muncul selang beberapa saat setelah Prancis dan Jerman menegaskan kembali dukungan mereke terhadap Ukraina.

“Kami sepenuhnya sepakat... bahwa kami harus mendukung Ukraina selama diperlukan,” kata Menteri Luar Negeri Prancis, Stephane Sejourne kepada wartawan di Berlin, bersama Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, dikutip DW.

3. Banyak pengungsi Ukraina yang rentan

UNHCR Ukraina saat memberikan bantuan kepada warga.(twitter.com/UNHCR Ukraine)

PBB mengatakan hanya separuh dari anak-anak pengungsi Ukraina terdaftar di sekolah negara tersebut. Sementara seperempat dari total pengungsi kesulitan untuk mengakses layanan kesehatan.

Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi mengatakan, hanya 40-60 persen dari total pengungsi yang bekerja. Banyak dari mereka masih rentan dan tidak memiliki sarana untuk menghidupi diri mereka sendiri.

“Negara-negara tuan rumah terus memperluas perlindungan dan memasukkan mereka ke dalam masyarakat, namun banyak pengungsi yang rentan masih membutuhkan bantuan. Mereka tidak perlu merasa terdesak untuk kembali karena mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup di pengasingan,” kata Grandi.

“Semua pengungsi harus dibantu dan diberi kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan bakat mereka guna mempersiapkan mereka untuk kembali secara sukarela jika situasinya memungkinkan,” katanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us