Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PBB: Polusi Udara Ancam 11 Juta Anak di Paksitan

Potret kota Lahore di Pakistan. (unsplash.com/Syed Bilal Javaid)

Jakarta, IDN Times - Badan PBB untuk Anak-anak (UNICEF), pada Senin (11/11/2024), memperingatkan bahwa kesehatan 11 juta anak di provinsi Punjab, Pakistan berada dalam bahaya karena polusi udara.

Sejak bulan lalu, kabut asap beracun telah menyelimuti ibu kota provinsi Lahore, dan 17 distrik lainnya di Punjab. Pejabat kesehatan mengatakan lebih dari 40 ribu orang telah dirawat karena penyakit pernapasan, Associated Press melaporkan.

Selama berhari-hari, konsentrasi partikel mikro polutan PM2,5 di Punjab telah puluhan kali lebih tinggi daripada yang dianggap dapat ditoleransi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Menurut WHO, polusi udara dapat memicu stroke, penyakit jantung, kanker paru-paru, dan penyakit pernapasan lainnya. Hal ini khususnya berdampak buruk bagi anak-anak, bayi, dan orang tua.

1. UNICEF desak Pakistan untuk bertindak lebih besar hadapi darurat polusi udara

Perwakilan UNICEF di Pakistan, Abdullah Fadil, menyerukan pemerintah untuk melakukan upaya yang lebih besar dan mendesak, guna mengurangi polusi udara bagi 11 juta anak yang terkena dampak.

"Sebelum tingkat polusi udara yang memecahkan rekor ini, sekitar 12 persen kematian pada anak-anak di bawah usia 5 tahun di Pakistan disebabkan oleh polusi udara," ujarnya dalam sebuah pernyataan.

"Dampak dari kabut asap yang luar biasa tahun ini akan membutuhkan waktu untuk dikaji, tetapi kita tahu bahwa peningkatan jumlah polusi di udara hingga dua kali lipat dan tiga kali lipat akan berdampak sangat buruk, terutama bagi anak-anak dan perempuan hamil," sambungnya.

Menurut skala Indeks Kualitas Udara (AQI) internasional, nilai indeks 300 atau lebih tinggi adalah berbahaya bagi kesehatan. Sementara, Pakistan secara secara berturut-turut memiliki nilai lebih dari 1.000 pada skala tersebut.

2. Pakistan tutup akses ke layanan publik

Pemerintah Pakistan telah menutup sekolah hingga 17 November di beberapa wilayah Punjab. 

"Anak-anak terus-menerus batuk, mereka terus-menerus alergi. Di sekolah-sekolah, kami melihat sebagian besar anak-anak jatuh sakit," kata Rafia Iqbal, seorang guru sekolah dasar di kota yang berbatasan dengan India, dikutip dari Al Jazeera.

Pihak berwenang pada 8 November telah memerintahkan penutupan semua taman dan museum selama 10 hari. Juga, mendesak masyarakat untuk menghindari perjalanan yang tidak perlu.

3. Faktor-faktor penyumbang polusi udara di Pakistan

Ilustrasi bendera Pakistan. (unsplash.com/Abuzar Xheikh)

Lahore merupakan rumah bagi lebih dari 14 juta jiwa, di mana kota tersebut dipenuhi pabrik-pabrik yang secara rutin menempati peringkat di antara kota-kota paling tercemar di dunia.

Tidak hanya berjibaku melawan emisi industri dan kendaraan, kota itu juga menghadapi kabut asap yang terutama disebabkan oleh pembakaran tunggul oleh petani di Pakistan dan negara tetangga India, guna membersihkan ladang mereka untuk dibajak.

Menurut Departemen Perlindungan Lingkungan Hidup di Punjab, Multan tetap menjadi kota paling tercemar pada Senin, dengan AQI sekitar 800. 

Pemerintah telah memerintahkan penggunaan masker secara wajib, namun seruan itu diabaikan secara luas oleh masyarakat. Pemerintah pun mengatakan, pihaknya sedang mencari metode untuk mendorong hujan buatan guna mengatasi polusi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us